Pernahkah Anda merasa galau manakala berada di area yang no signal?
Pernahkah Anda tiba-tiba resah karena baterai ponsel habis dan Anda sedang tidak membawa powerbank maupun charger?
Pernahkan Anda menjadi risau manakala kuota atau paket data habis?
Pernahkah Anda merasa tidak nyaman gegara lupa tidak membawa gawai atau ketinggalan di rumah?
Jika Anda pernah mengalami minimal satu kondisi diatas, berarti Anda sedang mengalami yang namanya NOMOPHOBIA
Apa itu Nomophobia?
Apa dampaknya bagi Kesehatan mental seseorang?
Bagaimana cara mengatasinya?
Nomophobia: No Mobile Phone Phobia
Istilah Nomobia pertama kali muncul dalam suatu penelitian tahun 2008 di Britania Raya oleh YouGov (sebuah firma riset pasar dan analisis data yang berbasis Internet internasional yang bermarkas di Britania Raya)
Nomophobia: kondisi psikologis ketika orang takut terlepas dari konektivitas gawainya
Istilah Nomophobia atau “No Mobile Phone Phobia” digunakan untuk menggambarkan kondisi psikologis ketika orang takut terlepas dari konektivitas gawainya
Sebenarnya kata “phobia” disini kurang tepat, karena phobia bermakna suatu ketakutan yang luar biasa. Padahal mayoritas kasus yang terjadi adalah masalah kegelisahan, bukan ketakutan.
Berikut ini adalah tanda-tanda Nomophobia:
- Cemas saat baterai gawai habis, di luar jaringan, atau kehabisan pulsa atau paket data.
- Tidak nyaman saat pergi tidak membawa gawai.
- Tidak nyaman ketika tidak bisa mengakses ponsel.
- Berkali-kali mengecek ponselnya saat mengobrol dengan orang lain
- Sering mengecek ponsel sekedar untuk melihat sesuatu yang update di media sosial.
Nomophobia: Benarkah Berdampak Negatif?
Dampak negatif dari nomophobia bisa mengenai siapa pun, tak terkecuali anak-anak yang sedang dalam masa tumbuh kembang.Sejumlah penelitian telah menyelidiki konsekuensi negatif dari penggunaan gawai yang berlebihan dan gejala nomophobia.
Kateb pada tahun 2015 melakukan penelitian terhadap 335 mahasiswa di Arab Saudi dan didapatkan data bahwa > 93% responden menggunakan gawai lebih dari 2 jam tiap hari. Durasi lamanya penggunaan gawai ini berhubungan erat dengan kejadian kecemasan, depresi ataupun stress.
Rahayuningrum dkk pada tahun 2018 melakukan peneelitian terhadap 147 pelajar SMU di Kota Padang. Didapatkan data bahwa 54,5% responden mengalami medium anxiety. Sementara itu 47,6% responden mengalami medium nomophobia. Didapatkan hubungan yang bermakna antara nomophobia dan kejadian kecemasan.
Efek Nomophobia pada Anak
Di era global seperti sekarang, apalagi ditambah adanya pandemi Covid, memaksa orang tua dan guru untuk mengenalkan anak pada gawai secara dini. Sedikit banyak hal ini akan meningkatkan risiko terjadinya ketergantungan akangawai pada anak, dan berujung pada nomophobia.Bermain gawai membuat anak tidak peduli dengan sekitarnya karena sudah sangat asyik dengan dunia gawai nya, mulai dari media sosial, tik tok, you tube, game maupun musik. Lebih buruk lagi, karena anak-anak masih belum memiliki emosi yang stabil, sehingga anak bisa menjadi lebih tertutup dan bermain sendiri tanpa interaksi sosial.
Hal ini sangat mempengaruhi perkembangannya, baik secara psikologis maupun perkembangan otaknya.
Bagaimana pun, di era serba digital ini, pengaruh gadget bagi tumbuh kembang anak sangatlah besar dan sebagai orang tua, kita harus bisa mengendalikannya.
Ingin Lepas dari Nomophobia?
Jika Anda merasa sedang terjangkiti fenomena Nomophobia dan ingin lepas dari fenomena yang berdampak negatif ini, hal pertama yang harus Anda lakukan adalah bebaskan diri Anda dari ketergantungan akan gawai.Dengan kata lain, buatlah sedemikian rupa agar Anda tidak kecanduan gadget.
Pengobatan terhadap Nomophobia meliputi perilaku kognitif, dikombinasikan dengan intervensi farmakologis. Obat tranylcypromine dan Clonazepam cukup berhasil dalam mengobati tanda dan gejala nomophobia.
Intervensi lain yang menjanjikan telah muncul sebagai "Pendekatan Realitas," atau terapi Realitas. Pada terapi ini pasien disarankan untuk fokus pada perilaku (berkebun, melukis, bermain, dll) selain menggunakan ponsel.
MasyaAllah terimakasih dokter atas artikelnya, sangat bermanfaat karena di era sekarang ini sangat banyak orang tua yg cenderung menenangkan anaknya secara instan dengan memberikan HP tanpa mempertimbangkan bagaimana dampaknya... banyak dampak yg dikhawatirkan ketika terlalu dini memberikan kekuasaan berlebih untuk memegang HP kepada anak contohnya anak menjadi cenderung malas bergerak, tidak peduli keadaan sekitar, ketika lepas dari HP cenderung menjadi agresif.
BalasHapusSemoga sehat selalu dokter dan ditunggu artikel- artikel keren berikutnya nggih dokter
Terimakasih dokter atas ilmunya, Kontennya menarik sekali dokter, sesuai dengan masa kini. Mohon izin bertanya dokter, apabila seorang yang memang sudah terpaksa dikenalkan gadget sejak dini dikarenakan pandemi dan akhirnya anak tersebut kecanduan dengan gadget, sebagai orang tua bagaimana cara membatasi dan memberi pemahaman tentang penggunaan gadget nya tersebut? Terimakasih, Wassalamualaikum wr.wb.
BalasHapusWahh konten kali ini dalam mengangkat tema nomophobia sangat menarik dan up to date dokter, di zaman sekarang baik tua hingga muda sudah tidak asing lagi dengan yg namanya gadget dan selalu dibawa kapanpun dan dimanapun. Saya ingin bertanya dokter, dalam masa pandemi ini tidak bisa dipungkiri sistem pendidikan sebagian besar beralih ke sistem daring/online utamanya pada anak sehingga tidak bisa dihindari terdapat penambahan dari durasi penggunaan gadget, bagaimana menyiasati agar anak tetap menggunakan gadget dalam kadar dan penggunaan yang efektif dan optimal tanpa menimbulkan efek adiksi dokter? Terimakasih sebelumnya dokter
BalasHapusMasyaAllah benar sekali dokter, orang jadi jarang mengamati lingkungan sekitar, karena lebih tenggelam dengan gadget-nya.
BalasHapusIzin bertanya dokter, kapankah kita perlu mencurigai nomophobia yang dialami seseorang ini perlu untuk kita periksakan kepada spesialis kedokteran jiwa atau langsung dilakukan intervensi pendekatan realitas saja seperti berkebun, melukis, dan lain-lain?
Assalamualaikum wr wb dokter
BalasHapusTerima kasih atas ilmu dan informasi yang diberikan melalui artikel kali ini, kontennya sungguh sangat menarik dan kekinian yang selalu kita jumpai di masa kini, karena bawasannya kecanduan smartphone bukanlah masalah yang dapat diabaikan apalagi pada anak anak , sebenarnya saya sering menjumpai anak yang kecanduan bermain hp seperti ini dokter, dan kecenderungan anak tersebut bila tidak dipeebolehkan bermain hp akan bersikap keras kepala merengek dan mengancam kepada kedua orang tuanya dengan tidak makan dan tidak mau sekolah, Bagaimana seharusnya sikap orangtua menyikapi perilaku anak tersebut nggih dokter? Terima kasih banyak sebelumnya dokter, wassalamualaikum wr wb
Syukurlah belum dan jgn sampai pd tahap itu. Karena aku kalau sdh bersama keluarga boasanya malah lupa ga pegang HP. Karena kebanyakan main gadget nurut aku bikin insomnia juga, soalnya ada teman insomnia gegara mainan hp mulu. Kita saranin matiin hp saat tidur dia pun ga sanggup.
BalasHapusTerima kasih sudah diingatkan tentang bahaya nomophobia ini,Dokter..Duh, beneran sulit selama pandemi membatasi interaksi anak dengan gawai.Apalagi saat sekolah PJJ kemarin, akhirnya molor dari jadwal zoom meeting ke mabar (main bareng) teman. Meski enggak sampai ketergantungan tapi durasi pegang gawainya jadi berlebihan. Meski lebih bijak nih, membatasi pemakaian gawai mengingat dampak negatif akibat nomophobia terhadap anak, akan membawa akibat yang lebih buruk karena anak masih dalah tahap tumbuh kembang.
BalasHapuskalau saya untuk menghindari atau mencegah agar tidak sampai terkena nomophobia mungkin dengan cara meningkatkan hoby baca buku dok. cuman memang jika ada kuota internet memang agak susah sih ...
BalasHapusYups, kayaknya sejak lama saya sudah kena Nomophobia. Apalagi sejak resign kerja dan mutusin jadi freelancer. Seolah-olah ada aja yang menghubungi kalo gak lihat HP dalam 15 menit. Perlu dikondisikan lagi nih kayaknya dok.
BalasHapuswah jangan-jangan saya terkena Nomophobia
BalasHapuskerasa sewaktu saya pindah ke daerah yang sering gak ada sinyal internet
Fifty-fifty sih kebutuhannya karena pekerjaan sebagai blogger
tapi......, gak perlu internet setiap saat juga sih
Ada atau gak ada sinyal, yang penting bisa nonton drama mandarin ya Cik?
HapusHehehe,
Salam sukses ya...
Baru tahu saya dok, ada istilah ini. Tapi memang benar sih, sekarang mah lebih takut ketinggalan handphone dari pada ketinggalan dompet. Karena semua bisa diakses lewat handphone.
BalasHapusTapi kn memang sekarang zamannya serba digital plus didukung kecanggihan teknologi dok, apa semua orang yang pekerjaannya membutuhkan smartphone disebut nomophobia?
Beneran nih mbak Sendy lebih milih gawai daripada dompet?
HapusSini dompetnya buat aku saja, hehehe....
Waah sangat bermanfaat dokter. Saya baru tau ada istilah nomophobia dok.. apakah ada tips dok supaya anak tidak selalu minta main hp ? kan melihat orangtua nya yg main hp mungkin untuk pekerjaan dan kakaknya yg main hp untuk daring jadi si anak yg balita kadang jg minta untuk sekedar melihat video² anak ataupun kartun dok..
BalasHapusDi bawah usia 2 th tidak direkomendasikan menonton TV, gadget dll, utamakan interaksi dg orang lain di sekitarnya. Diatas 2 th, boleh... Asal pilih acara yang sesuai umur dan harus didampingi orang dewas
HapusAlhamdulillah dari baca judulnya pasti sudah bisa di tebak fenomena ini pasti banyak di alami oleh kita ya dok,
BalasHapusTerlebih semua tentang kerjaan ada di handphone semua, semoga dg artikel yg bermanfaat ini kita lebih menggunakan handphone dg bijak ya dok, trimakasih banyak atas artikel nya dok
Betul banget... Bijak dalam berbagai adalah koentji agar kita terhindar dari dampak negatifnya
HapusTerima kasih dok, informasi yang menarik dimana fenomena tersebut adalah kondisi yang banyak terjadi saat ini dimana banyak diantara kita yg terjebak dalam kondisi candu tersebut, perlahan kebiasaan tersebut harus kita latih untuk mengurangi efek buruk dari kecanduan ponsel.
BalasHapusTerima kasih artikelnya dok.
Betul banget, setuju. Gadget itu seperti candu! Harus bisa kita kendalikan supaya tdk merugikan
HapusBismillahirahmanirahim..
BalasHapusbaru tau dok kl ad nomophobia,.
sangat bermanfaat sekali artikel dr taura..
di era digital skrg,semua kalangan anak maupun dewasa sdh sangat ketergantungan akan gadget nya..
semoga setelah membaca artikel di atas,lebih memperhatikan bahaya efek nya.. bagi kita pribadi & anak2 kita..
terima kasih sblm nya dok
semoga sehat selalu
Makasih kak atas kunjungannya ke Blog dokter taura. Gawai memang seperti pisau bermata dua. Bermanfaat banget tapi kalo berlebihan bisa bahaya
HapusAlhamdulillah dokter artikel nya bermanfaat sekali,Semoga kita dapat mengontrol dan memperhatikan penggunaan gadget secara bijak.terima kasih dokter semoga sehat selalu.
BalasHapusMakasih kak sudah berkunjung ke Blog Dokter Taura. Betul, semoga kita makin bijak dalam bergawai
HapusKalau saya biasanya galau karena kehabisan kuota data atau hilang sinyal jika ada pekerjaan yang urgent yang harus segera diselesaikan dengan media ini. Kalau nggak ada pekerjaan urgent, santai aja sih, malah kek yang tenang nggak ada gangguan bunyi gawai. Etapi jangan lama-lama juga, biar ngga ketinggalan info, hehe... kalo kek gini masih normal nggak sih?
BalasHapusSesuatu yang berlebihan memang kurang baik, tapi di kehidupan serba digital seperti sekarang rasanya agak sulit utk berjauhan dari gadget terlebih kini beberapa keperluan pun ada di smartphone
BalasHapusBetul banget kak, semua yg berlebihan itu gak baik. Cara pingin tahu apakah kita sudah bijak atau bahkan berlebihan dalam bergawai, ya dengan nomophobia ini...
HapusPagi dokter. Thanks banget nih untuk infonya.Beruntungnya aku termasuk yang tidak seperti itu.Seringkali baterai habis, nyantai saja. Ya habis di tengah jalan kalau masih bisa di charge hayoo, enggakpun tidak apa. Tidak panikanlah
BalasHapusMungkin aku termasuk dalam kriteria nomophobia. Tapiiiii ga banget sih, karena kalau sedang hangout atau acara keluarga atau hal2 penting justru aku matikan mobile datanya. Untuk apa? Hp buat motret2 hahahaha. Ketika traveling ga melulu upload ke socmed, sengaja karena ingin menikmati suasana kebersamaan dg keluarga. Lagipula takut lekas habis betrainya hahaha thanks dokter :)
BalasHapusAduh, aku nomophobia ga ya? tapi kalau cuma sinyal yg jelek, aku sih masih bisa lepas hape. tapi kalau baterai yg tiba2 habis itu yg bikin panik.
BalasHapusTuh... Tanda-tanda awal nomophobia tuh, hehehe... Salam kenal ya kak
HapusInformasi seperti diatas akan membekali bagaimana memposisikan penggunaan handphone dengan baik
BalasHapusSetuju kak. Harus bijak dalam bergawai. Oleng dikit, bisa berdampak negatif
HapusGawai itu laksana dua sisi mata uang. Ada sisi positif dan juga negatif, dan ternyata lumayan mengerikan juga ya dok sisi negatif termasuk nomophobia ini.
BalasHapusSemoga kita bisa lebih bijak dalam hal menggunakan gawai dalam kehidupan.
Terima kasih dok untuk informasinya
Betul banget pak, gawai itu laksana candu, bisa bikin orang lupa segalanya
HapusAku nomophobia ga ya? Semoga tdk. Ttp sejauh ini masih bisa alihkan ke hal lain sih kalau lagi jelek jaringan.
BalasHapusHati-hati ya kak, nomophobia bisa kena mental lho... Hehehe...
HapusSaya sadar terkena nomophobia..
BalasHapusTetapi tidak bisa apa2..
Karena memang tidak bisa lepas dari HP
Sudah pernah berusaha lepas dari HP dan tidak bisa..
Hati-hati ya Pak... Nomophobia bisa kena mental lho... Hehehe... Yuk semangat yuk
HapusArtikel nya sangat bermanfaat dok,terima kasih.
BalasHapusMengingat zaman sekarang anak anak sangat susah lepas gadget.
Termasuk anak saya...,melakukan aktivitas serba terburu buru dan tidak fokus, karena pengen segera bersama gadget .
Tuh kan, mulai ada perubahan perilaku akibat gawai kan?
HapusHati-hati ya kak....
salam kenal dok
BalasHapusbaru tau blog dokter yang informatif ini
memang sekarang penggunaan gawai meningkat pesat bahkan mulai anak-anak
saya sendiri merasakan gejala nomophobia ini
rasanya kurang konsentrasi ketika lama gak pakai gawai
solusi dari dokter akan coba saya terapkan
terima kasih ya Dok
Ya Alloh gak taunya se-grup sama dokter. Akibat jarang nongol, ini. Saya gak punya anak kecil lagi. Tqpi ponakan klo diajak pergi keluar rumah buat ngunjungin neneknya. Mereka gak mau, karena di rumah neneknya gak ada wifi. Dan ibunya nggak kasih kuota klo buat di luar rumah. Masuk nomophobia gak ya, ini, dok?
BalasHapusKalau gelisah karena duitnya yang ilang atau dompetnya kosong apa namanya Dok, hehe, canda Dok..
BalasHapusKhawatir juga nih, jangan2 kena nomophobia, karena suka kurang nyaman saat sinyal ilang.
sepertinya saya udah kena deh dok! wduh ngeri juga.
BalasHapuspenyakit mayoritas deh inimh
Sangat bermanfaat dok, persis seperti keponakan saya yang sampai saat ini masih belum sembuh dari nomophobia
BalasHapusAku akhir-akhir ini ngerasa addict banget sama hp. Tetiba dapat artikel ini ngerasa terbantu bangett.. Terima kasih sharing nya ya dok..
BalasHapuskayaknya ini jadi masalah baik orang dewasa ataupun anak-anak ya. uda banyak nerima keluhan soal anaknya yang udah ga cemas lagi dok udah masuk parno kayaknya kalo ga megang hape. kayaknya emang perlu trapi ya orangtuanya supaya bisa "sapih" dari hp.
BalasHapuswah setuju banget nih, terima kasih infonya ya dok :D
BalasHapusSepertinya masalah nomophobia terdengar asing, tapi faktanya banyak orang yang sedang mengalami hal tersebut ya dokter. Tidak hanya pada orang dewasa tapi pada anak-anak pun sudah banyak terlihat, saya sering lihat anak balita saat berada di rumah makan, kemudian rewel menangis tidak berhenti, tetapi setelah diberi handphone oleh orangtuanya, anaknya langsung berhenti menangis.
BalasHapusAsing tapi ternyata sehari-hari kita lakukan ya?
HapusYuk sama-sama jaga diri, batasi ketergantungan dg gadget
Terimakasih dokter tambahan ilmunya. Selain mendapat ilmu baru, sekaligus juga merasa diingatkan untuk tidak terlalu bergantung pada gadget. Meskipun banyak manfaatnya, tapi ada efek buruk yang juga harus diperhatikan, terutama bagi anak-anak yang belum memiliki emosi stabil. Harus benar-bernar diperhatikan penggunaan gadget untuk anak, agar tidak berlebihan penggunaannya sehingga tidak terkena nomophobia dan tidak mengganggu tumbuh kembang anak
BalasHapusEfek negatif dari gadget itu yang harus kita hindari. Bisa kok kalau kita punya tekad yang kuat
HapusTerimakasih dokter sudah mau berbagi informasi yang penting ini, jujur saya baru tau ada yang namanya nomophobia dan tidak dipungkiri pada zaman sekarang gadget sudah melekat dikehidupan masyarakat sehingga apabila gadget yang dimaksud ini tidak ada dengan berbagai alasan, rasanya seperti ada yang hilang. Informasi ini sangat penting untuk meningkatkan awareness kita terhadap pembatasan waktu penggunaan gadget agar tidak terlalu bergantung kepada gadget.
BalasHapusTerimakasih dokter sudah mau berbagi informasi yang penting ini, jujur saya baru tau ada yang namanya nomophobia dan tidak dipungkiri pada zaman sekarang gadget sudah melekat dikehidupan masyarakat sehingga apabila gadget yang dimaksud ini tidak ada dengan berbagai alasan, rasanya seperti ada yang hilang. Informasi ini sangat penting untuk meningkatkan awareness kita terhadap pembatasan waktu penggunaan gadget agar tidak terlalu bergantung kepada gadget
BalasHapusSaya sangat setuju Dokter dengan anak anak milenial jaman sekarang yang lebih memilih menghabiskan waktunya dengan gadget. Tidak hanya anak, remaja dan dewasapun sekarang juga kecanduan atau dapat dikategorikan nophobia. Pada anak yang tentunya masa tumbuh dan kembangnya akan terganggu dengan adanya nomophobia terhadap gadget. Menurut saya sangat penting dilakukan edukasi kepada para orang tua agar tidak membiarkan anaknya terlena dengan yang namanya gadget karena banyak orang tua yang mengatasi kerewelan anak atau membuat anak menjadi diam dengan mengenalkannya dengan gadget. Terima kasih Dokter atas pemaparan diatas, semoga banyak orang tua yang mengubah kebiasaan buruk tersebut dalam memperlakukan si buah hati 😊
BalasHapusSaya sangat sangat setuju dokter. Anak jaman milenial sekarang memang seharusnya tidak dipegang i handphone dulu. Karena banyak dampak negatifnya. Salah satunya anak jadi malas dan tidak tau waktu saat bermain gawai. Apalagi dengan teknologi internet yang ada sekarang. Apapun bisa dilihat oleh anak. Kita sebagai calon orang tua harus aware terhadap hal ini. Terimakasih banyak dokter atas informasinya. Saya izin share nggih.
BalasHapusCurrently, there's no option to play live roulette for real money at Red Dog Casino. However, would not mean|this would not suggest|this does not imply} that this roulette version won't turn out to be available within the near future within the on line casino. The aforementioned betting methods are some players' hottest roulette betting methods worldwide. Without a doubt, tons of|there are numerous} other methods and betting methods that you can use use|you need to use} on this recreation. That being said, at all times be careful when using betting methods 1xbet in roulette. If you aren't cautious, depending on the system you utilize, you can to|you probably can} end up dropping big sums of cash in a short interval.
BalasHapusNomophobia, honestly saya baru tahu istilah baru ini. Memang pada zaman sekarang banyak kalangan sangat menggandrungi gadget dan banyak juga yang khawatir apabila gadget tidak ada dengan berbagai alasan, baterai gadget habis, di luar jaringan, atau kehabisan pulsa atau paket data, selalu khawatir mengecek notifikasi gadget. Informasi ini sangat penting untuk meningkatkan awareness kita agar dapat melepaskan diri dari nomophobia dengan bebaskan diri dari ketergantungan akan gadget.
BalasHapusMungkin bagi sebagain orang istilah ini masih terdengar asing. Namun nyatanya fenomena seperti ini telah banyak terjadi. Memang gadget menajdi benda yang penting, tetapi apabila digunakan terlalu berlebihan juga berdampak kurang baik. Disini kembali diingatkan akan bahaya penggunaan gadget berlebihan pun juga diberikan cara-cara untuk mengatasi nomophobia ini.
BalasHapusistilah normophobia sepertinya masih terdengar sangat asing pada sebagian besar orang. normophobia bermakna dengan kondisi psikologis seseorang ketika terlepas dari konektivitas gawai. normophobia memiliki dampak yang kurang baik, terlebih pada anak, salah sayu dampak negatifnya adalah dapat membuat gangguan mental pada anak dan bahkan menganggu tahap tumbuh kembang si anak.
BalasHapusNomophobia, istilah yang baru saya dengar dan tau setelah membaca blog ini. Jika mengerti arti sebenarnya mungkin nomophobia sudah dialami oleh sebagian besar anak dan orang dewasa yang khawatir berlebihan apabila tidak ada gadget. Penggunaan gadget harus sangat dikontrol, apalagi sebagai orang tua harus aware untuk mengawasi anak-anaknya supaya tidak terjadi penggunaan yang berlebihan dan dapat menimbulkan banyak dampak negatif. Terimakasih dokter atas sharing ilmunyaa
BalasHapusTernyata dibalik manfaatnya untuk memudahkan kita berkomunikasi, belajar dan bekerja dengan mudah, gawai memiliki banyak sekali dampak negatif yang ditimbulkan antara lain nomofobia, yakni kondisi psikologis ketika orang takut terlepas dari konektivitas gawainya. Dan lebih bahayanya gangguan mental yang diakibatkan oleh nomophobia bisa mencapai level berat dan memaksa kita untuk berkonsultasi ke Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa. Maka dari itu penting bagi kita melakukan pencegahan sebelum terlambat. Terima kasih banyak dokter atas informasinya 🙏🏻
BalasHapus