Fenomena gadget (gawai, smartphone, pad, tablet, laptop) tidak hanya melanda kaum dewasa, tapi juga mulai menindas anak-anak bahkan balita.
Para orang tua dengan ikhlas memfasilitasi keberadaan gadget di tangan si kecil, dan dengan bangganya memamerkan kepiawaian mereka dalam memainkan gadget di depan umum.
Gadget hanya memberikan stimulasi visual, pendengaran dan logika, TANPA interaksi dengan orang lain, kemampuan bicara atau kemampuan bahasa, motoric dan emosi
Menurut para ahli tumbuh kembang anak, gadget hanya memberikan stimulasi visual, pendengaran dan logika, TANPA melibatkan beberapa eleman penting dalam proses STIMULASI, yaitu interaksi dengan orang lain, kemampuan bicara atau kemampuan bahasa, motoric dan emosi
Selain “mal-stimulasi” diatas, gadget bisa menyebabkan beberapa dampak negatif, antara lain:
1. OBESITAS
Berbagai aplikasi baik itu game, media sosial dll, yang bisa bebas diunduh, hampir semuanya bisa dimainkan oleh anak-anak dengan hanya menggunakan gerakan jari tangan, tanpa membutuhkan banyak gerakan yang melibatkan otot-otot besar yang mendukung rangka tubuh.
Ditambah lagi dengan aneka kudapan yang disediakan sebagai soulmate nya gadget. Ini akan meningkatkan resiko terjadinya obesitas pada anak dengan resikonya baik resiko jangka pendek maupun jangka panjang
2. GANGGUAN TIDUR
Seorang anak bisa berjam-jam memainkan gadget kesayangannya di kamar tanpa ada pengawasan dari orang tua. Karena terlalu asyik dengan dunia virtual nya, seorang gadget-holic bisa betah begadang dan lupa tidur atau bahkan mengalami kesulitan tidur dan berakibat pada kontra-produktif.Produktifitas anak akan menurun tajam ditandai dengan berkurangnya prestasi akademis, melemahnya semangat belajar
3. RADIASI
Setiap gadget memiliki paparan elektromagnetik yang dapat mempengaruhi tubuh. Jangankan anak-anak, orang dewasa saja tidak disarankan untuk terpapar radiasi elektromagnetik dalam jangka waktu lama. Untuk anak 1-3 tahun yang saraf-sarafnya masih aktif berkembang, radiasi elektromagnetik dari lingkungan di sekitarnya dapat menghambat perkembangan tersebut.Akibatnya perkembangan kogintif anak berjalan lambat, anak susah berkonsentrasi dan akibat negatif lainnya. Selain itu radiasi yang dipancarkan oleh layar monitor gadget bisa menyebabkan keluhan seputar mata dan penglihatan yang disebut “Computer Vision Syndrome”
4. ADIKSI
Berbagai aplikasi dalam gadget selalu menyajikan sesuatu yang menarik, membuat penasaran dan merangsang anak untuk segera mencoba permainan baru yang tingkat kesulitannya lebih tinggi.
Anak akan tertantang untuk menyelesaikan berbagai “tantangan baru” yang ditawarkan oleh permainan di dunia maya yang biasa disebut "game".
Demikian juga dengan maraknya media sosial yang membuat anak selalu aktif update status, comment di grup ataupun sekedar chat dengan sahabatnya. Semua ini bisa menyebabkan anak mudah kecanduan gadget.
Adapun ciri-ciri kecanduan gadget antara lain:
- Total waktu yang digunakan untuk berkencan dengan gadget kesayangannya adalah 6 jam atau bahkan lebih
- Terobsesi dengan gadget. Jika saat gadget disita oleh orang tua atau saat orang tua menolak meminjami gadget, terjadi reaksi "marah yang berlebihan" dari anak
- Jika anak lebih cenderung tertarik dengan gadget dibandingkan bersosialisasi dengan teman-temannya
- Jika kegiatan bermain gadget sudah mengganggu rutinitas Harian (mandi, makan, belajar dll)
- Jika kegiatan bermain gadget menyebabkan anak lalai mengerjakan tugas sekolah
- Jika kegiatan bermain gadget menyebabkan waktu tidur berkurang
5. AGRESIF
Konten kekerasan yang ditawarkan oleh beberapa aplikasi dapat memicu anak untuk bertindak agresif baik saat dirumah maupun di sekolah. Muatan yang bernuansa kekerasan seperti perkelahian, penganiayaan, bahkan pembunuhan, menjadi santapan bebas bagi anak, sehingga anak akan menganggap bahwa tindakan kekerasan (seperti yang dicontohkan oleh aplikasi gadget) merupakan hal biasa yang bisa dia temukan di lingkungan sekitarnya.Sehingga dalam kehidupan nyata, dengan dalih untuk membela diri atau bahkan untuk alasan eksistensi, mereka dengan mudahnya meniru adegan-adegan kekerasan yang sering mereka lihat melalui layar gadget.
6. KEMAMPUAN PSIKOMOTORIK BERKURANG
Menghabiskan waktu dengan gadget membuat kemampuan anak yang lain kurang berkembang, salah satunya adalah kemampuan psikomotorik anak. Padahal semestinya usia anak-anak adalah usia untuk meng-explore seluruh bakat psikomotorik yang dimilikinya, seperti menggambar, bernyanyi, bermain bersama rekan sebaya dan kegiatan lainnya.Saat melakukan aktivitas fisik seperti ini, sejumlah kemampuan lain juga akan diasah sekaligus, seperti saat menggambar, anak juga belajar mengembangkan otak kanannya. Saat bermain bersama rekan sebaya, anak akan belajar mengasah keterampilan sosialnya.
7. GANGGUAN BELAJAR
Aplikasi-aplikasi dan sistem operasi pada gadget menyajikan interaksi multimedia yang memikat. Permainan warna, animasi ditambah suara membuat anak betah berlama-lama di depan layar gadget. Pada saat masa sekolah tiba, anak yang terbiasa berinteraksi dengan gadget akan menemui kesulitan untuk menyerap materi pelajaran sekolah yang cenderung statis.
Teks hitam putih, tanpa animasi, tanpa suara. Apalagi berhadapan dengan guru yang kurang lihai mengemas mata pelajaran menjadi menarik. Ini bisa menurunkan minat belajar anak.
8. Computer Vision Syndrome
Adalah sekumpulan gejala pada mata dan leher yang timbul akibat penggunaan komputer dalam waktu lama. Semakin lama menggunakan komputer maka akan semakin meningkat rasa ketidaknyamanan pada mata.
9. Phubbing
10. Nomophobia
11. Text Claw
Adalah suatu kondisi dimana anak mengeluh jemarinya kram atau sakit karena terlalu sering mengirim pesan teks, menggulir, dan bermain game di gawai
Dokter ijin bertanya, untuk penggunaan gadget sebagai media belajar (Zoom meet) atau yang paling sering di lakukan video call, apakah itu juga bisa menjadi salah satu faktor yang membuat anak kecanduan? Sedangkan disana ada interaksi meski tidak bertatap muka langsung. Mohon penjelasannya dokter 😊🙏
BalasHapusAssalamualaikum dokter, saya izin bertanya, pada masa pandemi ini anak sering melakukan video conference dengan menggunakan zoom, akhirnya diberikan fasilitas berupa gadget dikarenakan tugas dari sekolah juga secara daring, kemudian anak jadi terbiasa dengan gadget dan senang bermain dengan gadget, bagaimana caranya untuk mengatasi anak yang sudah terlanjur kecanduan dengan gadget seperti ini nggih dokter? Terima kasih dokter
BalasHapusFenomena penggunaan gawai di rumah bagi anak dan kontrol sering menjadi bahan diskusi di masyarakat, satu sisi gawai ada sisi positif namun di sisi lain smartphone bisa menimbulkan kecanduan
BalasHapusNggak semua orangtua mau mengerti kalau penggunaan gadget tanpa pendampingan, akan membawa dampak negatif. Mungkin edukasi pada orang tua masih terus dibutuhkan.
BalasHapusWow, ga main-main dampak negatif dari gadget nih. Bisa-bisa generasi semakin tidak baik semakin ke sini. Hanya tumbuh intellektual, tapi emosional dan spiritualny abisa-bisa ga ada sama sekali.
BalasHapusHai dokter,aku selalu suka deh baca pembahasan dokter dari berbagai aspek. Anak ABG ku termasuk yang tidak bisa lepas dari gadget. Suatu hari gadgetku rusak, dia sempat uring-uringan menahan diri 3 harian tidak bersentuhan,anak sekarang ya dok
BalasHapusteman2 pengajian saya kalo sedang ngumpul pasti pada curhat:
BalasHapussekarang ngumpul bareng anak tapi kaya ga ngumpul
rencananya mau makan bersama, tapi di meja makan malah asyik dengan gadget masing2
Betul banget. Gawai memang bisa mendekatkan yang jauh. Tapi bisa juga menjauhkan yang dekat
HapusMemang gawai bikin anak jadi adiktif ya. Tidak bisa dipungkiri kalau gawai tetap dikenalkan ke anak agar tetap ikut perkembangan jaman. Hanya saja kendali penggunaan gawai memang ada di orangtua. Baik itu tontonan, jam penggunaan dll. Kalau kendali di anak. Ortu cuek yaa.. Bablas semua yang fisebut diatas bisa terjadi.
BalasHapusBetul banget kak, orang tua harus pegang kendali... Harus sadar bahwa gawai itu ratjoen
HapusGawai ini memang nyandu banget y Pak. Apalagi masa pandemi serba dari layar begini gimana cara membatasi ya Dok?
BalasHapusIntinya sih pengendalian diri. Coba perbanyak aktivitas yang melibatkan orang lain...
Hapussebagai orang tua memang harus bijak nih memberikan batas screen time untuk anak untuk mengurangi dampak buruk gadget yaaa
BalasHapuskasih gadget ke anak tuh emang harus diplan baik-baik ya, harus kasih rules biar gak seharian liat HP melulu dan risikonya banyak banget, terimakasih sharing nya
BalasHapusArtikelnya bagus banget dok. Semoga banyak yang baca deh,. Ini sangat bermanfaat,. Gadget itu sangat membahayakan utamanya pada anak-anak.
BalasHapusBanyak orang tua yang gak tahu apa bahaya gadget bagi tumbuh kembang anaknya. Malah mereka bangga melihat anaknya terlihat kekinian dan modern...
HapusSalam kenal dok..
BalasHapusIh, ngeri juga ternyata dampak dari penggunaan gadget pada tumbuh kembang anak. Peran orang tua sangat penting dan Semoga orang tua pintar' mengawasi anak saat menggunakan gadget agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan ya dok
Salam kenal balik, Kak Syahri. Iya betul, kalau tidak waspada, gadget membawa dampak buruk bagi tumbuh kembang anak
HapusRadiasi ini paling tampak dan banyak dampaknya terhadap anak ya kak.
BalasHapusKalau aku sih mensiasatinya dengan screen time
Iya betul, screen time dibatasi dan harus disiplin.
HapusAkibat radiasi ini bisa menyebabkan kejang lho. Sebahaya itu...
Thank dok atas infonya...Saya setuju radiasi pada pancaran gadget terutama Hape memang cukup berbahaya. Ortu perlu mengawasi penggunaan gadget pada anak apalagi pas maen gadget anak sambil tiduran, oh itu big no karena bisa menyebabkan gangguan pada mata baik rabun jauh maupun rabun dekat.
BalasHapusSalam kenal Dokter Taura. Baru pertama BW ke blognya dokter nih. Jangankan anak kecil, sepertinya orang dewasa juga akan menerima dampak negatif ya dok ketika bermain gadget berlebihan. Membaca artikel Dokter, saya jadi kuatir dengan para anak yang saya lihat terlalu aktif dengan gadget mereka. Bahkan nangis jejeritan kalau gadget diambil ortunya
BalasHapusSalam kenal juga Kak Maria. Wah, seneng nih dikunjungi bloger senior.
HapusIya betul, kadang prihatin gitu lihat anak kecil hanya fokus ke ponselnya tanpa peduli sama lingkungan nya
Anak sekolah online ini bikin pola didik minimal gadget jadi berantakan. Semoga setelah PTM anak-anak bisa seminimal mungkin pegang gadget. Duh serem ya kalau anak sudah kecanduan gadget. Susah sekali mengobatinya.
BalasHapusBetul, Pak. Saya juga mengalami hal yang sama. Semoga pandemi covid-19 segera berlalu ya
HapusTerima kasih dokter atas informasi yang disampaikan. Memang benar adanya. Saat ini banyak anak kecil yang diberi gadget dengan alibi "biar anteng, ngga rewel, mau makan". Ternyata hal tersebut tidak baik ya untuk tumbuh kembang anak. Gadget hanya memberikan stimulasi visual, pendengaran dan logika, tanpa melibatkan beberapa eleman penting dalam proses stimulasi, yaitu interaksi dengan orang lain, kemampuan bicara atau kemampuan bahasa, motoric dan emosi.
BalasHapusYes, betul. Sayangnya banyak orangtua yang memilih jalan ninja biar anaknya anteng dan gak rewel. Parahnya, kadang ibunya juga main ponsel sendiri. Berdekatan tapi rasanya jauh
HapusTerima kasih banyak dokter untuk ilmunya mengenai pengaruh gadget mengenai tumbuh kembang anak. Ternyata banyak sekali dampak negatif akibat penggunaan gadget pada tumbuh kembang anak. Stimulasi yang didapat dari gadget juga hanya sebatas stimulasi visual, pendengaran dan logika tanpa adanya stimulasi untuk interaksi dengan orang lain, kemampuan bicara atau bahasa, motorik dan emosi.
BalasHapusBetul sekali dokter, saya setuju dengan ulasan dokter dalam artikel ini. Banyak sekali anak sekarang justru diasuh oleh gadget. Bahkan gadget lebih dekat dengan anak dibandingkan anak dan orangtua, terlebih jika orang tua juga fokus berkarir. Perlu menjadi pengetahuan penting bagi orang tua bahwa gadget hanya memberikan stimulai visual, pendengaran dan logika. Sementara lainnya tidak terstimulasi. Selain itu perlu dijelaskan kepada orang tua dan anak, banyak dampak buruk seperti yang dijelaskan disini. Dampak-dampak yang memberikan pengaruh juga terhadap masa depan anak. Terutama secara psikologis, menjadi lebih temperanen apatis sulit mendengarkan orangtua atau lawan bicaranya.
BalasHapusSemoga ini bisa jadi pembelajaran berharga untuk kami, dan orang tua lainnya agar lebih aware dalam memberikan gadget kepada anak. Terimakasih banyak nggih dokter sudah memberikan informasi ini.
Alhamdulillah terima kasih dokter atas informasinya, saya setuju dengan informasi yang disampaikan. Pada zaman milenial sekarang banyak entah remaja,anak-anak, bahkan ibu ibu muda telah kecanduan akan gadget. Hal ini dapat berdampak pada perubahan tingkah laku antar sosial yang cenderung asik dengan dunianya sendiri. Padahal orang tua dan anak harus ada keterikatan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan si anak, akan tetapi hal ini diabaikan sehingga anak cenderung “mendewakan” gadget, sehingga ketergantungan akan gadget tinggi, belum lagi jika sudah dikenalkan dengan game yang dapat melupakan segalanya. Yang menarik perhatian saya adalah tentang radiasi, dimana radiasi berpengaruh dalam perkembangan dari syaraf-syaraf sang anak selain itu akibatnya juga perkembangan kogintif anak berjalan lambat, anak susah berkonsentrasi. Sehingga menurut saya sebaiknya ibu ibu muda lebih bijak untuk membatasi sang anak bermain gadget, agar kedepannya tidak menyesal terhadap pertumbuhan dan perkembangan sang anak.
BalasHapusTerima kasih banyak dokter atas informasi yang sangat berharga, saya ingin bertanya dokter bagaimana nggih cara untuk anak yang terbiasa berinteraksi dengan gadget mengembalikannya kebiasaannya agar tidak kesulitan untuk menyerap materi pelajaran sekolah nggih?
BalasHapusTak dapat dipungkiri, semakin perkembangan zaman penggunaan gadget menjadi semakin meningkat. Bahkan anak-anak pun sudah mulai kecanduan gedjet. Akan tetapi, gadget berdampak negatif terhadap tumbuh kembang anak, antara lain: obesitas, gangguan tidur, paparan radiasi elektromagnetik yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak, menyebabkan adiksi, membuat anak menjadi agresif, menghambat kemampuan psikomotor, menyebabkan gangguan belajar, CVS, phubbing, nomophobia, dan juga text claw. Oleh karena itu seyogyanya orang tua mulai berkomitmen untuk membatasi pengunaan gedjet pada anak.
BalasHapusGadget adalah perangka alat elektronik yang mempunya banyak fungsi. Di era ini, hampir setiap orang memiliki gadget bahkan anak-anak. Ternyata gadget memiliki dampak negatif terhadap tumbuh kembang anak diantaranya mal-stimulasi, obesitas, gangguan tidur, radiasi (Computer vision syndrome), adiksi, agresif, kemampaun psikomotorik berkurang, gangguan belajar, phubbing, nomophobia, dan juga text claw.
BalasHapusPerlu diingat kembali bahwa gadget hanya memberikan stimulasi visual, pendengaran dan logika, tanpa interaksi dengan orang lain, kemampuan bicara atau kemampuan bahasa, motorik dan emosi.
Kecanduan gadget tidak hanya terjadi pada orang dewasa namun, dapat terjadi pada anak. Orang tua seringkali memberikan gadget kepada anak dengan alasan agar anak tidak rewel dan tenang. Hal tersebut merupakan hal yang salah karena dengan memberikan gadget terlalu sering dapat berdampak buruk pada perkembangan dan pertumbuhan anak. Dampak negatif dari gadget adalah obesitas karena anak malas beraktifitas fisik, gangguan tidur, adiksi, radiasi, agresif, gangguan psikomotor berkurang, cvs, gangguan belajar, nomophobia, phubbing dan text claw
BalasHapusbenar sekali dokter.. saya setuju dengan dokter. memang banyak kekurangan yang juga dihasilkan oleh gadget karena penggunaan nya terhadap anak. karena merasa dia sudah mendapat segala yang dia butuhkan dari hiburan, atau bahkan sampai beberapa pembelajaran dari sekolah, anak menjadi merasa cukup hanya dengan bermain gadget. padahal anak bisa jadi obesitas, gangguan belajar, gangguan tidur, kurang nya kemampuan psikomotorik pada anak, anak jadi suka tantrum, dan kecanduan pada anak..
BalasHapusTerima kasih dokter atas informasi yang diberikan. Memang tak dapat dipungkiri di zaman modern ini banyak sekali yang kecanduan gadget baik dewasa maupun anak-anak. Mirisnya banyak orang tua memberikan gadget kepada si kecil tanpa terkendali dengan dalih biar ngga rewel, mau makan dsb. Padahal jika berlebihan tentu memberikan efek negatif ke anak seperti obesitas, gangguan belajar, gangguan tidur, kurangnya kemampuan psikomotor, computer vision syndrome, text claw, phubbing, dsb.
BalasHapusAdiksi terhadap gadget tdk hanya terjadi pada org dewasa tapi bisa jg pada anak. Dari yang saya lihat beberapa orang tua seringkali memberikan smartphone pada si anak terlebih bila si anak sedang rewel, seakan smartphone tersebut digunakan supaya si anak berhenti rewel & tidak menangis. Padahal ternyata pemberian smartphone pada si kecil ini memiliki dampak terhadap pertumbuhan dan perkembangan si kecil. Terima kasih banyak dokter atas informasi yg diberikan
BalasHapusTerimakasih dokter atas informasi yang diberikan. Kecanduan gadget ternyata juga sangat bisa terjadi pada anak-anak.Terkadang orang tua lalai memberikan gadget tanpa pengawasan sama sekali, yang akhirnya memberikan efek adiksi kepada anak. Serta menimbulkan banyak efek negatif kepada anak seperti obesitas, gangguan belajar, gangguan tidur, kurangnya kemampuan psikomotor, CVS, text claw dan masih banyak lagi. Oleh sebab itu sangat perlu dilakukan pengawasan dan pembatasan penggunaan gadget pada anak-anak.
BalasHapusGadget tentunya sudah melekat dalam kehidupan sehari-hari ini, tetapi terkadang luput disadari bahwa pengaruhnya kepada anak-anak , sangatlah besar. Penggunaan yang tidak tepat malah dapat menimbulkan masalah dalam banyak aspek. Orang tua perlu paham betul terkait penggunaan gadget ini. Tentunya di blog dokter Taura ini tidak bosan untuk mengingatkan para orang tua untuk lebih perhatian terhadap anak termasuk dalam penggunaan gadget yang saat ini menjadi cara praktis mengasuh anak.
BalasHapusZaman sekarang ini yang isinya serba teknologi, membuat banyak orang tua menjadi abai terhadap apa dann benar-benar dibutuhkan oleh anak-anak. Seharusnya, sebagai orang tua terus memberikan stimulasi yang baik saat anak-anak masih dalam tahap tumbuh kembang. Tetapi, sekarang banyak sekali kita lihat para orang tua lebih memilih memberikan gadget untuk anak-anak mereka karena gadget dianggap bisa menjadi pengalih perhatian anak sehingga anak menjadi lebih diam dan tidak rewel. Hal tersebutlah yang nantinya akan menjadi pemicu anak-anak dan remaja mengalami adiksi atau kecanduan internet. Terimakasih dokter, Informasi yang diberikan oleh dokter sangat bermanfaat bagi para orang tua khususnya agar tidak lagi lalai dalam memberikan gadget pada anak-anaknya.
BalasHapusTernyata kecanduan gadget tidak hanya terjadi pada orang dewasa namun, dapat terjadi pada anak. Orang tua seringkali memberikan gadget kepada anak dengan alasan agar anak tidak rewel dan tenang. Hal tersebut merupakan hal yang salah karena dengan memberikan gadget terlalu sering dapat berdampak buruk pada perkembangan dan pertumbuhan anak. Gadget hanya memberikan stimulasi visual, pendengaran dan logika, tanpa melibatkan beberapa eleman penting dalam proses stimulasi, yaitu interaksi dengan orang lain, kemampuan bicara atau kemampuan bahasa, motoric dan emosi. Dampak negatif dari gadget adalah obesitas karena anak malas beraktifitas fisik, gangguan tidur, adiksi, radiasi, agresif, gangguan psikomotor berkurang, cvs, gangguan belajar, nomophobia, phubbing dan text claw
BalasHapusKecanduan gadget adalah salah satu masalah orang tua kekinian. Apalagi sekarang banyak orang tua yang masih muda memberikan anaknya "gadget" agar anaknya tenang dan tidak tantrum. Sebaiknya orang tua masa kini lebih memperhatikan bahwa lebih baik mengajaknya bermain bersama, membaca buku, dan hal lain yang bisa mengalihkan sekaligus membuat anak juga nyaman di sekitar orang tua.
BalasHapusTerimakasih dokter atas informasi menarik pada artikel ini. Ternyata, gadget memiliki banyak negatif untuk si kecil loh. Gadget juga dapat menyebabkan gangguan tidur si kecil padahal balita membutuhkan kualitas tidur yang baik untuk menunjang tumbuh kembangnya. Sebagai orang tua, hendaknya mulai membatasi penggunaan gadget ini sesuai dengan rekomendasi WHO.
BalasHapuswaalaupun gadget sangat umum pd kalangan orang dewasa dimana zaman semakin canggih dan semua anak generasi millenial dan gen Z mendapati manfaat nya, namun hal ini tidak bisa disamakan dengan adik adik kecil kita. peran orang tua disini harus ketat agar sikecil tidak mendapati dampak negatif dari gadget ini.
BalasHapusTerimakasih dokter untuk sharing ilmunya, ternyata kecanduan gadget mempengaruhi berbagai sisi perkembangan pada anak, memang orangtua harus lebih tegas dalam memberikan batasan batasan pada anak, dan memberikan opsi lain sebagai substitusinya
BalasHapusSungguh miris melihat saat ini banyak anak yang dari kecil sudah diberikan hp dengan dalih "menenangkan" si kecil agar tidak tantrum
BalasHapusTerimakasih dokter. cara pengasuhan yang salah dari ortu ke anak, untuk memudahkan mereka agar anak tidak rewel langsung diberikan gadget padahal dampaknburuk menanti sang anak
BalasHapusSemakin berkembang nya teknologi, pada anak akan semakin mudah dalam memahami teknologi, akan tetapi jika tidak diawasi dapat menimbulkan kecanduan dan dampak negatif, sehingga peran orangtua perlu melakukan pengawasan
BalasHapusTerima kasih dokter atas artikelnya. Banyak orang tua di sekitar kita yang merasa bahwa memfasilitasi gadget ke anak adalah bangga dengan status sosial, supaya juga update teknologi dan bisa duduk manis di rumah. Padahal ada banyak negatif diantaranya obesitas, gangguan tidur, radiasi, adiksi, agresif, kemampuan psikomotorik berkurang dan gangguan belajar. Memang teknologi itu kalau tidak pandai pandai memilah, justru akan merugikan Kesehatan anak.
BalasHapus