Kemandirian seorang anak dalam buang hajat, baik itu BAB (Buang Air Besar) maupun BAK (Buang Air Kecil) di toilet merupakan tugas PERKEMBANGAN yang harus dikuasai oleh seorang anak.
Sebagaimana tugas perkembangan yang lain, kemandirian dalam BAB/BAK perlu latihan dan tentu saja dukungan dari kedua orang tua serta pengasuh.
Program latihan menuju kemandirian dalam hal buang hajat di toilet selayaknya orang dewasa inilah yang dinamakan TOILET TRAINING
Anak dikatakan lulus menguasai ketrampilan toilet training ini ketika anak bisa jalan sendiri ke toilet kemudian membuka celana untuk buang air kecil (BAK) atau buang air besar (BAB) dan kembali memakai celananya lagi.
Seluruh ketrampilan ini tentu saja harus kita perkenalkan secara bertahap.
Toilet training bukanlah kemampuan yang sederhana. Otot sekitar kandung kemih dan usus besar harus diatur agar terbuka dan tertutup pada waktu yang tepat. Biasanya anak lebih cepat terlatih untuk buang air besar dahulu dibandingkan dengan buang air kecil, karena menahan benda padat lebih mudah dibandingkan dengan cairan dan anak masih dapat memberikan sinyal sebelum BAB keluar.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Kunci kesuksesan toilet training adalah kepekaan untuk mengenali isyarat dan kesiapan anak untuk belajar, konsistensi, serta tidak dipaksakan.
Umur berapa seorang anak siap untuk dilatih buang air di toilet?
Sebenarnya tidak ada patokan khusus, kapan seorang anak harus mulai dilatih buang air secara mandiri di toilet. Pada umumnya, umur 18-24 bulan, namun pada beberapa anak bisa mencapai 30 hingga 36 bulan.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menegaskan bahwa kesiapan anak untuk dilatih toilet training dilihat dari kematangan fisik dan psikologis yang secara umum timbul sekitar usia 18 bulan sampai 2,5 tahun.
Menurut American Academy of Pediatrics, pada usia 18 bulan. Anak mulai menunjukan tanda-tanda kesiapan, sedangkan pada umur 24 bulan step by step harus dapat dimulai pendekatan pada anak dengan peran yang diajarkan. Pada umur 30-36 bulan kebanyakan anak sudah bisa menahannya disiang hari, dan pada akhirnya umur 36-48 bulan (3-4 tahun) mayoritas anak sudah dapat menahannya dimalam hari. Namun ada juga beberapa usia 30 bulan atau lebih anak yang belum siap.
Sehingga Kuncinya adalah saat perkembangan fisik, emosi, dan psikologis anak siap.
Penting buat para orang tua untuk mengetahui tanda-tanda kesiapan seorang anak untuk mulai dilakukan toilet training, yaitu :
- Anak Anda sudah bisa berjalan ke dan dari toilet
- Anak Anda sudah bisa menjalankan perintah atau instruksi sederhana
- Anak Anda sudah bisa BAB secara teratur pada waktu yang relatif sama
- Anak Anda mulai menunjukkan tanda-tanda ketidaknyamanan saat popok yang dia kenakan kotor
- Ketika popok anak anda kering lebih dari 2 jam, dan anak anda tahu kapan waktu dia ingin BAK dan BAB
- Jika anak anda tertarik ke toilet dan melihat anda menggunakannya. Anak anda mungkin juga memberitahu bahwa ada pup dan pipi-nya di popoknya
- Anda bisa langsung memakaikan anak anda celana dalam tanpa popok pada hari biasa atau tetap menggunakan popok ketika akses ke toilet sulit atau saat tidur siang dan tidur malam
Dasar-Dasar Toilet Training
Tahap toilet training meliputi penyampaian maksud buang air, melepas pakaian atau celana, buang air di toilet, membersihkan bagian tubuh sekitar tempat buang air, mengenakan pakaian kembali, menyiram toilet, dan mencuci tangan. Berikut ini 6 Dasar Toilet Training menurut The Australian Parenting:
- Pakaikan baju yang mudah untuk dilepas
- Perhatikan tanda-tanda anak anda ingin ke kamar mandi, seperti menggoyangkan badan atau menahan tangannya pada daerah kemaluan. Secara lembut sarankan segera ke kamar mandi untuk BAK atau BAB
- Dudukkan atau jongkokkan anak anda di toilet sekitar 5 menit jika anak anda ingin BAB. contohnya 30 menit setelah anak anda makan.
- Anjurkan anak anda duduk di toilet dengan nyaman. Duduk dengan kaki yang agak terbuka lebar dan badan yang sedikit condong ke depan. Posisi ini akan membantu memperlancar BAB dan BAK-nya, bisa juga menggunakan bantuan untuk sanggahan kakinya
- Bantu anak anda membersihkan pantatnya, Pastikan mengusap dari arah depan ke belakang. Jika BAB dan BAK anak anda tercecer di lantai, jangan pernah memarahinya atau berkomentar cukup dibersihkan tanpa membuat kehebohan.
- Bantu anak anda membersihkan tangan seusai BAB dan BAk. Sanjung dan beri pujian setelah berhasil melakukan BAB dan BAK di toilet
Ini Dia 7 Tips Penting Seputar Toilet Training:
- Tiap anak mempunyai isyarat khusus ketika hendak buang air, seperti ekspresi wajah, perilaku, atau posisi tertentu. Orang tua hendaknya peka terhadap isyarat tersebut dan menanyakan apakah ia ingin ke toilet saat isyarat itu timbul.
- Anak adalah peniru ulung. Oleh karena itu, berikan contoh tentang cara duduk di toilet maupun dalam kebiasaan makan banyak serat.
- Jika anak Anda laki-laki, pada awal toilet training, ajari buang air kecil dalam posisi duduk dulu. Belajar buang air kecil langsung dalam posisi berdiri mungkin dapat menyulitkan proses belajar duduk di toilet untuk buang air besar. Anak laki-laki juga umumnya butuh waktu lebih lama dalam proses belajar ini.
- Latihan buang air dapat dimulai satu kali sehari pada waktu yang sama, seperti setelah makan atau saat mandi, ketika anak tidak berpakaian.
- Ketika anak sudah mulai belajar mengendalikan proses buang airnya, Anda dapat mengurangi pemakaian diaper secara bertahap. Mulai kenakan celana kain biasa pada siang hari ketika anak bangun dan bermain. Kendali buang air saat tidur mungkin baru akan timbul setahun setelah anak mampu menahan buang air di siang hari.
- Ajari anak untuk buang air di malam hari sebelum tidur. Apabila ia masih sering buang air kecil di malam hari, mungkin Anda perlu mengajaknya buang air di tengah malam satu kali lagi.
- Berkonsultasilah dengan dokter anak apabila anak Anda belum dapat mengendalikan buang air saat ia berusia 7 tahun.
Kemampuan melakukan BAB/BAK di toilet seperti layaknya orang dewasa merupakan PROSES yang kadang tidak gampang untuk dilalui. Waktu yang dibutuhkan (hingga betul-betul terlatih) oleh masing-masing anak tidaklah sama.
Beberapa insiden, seperti tercecernya kotoran, kurang bersih saat cebok hingga terjadi “kebobolan” terutama pada malam hari, sangat mungkin terjadi walaupun sudah ratusan kali diberi arahan dan contoh. Terimalah “kekurangan” anak dengan suka cita. Jangan pernah marah atau menghukum anak. Cobalah untuk melibatkan anak secara aktif dalam membersihkan dan membereskan “hasil karya”nya.
Terimakasih banyak dokter atas ilmunya, ini merupakan materi penting yang wajib diketahui para calon orangtua. Kemudian mohon izin bertanya dokter jika seorang anak yang sudah berhasil toilet training di rumah, namun saat di luar rumah seperti di sekolah atau di tempat umum tidak bisa buang hajat. Bagaimana cara mengatasinya nggih dokter? Terimakasih dokter
BalasHapusBermanfaat sekali ilmunya dokter, kemudian izin bertanya jika anak masih takut ke kamar mandi ataupun menolak saat akan diajak ke kamar mandi, apakah ini tanda bahwa anak belum siap nggih dokter? Lalu bagaimana cara mengatasinya nggih dokter? Terima kasih dokter
BalasHapusTerimakasih banyak dokter informasinya sangat bermanfaat, izin bertanya untuk ibu ibu modern sekarang lebih senang memakai popok, apakah memakai popok berpengaruh terhadap terlambatnya toilet training? sehingga anak akan berfikir bisa bak dan bab di popok saja, kira kira mulai usia berapa untuk anak tidak dibiasakan memakai popok?
BalasHapusTerimakasih banyak dokter informasinya sangat bermanfaat, izin bertanya dokter, jika ada seorang anak menolak untuk pergi ke toilet selain dirumahnya dan akhirnya harus menahan nahan itu bagaimana nggih dokter untuk solusinya? dan biasanya faktor apa saja nggih dokter yang membuat anak seperti itu? terimakasih doker
BalasHapusWahh menarik ini dokter bahasannya, dok kalau masih awal-awal fase toilet training/dibiasakan tanpa pampers tapi anak belum bisa mengontrol dan sering ngompol itu bagaimana nggih dok? tetap dibiasakan tanpa pampers atau gimana nggih dokter?
BalasHapusMantap sekali topik yg dibahas oleh dokter. Izin bertanya dokter, kalau pada anak kebutuhan khusus seperti down syndrome apakah cara yg dilakukan sama dgn anak pada umumnya ya dok? Apakah ada target usia pada anak kebutuhan khusus untuk dilatih toilet training nggih dok?
BalasHapusWah, topik artikelnya sangat edukatif dokter, terutama bagi orang tua maupun calon orang tua, dimana kita harus bisa memahami bahwa proses mendidik anak untuk toilet training tidak mudah dan butuh kesabaran ekstra untuk melaksanakannya. Izin bertanya dokter, bagaimana cara mengatasi anak yang trauma dengan ejekan teman-teman di sekolah karena anak BAK atau BAB di celana? Padahal sebagai orang tua anak tidak pernah dimarahi ketika “kebobolan” di rumah. Apakah kondisi tersebut akan memperlama anak untuk lulus toilet training? Terimakasih banyak dokter
BalasHapussangat menarik untuk dibahas dokter, yang ingin saya tanyakan adalah, kadang cara kita dalam mendidik anak itu agak keras, kadang marah, dikarenakan urusan rumah tangga sibuk terlebih soal dapur, sehingga bawaannya itu pingin marah marah saja, nah apakah hal seperti itu sangat mempengaruhi psikis anak kita ngge dokter? mohon arahannya nggih
BalasHapusTerimakasih banyak dokter atas ilmunya, ilmu ini sangat bermanfaat bagi calon orang tua. Mohon izin bertanya dokter Jika anak ingin kekamar mandi namun anak meminta untuk diantar oleh orang tertentu yang mereka mau, jika bukan orang tersebut anak tidak mau kekamar mandi. Bagaimana cara mengatasi hal ini nggih dokrer ?
BalasHapusWow topik yang sangat menarik untuk para orang tua terutama yang sedang memiliki anak. Mohon ijin bertanya dokter, jika anak kesulitan toilet training akan efektif bila diberikan hadiah, apakah dengan memberikan hadiah diperkenandan dalam tolilet training ini?
BalasHapusTerima kasih banyak atas informasinya dokter bisa saya sampaikan kepada saudara" saya yang menjadi ibu, sebelumnya ijin bertanya dokter mengapa harus dilatih buang air pada tengah malam? Terima kasih banyak dokter
BalasHapusAku sepakat dok, tiap anak punya capaian berbeda², terutama toilet training ini. Hhhi, jadi teringat awal menerapkan TT. Aku mulai diusia 15 bulan saoundingnya. Baru benar-benar berhasil TT diusia anak 25 bulan. Sangat berkesan
BalasHapusterimakasih banyak infomasi yang sangat menarik dok. izin bertanya bagaimana tips bila anak takut untuk ke toilet di malam hari ?
BalasHapusJadi teringat perjuangan toilet training anak-anak. 3 anak, 3 cara dan cerita. Alhamdulillah, memang tidak mudah. Yach... dengan tingkat sulit manis-manis jambu-lah
BalasHapusBermanfaat bgt artikelnya dok. Meski ini anak kedua yang mau toilet training, tp ttp deg2an. Akan dicoba tips dll nya di atas. Skg proses toilet training si adek mgkn alam jd lebih mudaj karena di bantu si kakak. Hihi
BalasHapusPenjelasannya lebih mudah dipahami. Bagus utk orang tua yg belum faham ttg pentingnya toilet training
BalasHapusBagus juga untuk calon ibu ya Pak? Yuk murid2nya semua suruh baca artikel di Blog Dokter Taura
HapusAku lagi menerapkan TT ke anak nih Dok, dan baru berhasil di tahap BAK. Daaannn PR nya adalah BAB di toilet hiks. Baiklah ini kuterima sebagai 'kelebihan' anakku yang harus kuterima dengan ridho.
BalasHapusSudah punya "potty" belum? Kalau pakai potty bisa digunakan dimanapun
HapusBener-bener informatif, bagi saya sebagai orang tua, ini ilmu yang sangat bermanfaat. Anak kedua saya masih belajar, belum bisa buka pasang celana sendiri. Tapi kalau mau baba atau bak sellau bilang sambil lari ke toilet.
BalasHapusBiasanya juga setiap 3 jam kita tanya, atau ajak ke toilet untuk bak
Selama proses toilet training, sebaiknya anak dipakaikan pakaian yang gampang dilepas, seperti celana kolor
HapusAnak ketiga saya sedang menuju usia tiga tahun dan alhamdulillah sudah terbiasa ke toilet jika ingin buang air besar (BAB), namun untuk buang air kecil sepertinya masih harus dilatih untuk bisa mandiri sepenuhnya karena kadang masih suka lupa untuk ke toilet jika sudah asik dengan mainannya. Terima kasih dok untuk informasinya
BalasHapusTerima kasih juga Pak Yonal atas kunjungan dan pertanyaannya> Semoga anak-anaknya sehat selalu ya
HapusMantappp, Pak Dokter. Penjelasannya runut dan mudah dipahami. Gak bosen baca artikel seputar anak di sini. Sehat selalu pak dokter
BalasHapusTerima kasih banyak kak.... JAngan bosen-bosen tengok kami disini ya
HapusAlhamdulillah masa2 ini sudah terlewati, nah tpi dok anaku dah lulus toilet training hampir 2thn lalu, skrg usia anak hampir 4 tahun. Beberapa waktu lalu tiba2 ngompol tengah malem dan heboh nyesel gitu krna biasanya ga kebangun buat pipis tgh malem apalagi ngompol. Itu wajar ga sih Dok?
BalasHapusKalau sekali dua kali, wajar. Buat komitmen dengan anak. Misalnya kalau dalam sebulan penuh gak ngompol, dapat hadiah dsb. ANak jadi terpacu untuk tidak ngompol lagi.
HapusAlhamdulillah dok, sudah melewati tahap toilet training untuk ketiga putriku. Dukungan keluarga besar memang sangat menentukan keberhasilan program ini.
BalasHapusBetul sekali mbak. Keluarga besar harus punya komitmen, dan visi yang sama. Kalau timpang, bisa gatot
HapusWah bakal sering mampir nih banyak tips2 dan langsung dari ahlinya.
BalasHapusBetul ,bahwa kesiapan anak untuk toilet training adalah tergantung pada kepekaan ortu melihat idikagor siap tersebut
Sepakat bahwa toilet training itu harusnya dilatih bukan dipaksa.
Apapun juga sih ya.
Stok sabar yg banyak hahahaha
Setuju mbak. Tapi sering kali teori tak semudah prakteknya.... Stok sabarnya bisa tiba-tiba raib....
Hapusgara-gara pas kuliah belajar efek toilet training yang traumatik itu ga sepele, kemudian nemu hadits Rasulullah nasehatin ibu yang ambil bayinya dari gendongan Rasulullah dengan kasar karena bayinya pipis dalam gendongan Rasul, beliau berkata, "Air kencing ini bisa dibersihkan, tetapi hati seorang anak yang dipukul akan tetap terluka." ah...makin jatuh cinta sama Rasulullah. segitu pentingnya toilet training yang baik ternyata, terima kasih sudah berbagi infonya dok
BalasHapusBetul mbak Mya. Ternyata toilet training itu tidak sekedar melatih anak, orang tua juga sedang belajar... Belajar sabar, belajar mengendalikan hawa nafsu
HapusTerima kasih telah berbagi artikel ini Dok, sangat membantu banget apalagi setelah disharing ke para mama muda yang kebingungan untuk mulai dari mana belajar membuat si anak mandiri ke toilet. Semoga 'hasil karya' si anak menjadi lebih pas masuk ke wadahnya, ehe
BalasHapusTerima kasih juga sudah berkunjung di blog dokter Taura. Semua informasi kesehatan anak, ada di sini...
HapusToilet training adalah topik yang sangat menarik untuk dibahas, terutama para orang tua terutama yang sedang memiliki anak.aku pun juga begitu, tahapan ini adalah tahapan yang sangat menguras emosi dan tenaga.
BalasHapusBetul banget mbak. HArus ekstra sabar ya... Tapi kalu berhasil, luar biasa senengnya...
HapusJudulnya sangat mengena DOk, jangan dipaksa tapi dilatih. Seperti orang berjalan tidak dipaksa tapi dia belatih untuk bangkit saat jatuh
BalasHapusBeda ya pak dengan saat kita ikut kelas Blogspedia. Dilatih dengan dipaksa...
HapusWahh mantaap, pak dok, ulasannya dan tipsnya lengkap. Secara toilet training ini masih suka jadi drama. Apalagi kesan "jangan dipaksa tapi dilatih," ini ngena bangeet sihh
BalasHapusTerima kasih mbak Nurita. Toilet training ini memang PR besar ya buat para orang tua. Uji kesabaran deh
Hapusmakasih dok sharingnya.
BalasHapusPR saya masih pipis saat tidur nih dok, belum terbiasa bangun untuk pipis. kalau diajak pipis pasti ngamuk, mungkin karena terganggu tidurnya..
Ini yang masih pipis saat tidur, sapa mbak? Mbak Sendy atau si kecil? Kok aku bacanya gagal paham ya... LAtihan dan latihan adalah koentji
HapusMasyaallah...bagus dan lengkap banget nih dok bahasannya. Saya gagal nih toilet training si bontot hehehhe
BalasHapusMaturnuwun Bunda Lillah. Bukan gagal sih... tepatnya belum berhasil. Tandanya pingin punya adik lagi tuh si bontot...
HapusLengkap sekali dok, izin membagikan tautan artikel ini kepada teman-teman yang membutuhkan informasi terkait toilet training ya dok.
BalasHapusIya kak... Makasih banget ya. Blog ini saya buat memang untuk edukasi seputar kesehatan anak...
HapusSaya dulu melatih toilet training ke anak sejak si anak bisa ngomong, anaknya semangat belajar bersama saya, tapi kendala saya di lingkungan, dibilang kalo "kenapa mesti buru-buru melatih anak pipis dan pup sendiri", hehe... saya mencoba menjelaskan dengan pemahaman yang terbatas yang didapat dari membaca buku dan webinar. Namun memang PR banget menjelaskan kepada orang yang lebih tua.
BalasHapusTerimakasih artikelnya dok, untuk reminder saya melatih toilet training anak kedua saya nanti, jika sudah diberi rejeki lagi sama Allah.
Selamat ya kak, sudah berhasil mendampingi si sulung toilet training... Tidak mudah memang. Butuh kesabaran. Kadang yang jadi ujian bukan si anak, tapi orang-orang di sekitarnya. SEmangat ya kak... Semoga segera diberi adik ya si sulung
HapusWah tips yang bagus banget dan manfaat ini. Meski saat ini sudah nggak punya batita lagi, tapi cocok buat calon cucu-cucu nanti.
BalasHapusTerima kasih bunda. Semoga cucu-cucunya sehat dan tumbuh kembangnya lancar... Neneknya juga sehat selalu ya... Aamiin
HapusTerima kasih artikelnya dok. Setuju dok anak² akan melalui proses masing² , di latih dan jangan di paksakan. Aaah jd inget anak kedua dulu gagal toilet training, terbiasa pakai diapers soalnya.
BalasHapusBetul mbak, menyaksikan dan berperan aktif dalam proses tumbuh kembang anak itu sungguh memorable banget. Nanti kalo anak-anak sudah besar, bisa jadi kenangan indah
HapusTopik yang menarik dokter. Izin bertanya dokter, apabila anak sudah lewat dari 36 bulan, lalu dia belum ada tanda-tanda siap toilet training seperti yang disebutkan di atas (seperti risih saat popok kotor, popoknya selalu kering, tertarik menggunakan toilet) maka apakah tetap boleh dimulai toilet training mulai sekarang?
BalasHapusTerimakasih informasinya dokter.. sangat bermanfaat untuk saya yg sedang mencoba toilet training untuk anak saya
BalasHapus