Lagi-lagi pandemi Covid-19 mengharuskan beberapa acara ilmiah tahunan yang diselenggarakan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dilakukan secara daring. Salah satunya adalah Kongres Nasional Ilmu Kesehatan Anak (KONIKA) XVIII yang doselenggarakan di Medan pada tanggal 15-19 Oktober 2021.
Meskipun digelar secara daring,
namun tidak sedikitpun mengurangi kualitas dari materi kongres. Materi yang
matang, dibawakan oleh para guru besar dan para dosen pengajar yang expert
dibidangnya, ditambah panitia yang profesional, membuat acara kongres yang
bertema "Children's Health is the Greatest Wealth" terselenggara
dengan sukses.
Salah satu rangkaian acara ilmiah
yang saya ikuti adalah workshop tentang Imunisasi. Salah satu materi yang
sangat menarik dan sangat aplikatif adalah “Prosedur Pemberian Imunisasi”
Pemberian vaksin secara benar sangat penting untuk dilakukan demi mencapai potensi vaksin yang optimal dan mencegah terjadinya KIPI (Kejadian Ikutan Pasca imunisasi)
1. Highlight Materi workshop
Topik pembahasan pada workshop ini meliputi persiapan sebelum vaksinasi, proses vaksinasi , dan pasca pemberian vaksinasi. Persiapan sebelum vaksinasi dimulai dari mempersiapkan alat, vaksin dan pelarutnya.
Persiapan:
- Vaksin dan obat/alat untuk mengatasi gawat darurat
- Pasien
- Informasi vaksin untuk orang tua (IVO)
Pemberian vaksin:
- Pencegahan Infeksi
- Dosis dan cara melarutkan
- Rute (cara) dan tempat pemberian vaksin
- Posisi pasien dan cara mengurangi sakit
Setelah Pemberian Vaksin:
- Monitor KIPI (Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi)
- Pembuangan sisa alat dan vaksin
- Pencatatan dan pelaporan
2. Persiapan
Langkah-langkah persiapannya adalah sebagai berikut
- Pastikan vaksin dan pelarut yang akan diberikan sesuai dan vaksin dalam kondisi baik.
- Cara memastikan vaksin dalam kondisi baik ialah bisa dilihat dari VVM (vaksin vial monitor)
- Pastikan vaksin dan pelarut bersumber dari produsen atau pabrik yang sama (merk yang sama).
- Selanjutnya, siapkan spuit berbagai ukuran sesuai dengan jenis vaksin. Spuit 0,05mL untuk imunisasi BCG, spuit 3mL untuk imunisasi lainnya, dan spuit 5mL untuk melarutkan vaksin.
- Siapkan alat dan bahan lainnya
Bagaimana cara memastikan apakah vaksin yang akan diberikan dalam kondisi baik?
Lihat lambang bulat dan kotak pada vial vaksin yang akan digunakan. Jika kotak lebih terang daripada lingkaran, maka kondisi vaksin masih bagus dan siap digunakan. Kemudian jika kotak mulai menggelap tetapi masih lebih terang dibandingkan lingkaran, kondisi vaksin belum kadaluarsa tapi sangat dianjurkan untuk segera digunakan. Jika kotak dan lingkaran memiliki warna yang sama, maka tandanya vaksin jangan digunakan dan segera lapor.
Terakhir, jika kondisi kotak lebih gelap daripada lingkarang disekitarnya, maka vaksin sudah kadaluarsa, jangan digunakan dan segera lapor kebagian vaksin.
- Alat dan bahan yang harus disiapkan sebelum imunisasi, antara lain:
- Kapas dan plester hipoalergik
- Alcohol swab
- Kapas DTT
- Bak tempat suntikan
- Handscoen steril
- Safety box
- Tempat sampah medis dan non medis
- Emergency kit : adrenalin, dexametason, diphenhidramin, spuit berbagai ukuran, tabung oksigen, cairan kristaloid, infus set
Pada masa pandemi seperti ini
selain mempersiapkan alat, bahan, vaksin dan pelarutnya, tetapi juga harus
mempersiapkan dari fasilitas sarana dan prasarana tempat vaksinasinya.
2.1. Persiapan Ruangan
Persiapan ruangan dimasa pandemi mempertimbangkan beberapa aspek, yaitu- Pencegahan transmisi virus Covid-19
- Memisahkan anak yang akan diimunisasi dengan kunjungan anak sakit
- Menerapkan physical distancing
- Pengantar dan anak >2 tahun menggunakan masker
- Melakukan skrining awal sebelum vaksinasi
2.2. Persiapan Petugas Vaksin
- Petugas menggunakan APD (masker bedah, gown, penutup kepala, faceshild)
- Cuci tangan dengan 6 langkah yang benar
- Penggunaan sarung tangan tidak wajib dalam pemberian imunisasi, kecuali pemberian vaksin secara oral atau ada lesi pada tangan pasien.
Prinsip pemberian obat secara
benar adalah sebagai berikut:
- Benar pasien (right patient)
- Benar vaksin (right vaccines)
- Benar waktu (right time)
- Benar dosis (right dosage)
- Benar rute (right manner/ route)
- Benar dokumentasi (right documentation)
2.3. Persiapan Pasien
Persiapan pasien meliputi meliputi
anamnesis dan pemeriksaan fisik
2.3.1. Anamnesis
Anamnesis ini bertujuan untuk mengomunikasikan mengenai vaksin yang akan diberikan kepada pasien agar tidak ada keraguan dari pasien.
Beberapa hal yang harus
ditanyakan dalam anamnesis adalah sebagai berikut :
- Identitas (nama dan umur pasien)
- Jarak dengan vaksinasi sebelumnya
- Riwayat KIPI, indikasi kontra, dan perhatian khusus
- Memberi penjelasan/ informasi vaksin untuk orangtua (IVO) : vaksin yang diberikan, manfaat, kemungkinan efek samping/ KIPI
- Jadwal imunisasi selanjutnya
- Asuhan pediatrik umum : nutrisi, pertumbuhan, dan perkembangan
2.3.2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik ini bertujuan
untuk memastikan anak dalam kondisi sehat, tidak ada kontra indikasi dan
menentukan lokasi yang tepat untuk penyuntikkan vaksin.
2.4. Persiapan vaksin
Beberapa hal yang harus dilkaukan terkait persiapan vaksin adalah:
- Penyimpanan vaksin : simpan dalam suhu 2-8 C
- Memilih jenis vaksin dan pelarut yang akan digunakan (nama vaksin, tanggal kadaluarsa, Vaksin Vial Monitor/ VVM)
- Shake test, dilakukan untuk mengetahui apakah vaksin pernah beku. Shake test dilakukan dengan cara dikocok, kemudian tunggu kemunculan endapan selama 60menit. Apabila ada endapan (+) maka vaksin sudah pernah beku tidak boleh digunakan
- Persiapan pengambilan vaksin
- Buka tutup vial pelarut dan ambil menggunakan spuit 5mL
- Masukkan pelarut ke dalam vial vaksin
- Homogenisasi vaksin dan pelarut, dengan cara memutar vial tidak boleh dikocok
- Penulisan tanggal dan jam dilarutkan
- Ambil vaksin sesuai dengan dosis yang dibutuhkan
- Ganti jarum dengan jarum steril yang baru
3. Proses Pemberian Vaksin
Setelah melakukan persiapan, masuk ketahap selanjutnya yaitu proses vaksinasi.
Prosedur Vaksinasi yang harus
dilakukan yaitu :
3.1. Pastikan jenis injeksi tepat dan jadwal sesuai dengan
seharusnya. Jadwal vaksinasi menurut IDAI, adalah sebagai berikut
3.2. Tentukan lokasi
yang tepat sesuai program
- BCG: Diberikan di lengan kanan atas dengan teknik Intradermal/ intrakutan
- Pentabio: diinjeksikan intramuscularvdi muskulus vastus lateralis kiri
- IPV: diineksikan intramuscular di muskulus vastus lateralis kanan
- MR (Campak Rubella): diberikan secara "subkutan dalam" di muskulus deltoid kiri
- Rotavirus: diberikan peroral
Vaksin harus diberikan dengan injeksi yang tepat (baik itu intrakutan, subkutan maupun intramuscular) dan di lokasi sesuai dengan yang disepakati (oleh program)
3.3. Buang spuit dan jarum ke safety box dengan cara tidak melakukan recapping. Jadi, spuit yang sudah terpakai dibuang ke safety box dalam kondisi terbuka (penutup needle dibuang terpisah di safety box)
3.4. Pencatatan pemberian vaksin : nama vaksin, tanggal
pemberian vaksin, nomor batch vaksin, jenis vaksin, dan lokasi penyuntikan
3.5. Observasi pasien selama 30 menit setelah imunisasi untuk
mengantisipasi kemungkinan terjadi reaksi anafilaktif atau KIPI
Pemberian vaksin ini dapat diberikan kepada siapapun yang tidak memiliki kontraindikasi. Dalam hal ini, masyarakat harus mengetahui mengenai kontraindikasi dan false kontraindikasi.
False kontraindikasi ini dimaksudkan jika terjadi suatu kondisi yang mengharuskan petugas berhati-hati dalam melakukan penyuntikkan vaksin, jika petugas salah maka dapat menyebabkan kehilangan kesempatan. Kondisi tersebut adalah sebagai berikut :
- Penyakit ringan dengan/ tanpa demam ringan
- Reaksi ringan/ demam ringan setelah vaksinasi sebelumnya
- Riwayat KIPI pada keluarga
- Dalam terapi antibiotik, terpapar penyakit, masa penyembuhan, riwayat menderita infeksi pertusis, campak, mump
- Malnutrisi
- Bayi prematur tidak perlu ditunda
- Alergi terhadap bukan komponen vaksin
- Kelainan neurologi yang stabil : CP, simdroma Down
- Asma, eksim
- Pemberian steroid topical/ inhalasi
- Usia di atas usia yang telah direkomendasikan (kecuali untuk vaksin tertentu seperti DPT setelah usia 7 tahun
Kontraindikasi pemberian vaksin,
adalah sebagai berikut:
- Kontraindikasi Absolut (tidak boleh diberikan vaksin): Syok anafilaksis setelah pemberian vaksin sebelumnya, Memiliki Riwayat ensefalopati
- Kontraindikasi Sementara (pemberian imunisasi ditunda): sedang mengalami sakit sedang/ berat. Untuk Vaksin hidup : penderita imunodefisiensi, setelah transfusi/ terapi immunoglobulin
Precaution/ perhatian khusus.
- Vaksin dapat diberikan selagi manfaat lebih besar dari risiko terjadinya reaksi simpang.
- Vaksinasi harus dilakukan di rumah sakit oleh dokter spesialis anak
- Hipotonik hiporesponsif episode
- Menangis terus menerus 3 jam
- Suhu >40,5 C dalam 48 jam
- Kejang dalam 3 hari, SGB dalam 6 minggu setelah pemberian DPT sebelumnya
Trimakasih banyak dokter untuk ilmunya, insyaAllah bermanfaat. Izin bertanya dokter, apakah ada batasan jumlah pemberian vaksin dalam satu hari nggih?
BalasHapusBisa 2 injeksi di 2 lokasi yang berbeda, namanya imunisasi simultan
HapusTerimakasih banyak atas materinya dokter. Sangat bermanfaat, dokter. Permisi dokter izin bertanya, saya pernah mendengar mengenai istilah BCG-itis, itu bagaimana nggih dokter?
BalasHapusVaksin BCG dibuat dari kuman Mycobacterium bovinum (bukan mycobacterium tuberculosis). Jika M. Bovinum menyebabkan itis, namanya BCG-itis. Tidak berat kok, hanya keradangan lokal
HapusAssalamualaikum wr. wb. dokter. Wah bermanfaat sekali dokter. Mohon izin bertanya dokter, untuk pemberian BCG diatas 3 bulan. Jika hasil tes mantouxnya positif, pemberian BCG nya di tunda berapa lama nggih dokter? terima kasih dokter
BalasHapusKalau Mantoux test poaitif, berikan OAT. Imunisasi BCG dalam hal ini tidak diperlukan karena sudah timbul kekebalan alami
HapusTerimakasih banyak atas ilmunya pagi ini dokter. Izin bertanya pada false kontraindikasi apakah vaksinasi dapat terus diberikan di hari itu atau ditunda dulu nggih dokter?
BalasHapusImunisasi bisa dilakukan saat itu juga dengan persetujuan dari orang tua
HapusMasyaAllah terimakasih banyak ilmunya pagi ini dokter, semoga memberikan banyak manfaat dan amal jariyah, mohon maaf izin bertanya dokter penundaan pemberian vaksin itu dalam jangka waktu berapa lama nggih dokter apabila pasien terdapat kontraindikasi sementara? terimakasih banyak dokter
BalasHapusSampai kondisi yang menyebabkan dia kontraindikasi, teratasi
HapusSampai tidak kita temukan kontraindikasi sementara
BalasHapusTerima kasih banyak atas ilmunya dokter. Dokter ijin bertanya, untuk emergency kit prosedur penggunaannya bagaimana nggih dok? Lalu apakah diperlukan pasien MRS? Terima kasih dokter
BalasHapusKalau imunisasi tidak perlu MRS. Emergensi kit biasanya berisi adrenalin, diphenhidramin, dexametasone. Jangan lupa sedia oksigen
HapusTerima kasih dokter atas ilmunya ini sangat bermanfaat terutama bagi saya yg sering lupa tentang prosedur imunisasi jadi sekaranv tinggal buka dan baca postingan ini deh, oh ya dokter ada titipan pertanyaan dari saudara saya yang sekarang jadi ibu muda. Sebenernya waktu ibu menyusui itu baik nya boleh di imunisasi atau tidak ya dokter? Adakah efek nanti pada si buah hati saat menyusui?
BalasHapusIbu yang sedang menyusui BOLEH dilakukan imunisasi (terutama imunisasi covid-19). Bayi yang sedang menyusu juga BOLEH dilakukan imunisasi
HapusBaik terima kasih dokter atas jawabannyaa
HapusAssalamu'alaikum dokter, terimakasih atas ilmu yang sudah dokter bagikan. Mohon izin bertanya dokter, seperti yamg dokter jelaskan untuk vaksinasi di masa pandemi perlu persiapan sarana dan prasarana tempat vaksinasinya, lalu bagaimana dengan program vaksinasi di sekolah nggih dokter, seperti contohnya campak-rubella, apakah tetap dapat dilaksanakan?
BalasHapusTetap dilaksanakan. Jika perlu, siswa datang ke sekolah hanya untuk vaksinasi terjadwal dan dg memperhatikan prokes
HapusTerima kasih dok, ilmunya. Izin bertanya, saat bayi usia 4 bulan, ada 6 jenis imunisasi sesuai rekomendasi IDAI. Seperti komentar diatas, maksimal sehari 2 injeksi di 2 tempat yang berbeda. Nah, untuk 4 imunisasi yang belum diberikan itu dapat diberikan dalam jeda berapa hari dok?
BalasHapusMinimal 1 minggu
HapusAlhamdulillah terimakasih banyak dokter atas ilmunya. Mohon izin bertanya dokter, jika pada lokasi yang akan diimunisasi sedang terjadi luka, misalnya daerah deltoid kanan sedang luka padahal sudah waktunya imunisasi BCG, kemudian bagaimana nggih dokter?
BalasHapusBisa di lokasi lain, tapi harus tetap intracutan ya. Jangan lupa edukasi ke orang tua
HapusSangat lengkap informasi ny terkait imunisasi dok, sangat setuju sekali bahwa imunasi memang harus di lakukan oleh ahli yang tepat , mari kita selamat kan anak anak generasi penerus kita dari penyakit yang bisa di cegah dengan vaksinasi.
BalasHapusTerima kasih dokter
Kebetulan banget bentar lagi anakku mau di vaksin, aku jadi mau perhatiin lambang pada botol vaksin nantinya. ilmu banget baca artikel di sini.
BalasHapusSekalian intip tanggal kadaluarsa mbak... Terima kasih sudah mampir di blog dokter taura
HapusMasha Allah dokter lengkap bgt. Insightful sekali artikelnya. Ada video lengkapnya juga ;) kalau yg ak ingey mang BCG ini beda ya letak nyuntiknya. Laya di permulaan. Selebihnya ga paham gmn. Cuma itu yg membekas hehe. Makasih dok ulasannya
BalasHapusImunisasi BCG diberikan secara intra cutan. Orang jawa bilang "jungkit"
HapusSepertinya selama mendampingi anak2 imunisasi untuk IVO hanya dijelaskan "mungkin nanti kalo demam kasih ini".
BalasHapusNyaris tak dapat informasi terkait ini knpa harus imunisasi ini. Tujuan dan manfaatnya
Bisa jadi bidannya tahu kalau mbak Hamim adalah bloger kondang, jadi dianggap sudah tahu...
Hapusterimakasih banyak dokter untuk ilmunya, sangat bermanfaat dan membantu sekali untuk memahami secara detail bagaimana metode dan cara pemberian imunisasi kepada anak. Mohon izin bertanya dokter, pada pasien dengan riwayat KIPI sebelumnya bagaimana dengan imunisasi yang akan diperoleh anak tersebut seterusnya ? apakah bisa pada anak tersebut diberikan dosis imunisasi menggunakan dosis terbagi atau bagaimana nggih dokter? terimakasih, wassalamualaikum wr.wb.
BalasHapusJika riwayat imunisasi DPT menggunakan pentabio dan terjadi kipi, sebaiknya next imunisasi DPT ganti yang DTaP. Tidak dianjurkan pemberian imunisasi dengan dosis terbagi
HapusTerimakasih dokter untuk penjelasannya mengenai imunisasi pada anak. Bahasa yang sangat mudah dipahami dan ringkas dokter. Saya izin menanyakan dokter, misalnya pasien usia 5 bulan datang untuk BCG, kemudian mantoux negatif namun ada riwayat kontak TB bagaimana nggih dokter ? Terimakasih banyak dokter
BalasHapusTerima kasih dokter atas penjelasannya mengenai teknik pemberian imunisasi pada anak, cukup mudah untuk dipahami.
BalasHapusIzin bertanya dokter, pada anak yg imunisasinya telat, mengapa pemberian vaksin hidup BCG, OPV dan Campak tidak boleh diberikan secara bersamaan nggih ? Apakah karena maksimal sehari 2 injeksi di 2 tempat yang berbeda atau ada alasan lain nggih ?
Terima kasih dokter
Alhamdulilah terima kasih banyak dokter untuk ilmunya. Ternyata banyak sekali yang harus diperhatikan dalam pemberian imunisasi pada anak, mulai dari persiapan sebelum imunisasi (persiapan alat, vaksin dan pelarutnya), saat pemberian vaksin (dosis vaksin, rute pemberian vaksin, dan posisi pasien), dan setelah pemberian vaksin (monitor kipi, pembuangan alat vaksin dan pelaporan). Penting untuk memberikan vaksin secara benar demi mencapai vaksin yang optimal.
BalasHapusAlhamdulillah mendapatkan ilmu lagi dari blog Dokter Taura, Terima kasih dokter atas informasinya, Terkait dengan imunisasi yang dilakukan rutin sesuai dengan jadwalnya jika terjadi hal yang tidak terduga seperti terjadi adanya luka pada daerah yang seharusnya digunakan untuk imunisasi apakah dapat dilakukan ditempat lain nggih dokter? Apakah menunggu luka tersebut kering(membaik)/ ditunda terlebih dahulu nggih dokter?. Terima kasih banyak nggih dokter atas informasinya🙏.
BalasHapusTerimakasih banyak atas ilmunya pagi ini dokter. Izin bertanya dokter, dijelaskan bahwwa kontraindikasi pemberian vaksin absolut salah satunya yaitu syok anafilaksis. Apakah yang dimaksud pemberian vaksinnya semua vaksin atau vaksin yang pernah memiliki respon syok anafilaksis saja nggih dokter?
BalasHapusTerima kasih banyak dokter untuk ilmunya, sangat bermanfaat dan membantu sekali untuk memahami secara detail bagaimana metode dan cara pemberian imunisasi kepada anak,
BalasHapusTerima kasih banyak dokter atas tambahan ilmunya. Ijin bertanya dokter, jika ada anak datang dengan keluhan demam, dan orang tua mengaku bahwa anak telah melakukan imunisasi beberapa hari yang lalu, kapan kita dapat menegakkan bahwa ini kipi atau akibat penyakit infeksi lainnya? Berapa batasan waktu (hari) munculnya kipi nggih dok? Terima kasih sebelumnya dok
BalasHapusTerima kasih banyak dokter atas ilmu dan informasinya yang telah diberikan sekaligus izin bertanya dokter dijelaskan terdapat suatu kondisi yaitu "False Kontraindikasi" jika seperti itu apakah vaksin dapat diberikan saat itu atau bagaimana nggeh dokter? Terima kasih banyak sebelumnya
BalasHapusIzin bertanya dok, kalau imunisasi dilakukan sebelum waktu yang ditentukan, apakah ada dampak yang berarti nggih dok?
BalasHapusAssalamu'alaikum wr.wb dokter, terimakasih dokter untuk ilmu yang dibagikan. Izin bertanya dok, selama ini ketika saya mengikuti dan melihat kegiatan imunisasi, jarang dilakukan observasi selama 30 menit pasca pemberian imunisasi. Apakah hal ini merupakan masalah dalam penyelenggaraannya, ataukah memang hal tersebut sebuah bentuk keluwesan nakes akibat kendala tertentu di dalam penyelenggaraan program imunisasi? Terimakasih dokter.
BalasHapusTerimakasih banyak dokter atas ilmu dan informasinya. Artikel ini sangat lengkap dan bermanfaat sekali. Saya masih belum mengerti pada kalimat hilang kesempatan bagian false kontraindikasi, Apakah maksudnya jika vaksin salah diberikan akan memberikan efek buruk atau tidak bisa mengulang lagi?
BalasHapusTerima kasih banyak dokter untuk ilmunya. Dari tulisan ini kita dapat mengambil point pentingnya bahwa pemberian vaksin secara benar sangat penting untuk dilakukan demi mencapai potensi vaksin yang optimal dan mencegah terjadinya KIPI (Kejadian Ikutan Pasca imunisasi). Perlunya perhatian mulai dari persiapan sebelum imunisasi (persiapan alat, vaksin dan pelarutnya), saat pemberian vaksin (dosis vaksin, rute pemberian vaksin, dan posisi pasien), dan setelah pemberian vaksin (monitor kipi, pembuangan alat vaksin dan pelaporan).
BalasHapusTerima kasih banyak dokter informasinya. Sangat bermanfaat terutama untuk para tenaga kesehatan agar dapat mempersiapkan dan memberikan vaksin dengan benar. Kita perlu memperhatikan persiapan sebelum vaksinasi, proses vaksinasi , dan pasca pemberian vaksinasi karena pemberian vaksin secara benar sangat penting untuk dilakukan demi mencapai potensi vaksin yang optimal dan mencegah terjadinya KIPI (Kejadian Ikutan Pasca imunisasi)
BalasHapusTerimakasih dokter atas ilmu yang telah dibagikan. Tentunya KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) tidak bisa dianggap remeh. Tenaga kesehatan seharusnya memperhatikan segala proses vaksinasi dengan seksama, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
BalasHapusMohon izin bertanya nggih dokter. Pada pemberian vaksin BCG diharapkan meninggalkan scar, namun bagaimana bila ternyata tidak terbentuk scar BCG nggih dok? Apakah imunisasi BCG nya perlu diulang atau bagaimana nggih dok? Terimakasih dokter
BalasHapusMasyaAllah sekali, terimakasih banyak atas ilmunya dokter. Sangat bermanfaat sekali dokter. Saya jadi memahami tentang cara persiapan, prosedur, dan KIE vaksinasi serta saya jadi memahami KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) sehungga saya bisa mensosialisasikan kepada pasien kelak.
BalasHapusTerimakasih banyak dokter untuk informasinya, saya jadi semakin paham dengan imunisasi dokter, izin bertanya dokter bagaimana dengan orangtua yang datang ingin mengimunisasi anaknya tetapi tidak membawa buku KIAnya sebagai dokumen untuk diimunisasi, bahkan ada yang tidak mengisi buku imunisasinya dokter Apakah tetap dimunisasi atau ditunda dulu nggih dokter?.
BalasHapusMashaallah sangat lengkap informasinya tentang imunisasi dokter, semoga membuat ibu tidak lengah lagi dalam memberi imunisasi anaknya
BalasHapusTerimakasih banyak ilmunya dokter. Ternyata memberikan imunisasi tidak mudah, karena banyak yang perlu diperhatikan. Dari halaman ini, sangat mudah dipahami dan sangat ringkas untuk dibaca
BalasHapusAlhamdulillah berkat tulisan dokter saya bisa belajar secara detail tetapi mudah dipahami mengenai prosedur pemberian imunisasi. tulisan dokter ini membantu banyak untuk saya belajar mengenai imunisasi pada anak. Terima kasih nggih dokter.
BalasHapusNah ini yang saya butuhkan, terimakasih Dokter, saya seringkali masih terbolak-balik, serta cara-caranya belum saya kuasai, karena mungkin belum terbiasa sih ya.. Dan yang tidak kalah penting adalah KIPI yang harus benar-benar diperhatikan sehingga perlu disampaikan kepada pasien dan keluarga, agar pasien tidak terkesan trauma dan jatuhnya gamau divaksin lagi karena mengirabitu efek buruk imunisasi. Terima kasih Dok
BalasHapusterima kasih dokter, informasi informasi penting mengenai vaksin lagi , lengkap dan mudah dipahami. Cara pemberian vaksin yang masih belum saya hafal semuanya , saya keep tulisan ini biar bisa recall apabila nanti lupa hehe.
BalasHapusAlhamdulillah, terima kasih banyak atas informasi dan ilmu yang telah diberikan mengenai "Imunisasi" ini. Materi yang disampaikan sangat lengkap mulai dari hal-hal yang harus dipersiapkan dalam pemberian vaksin sampai dengan hal-hal khusus yang perlu diperhatikan, semuanya jelas dan lengkap disampaikan melalui tulisan blog ini. Insya Allah akan mudah untuk dipahami untuk proses pembelajaran. Terima Kasih banyak dokter.
BalasHapusTerima kasih dokter, sekarang saya jadi tahu bahwa pemberian vaksin bukan sembarangan, namun perlu dilakukan secara benar sangat penting agar mencapai potensi vaksin yang optimal dan mencegah terjadinya KIPI. Karena itu sangat penting pemahaman kita agar bisa mengedukasi pasien dan tidak salah tindakan dalam melakukan vaksinasi.
BalasHapusMasya Allah sekali, terimakasih banyak atas ilmunya dokter. Sangat bermanfaat sekali dokter. Dengan artikel ini dapat membuat berbagai macam khalayak memahami tentang cara persiapan, prosedur, dan KIE vaksinasi serta yang tidak kalah penting adalah KIPI yang harus benar-benar diperhatikan sehingga perlu disampaikan kepada pasien dan keluarga.
BalasHapusMasyaallah terimakasih banyak dokter atas informasi yang diberikan. Dengan membaca artikel ini kita semua jadi tau apa yang harus dipersiapkan sebelum imunisasi. Terlebih lagi kita juga tau ada kipi apa yang bisa ditimbulkan. Dan juga sangat membantu saya untuk kembali mengingat serta belajar tentang cara pemberian vaksin. Terimakasih banyak dokter
BalasHapusMasyaallah tabarakallah. Terima kasih dokter untuk ilmunya, walaupun punya kesibukan sebagai dokter spesialis tapi tetap semangat memberikan ilmu dengan menulis di blog 🫡.
BalasHapusMasyaAllah sekali, terimakasih banyak atas ilmunya dokter. Sangat bermanfaat sekali dokter. Saya jadi lebih memahami tentang cara persiapan, prosedur, dan KIE vaksinasi serta saya jadi memahami KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi). Ilmu yang sangat bermanfaat sekali bagi petugas media dan para orangtua agar menambah wawasan sehingga lebih tercapainya target imunisasi si kecil dengan amaan insyaAllah.
BalasHapusmasyaallahh terimakasih banyak dokter sudah mengulas tentang Imunisasi ini. alhamdulillah sangat bermanfaat untuk saya dan temen2 dalam memahami pemberian imunisasi ini
BalasHapusAlhamdulilah terima kasih banyak dokter untuk ilmunya. Ternyata banyak sekali yang harus diperhatikan dalam pemberian imunisasi pada anak, mulai dari persiapan sebelum imunisasi (persiapan alat, vaksin dan pelarutnya), saat pemberian vaksin (dosis vaksin, rute pemberian vaksin, dan posisi pasien), dan setelah pemberian vaksin (monitor kipi, pembuangan alat vaksin dan pelaporan). Penting untuk memberikan vaksin secara benar demi mencapai vaksin yang optimal.
BalasHapusTerimakasih atas informasinya dokter, sangat bermanfaat sekali untuk pembaca khususnya tenaga kesehatan agar dapat memberikan vaksin secara tepat. Banyak sekali yang harus dipahami terkait pemberian vaksin ini mulai dari persiapan sebelum imunisasi (alat, vaksin dan pelarut), saat pemberian (dosis vaksin, rute pemberian vaksin, dan posisi pasien), dan setelah pemberian (monitor kipi, pembuangan alat vaksin dan pelaporan)
BalasHapusWah sangat lengkap sekali informasinya dokter. Memang prosedur imunisasi ini harus dilaksanakan dengan baik dan benar demi mencapai imunisasi yang optimal. Selain untuk imunisasi yang optimal juga mencegah terjadinya KIPI maka harus memperhatikan pemberian vaksin mulai dari persiapan-persiapan sebelum imunisasi hingga setelah imunisasi dilakukan
BalasHapusDalam melakukan imunisasi, dokter tidak boleh sembarangan, ada persiapan, proses pemberian vaksin, hingga observasi terjadinya KIPI. Masih banyak orang tua yang khawatir anaknya menjadi sakit setelah diberikan imunisasi. Informasi seperti ini perlu disampaikan ke orang tua agar tidak perlu khawatir untuk anaknya di imunisasi
BalasHapusTerima kasih dokter atas ilmu & informasi mengenai imunisasi yang telah dipaparkan dengan jelas dan sangat lengkap, mulai dari persiapan imunisasi, KIPI sampai dengan hal-hal yang menjadi perhatian khusus semuanya dijelaskan dengan jelas sehingga sangat mudah untuk dipahami. Diharapkan untuk para orang tua tidak lengah untuk memberi imunisasi untuk buah hatinya
BalasHapusTerimakasih dokter atas informasi yang diberikan. Artikel ini menjelaskan secara ringkas dan mudah dipahami mengenai bagaimana metode dan cara pemberian imunisasi pada anak.
BalasHapusTerimkaasih dokter sharing ilmunya. Dari sini kami lebih memahami proses persiapan, pemberian, hingga ke kontraindikasi absolut dan sementara pada pemberian vaksin
BalasHapusTerima kasih atas penjelasan yang sangat bermanfaat, Dokter. Artikel ini menegaskan pentingnya prosedur yang benar dalam pemberian vaksin, mulai dari persiapan hingga pemantauan pasca imunisasi. Dengan begitu, kita dapat memaksimalkan manfaat vaksin dan meminimalisir risiko KIPI.
BalasHapusMasyaAllah, Terima kasih banyak dokter untuk ilmunya, sangat bermanfaat dan membantu sekali untuk memahami secara detail bagaimana metode dan cara pemberian imunisasi kepada anak.
BalasHapusTerima kasih dokter atas artikelnya sangat menarik, yang membahas mengenai persiapan vaksin, pemberian vaksin, setelah pemberian vaksin, juga ada artikel kontra indikasi. Persiapan vaksin mulai dari kondisi vaksin dan pelarut yang masih baik, juga ukuran spuit nya. Persiapan petugas vaksin dari APD, juga cuci tangan 6 langkah. Juga persiapan pasien anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dilanjutkan proses pemberian vaksin meliputi jenis injeksi, lokasi yang tepat sampai observasi. Sangat lengkap dokter di artikel ini mengenai prosedur pemberian imunisasi.
BalasHapus