Kehadiran buah cinta alias bayi baru lahir akan mengubah hampir semua sendi-sendi kehidupan sebuah keluarga. Bukan hanya masalah pola pikir, tetapi pola hidup (mulai bangun tidur hingga tidur lagi) pun akan berubah. Belajar hal-hal baru mau tak mau harus dilakukan sebagai salah satu proses adaptasi menuju kehidupan baru. Selain masalah menyusui, perawatan bayi dan imunisasi, Anda harus juga belajar bagaimana cara menggendong bayi yang benar, gendongan jenis apa yang digunakan sesuai umur, dan kapan waktu yang tepat untuk
Menggendong Bayi: Bonding yang Bikin Nyaman
Menggendong bayi adalah salah satu aktivitas bonding antara ibu dan bayi yang sangat besar manfaatnya. Tidak hanya sekedar bonding, menggendong juga bisa menjaga suhu bayi agar tetap hangat.
Suara detak jantung ibu membuat bayi merasa aman dan nyaman. Hembusan nafas ibu seolah menjadi lullaby yang sangat mujarab sebagai "obat tidur". Belaian tangan ibu, ayunan lembut dan bahkan bau badan ibu akan merangsang serabut serabut syaraf untuk membangun jalinan komunikasi dengan serabu syaraf lain.
Pendek kata aktifitas "menggendong" memberikan kontribusi besar dalam tumbuh kembang anak, apalagi jika dilakukan sambil menyusui.
Menggendong Bayi dengan Gendongan
Cara Menggendong yang Benar
Secara garis besar, ada 4 jenis teknik menggendong. Masing-masing tergantung posisi bayi berada dimana dan bagaimana posisinya.
1. Menggendong Bayi Front Carry
Menggendong bayi dengan posisi front carry adalah jika bayi berada di depan, melekat pada dada ibu.
Menggendong bayi dengan posisi ini, dibedakan menjadi 2 posisi lagi, yaitu: "front carry facing in", dimana posisi bayi di depan dan menghadap ke ibu, serta: "front carry facing out", dimana posisi bayi didepan dan bayi menghadap ke depan.
2. Menggendong Bayi Hip Carry
Menggendong bayi dengan posisi hip carry adalah jika bayi berada di samping ibu dimana salah satu kaki bayi ada di depan dan satunya lagi dibelakang.
3. Menggendong Bayi Sling Baby
Menggendong bayi dengan posisi sling baby ini dikenal juga sebagai Gendongan Tradisional Indonesia, dimana kedua kaki bayi berada di depan ibu
Sumber: International Hip Dysplasia Institute |
4. Menggendong Bayi Back Carry
Menggendong bayi dengan posisi Back Carry jika posisi bayi ada di punggung ibu. Cara ini biasanya cocok untuk menggendong bayi usia diatas 18 bulan.
Cara Menggendong Bayi yang Benar
Menurut IHDI (International Hip Dysplasia Institute), cara menggendong bayi yang benar adalah "healthy hip positioning" dimana posisi bayi saat digendong menyerupai posisi janin saat di dalam kandungan yaitu: sendi panggul (sendi antara tulang panggul dan pangkal tulang paha) dan sendi lutut dalam posisi fleksi (ditekuk).
Pada usia kurang dari 6 bulan, sendi panggul mudah mengalami dislokasi atau "hip dysplasia" dimana pangkal tulang paha yg bentuknya menyerupai bola mengalami dislokasi, letaknya bergeser diluar soket nya. Kondisi ini "painless" atau tidak nyeri jika terjadi pada bayi dan baru terdeteksi pada usia saat anak belajar jalan atau bahkan hingga remaja.
Sumber: Internatioonal Hip Dysplasia Institute |
Terjadinya Hip Dysplasia ini disebabkan karena posisi sendi panggul (hip joint) dan sendi lutut dibiarkan dalam posisi ekstensi atau lurus (tidak nekuk) dalam waktu yang cukup lama.
Hip Dysplasia
Selain teknik menggendong, Hip Dysplasia bisa disebabkan teknik swaddling atau bedong bayi yang salah, yaitu jika membedong bayi terlalu rapat hingga sendi panggul lurus dan tidak bisa digerakkan saat dibedong.
Lalu, teknik menggendong bayi yang mana yang paling tepat sehingga menghindarkan terjadinya Hip Dysplasia?
Ada beberapa teknik menggendong yang direkomendasi oleh IHDI (International Hip Dysplasia Institute), yaitu:
- Teknik menggendong bayi front carry dengan posisi kaki menekuk (fleksi) pada sendi lutut dan sendi panggul.
- Teknik menggendong bayi hip carry dengan menggunakan "selendang gendong" dimana kedua kaki di"pekeh" (satu tungkai didepan ibu, satunya lagi dibelakang). Sedangkan posisi "sling baby" TIDAK direkomendasi.
Pemilihan Gendongan Bayi
Tips Menggendong Bayi
Beberapa tips berikut patut Anda cermati:
- Pastikan bahwa posisi bayi saat digendong, sedemikian rupa sehingga bayi bisa bernapas spontan tanpa hambatan.
- Perhatikan posisi dagu bayi! Jangan biarkan dagu bayi menempel pada dada bayi karena leher menekuk akibat posisi gendongan yang kurang pas.
- Perhatikan pula kepala dan wajah bayi, jangan sampai tertutup oleh gendongan
- Saat Anda menggendong bayi, jangan pernah dilakukan sambil jogging, berlari, melompat ataupun aktivitas lain yang membuat bayi bergerak "shaking and bouncing", karena akan bisa menyebabkan cedera otak ataupun cedera tulang belakang. Bagi Anda yang hobi olahraga, lakukan dua aktivitas (menggendong bayi dan olah raga) secara terpisah.
- Jangan pernah menggenddong sambil mengendarai mobil. Pilih "car seat" khusus untuk bayi yang aman.
Sumber: International Hip Dysplasia Institute - Gunakan gendongan yang sesuai dengan umur dan berat badan bayi
Kesimpulan
Menggendong bayi merupakan aktivitas yang positif, asal dilakukan dengan cara yang benar. ancaman terjadinya Hip Dysplasia apabila cara menggendong bayi salah.
Cara menggendong bayi yang benar disesuaikan dengan umur bayi dan tingkat perkembangan bayi.
Mencerahkan ini informasinya Dokter...Cara menggendong bayi yang benar berarti harus disesuaikan dengan umur bayi dan tingkat perkembangan bayi, biar enggak asal saja gendong bayi. Karena bisa berbahaya, bisa terjadi Hip Dysplasia yaa
BalasHapusIya betul kak... Kelihatannya sepele, tapi kalau tidak diperhatikan dengan seksama, bisa fatal akibatnya
HapusJadi ingat dok ketika anakku masih bayi aku takut sekali menggendong bayi dengan kain,takut jatuh. Tapi mamaku menenangkan itu tidak akan terjadi kalau cara mengikatnya benar. Eh benar saja pas mama ikat, my baby anteng deh di gendong.Thanks ya sudah share ilmu dok
BalasHapusSebentar lagi saatnya Kak Denise menggendong cucu ya... Wah seru nih, blog kak Denise pasti penuh dengan curhatan nenek-nenek
Hapushiks sesudah anak2 gede saya baru tau bahwa cara menggendong bayi yang benar tuh posisinya menyerupai posisi janin saat di dalam kandungan
BalasHapusharus dishare nih tulisan dokter Taura, agar semakin banyak yang baca dan paham
Makasih Ambu. Masih bisa diterapkan kok saat menggendong cucu... hehehe, sudah punya cucu kah, Ambu?
HapusKadang-kadang kalau ada teman yang nengokin bayi baru lahir itu yang susah dikontrol. Ibunya udah belajar cara menggendong bayi yang benar. Eh tamunya kadang asal gendong. Katanya, asal hati-hati kan nggak papa. padahal. Resikonya kan gedhe. Hehehe
BalasHapusIya betul. Tapi kalau justru itu kesempatan kakak untuk berbagi ilmu ke calon ibu yang sedang njenguk... Sekalian share artikel ini ya kak...
HapusSekarang-sekarang saya lihat banyak yang menggendong bayi dengan tegak menghadap ke dada ibu/yang menggendong ya Mas. Awalnya saya khawatir juga karena melihat bayi harus menoleh ke arah tertentu. Takut lehernya capek. Apalagi melihat "pembungkusan" tubuhnya rapat banget. Tapi ternyata cara itu adalah cara menggendong yang teraman ya Mas.
BalasHapusIya betul kak Annie. Ada metode khusus untuk menggendong bayi prematur atau yang berat badannya di bawah 2500 g, namanya Metode KAnguru. Next article insyaallah saya ulas ya...
HapusMenggendong debay pilihan teknik dan tools yang digunakan perlu diperhatikan seperti dokter menuliskan artikel referensi cara menggendong bayi. Penting.
BalasHapusBetul. Menggendong bayi sendiri itu asyik kok. Apalagi kalau tekniknya benar... jadi double deh asyiknya
HapusBagus nih artikelnya buat calon ibu ataupun ibu muda. Pengetahuan penting dalam penanganan bayi. Saya dulu setelah melahirkan nggak berani menggendong si bayi, berani memangku hanya saat menyusui saja. Setelah di pekeh baru deh saya berani gendong
BalasHapusBagus juga untuk calon nenek lho. Hehehe... Yuk share yuk artikelnya...
HapusBuibu di posyandu kampung saya harusnya diajarkan terkait cara menggendong baby ini nih. Soalnya setahu saya ga ada sosialisasi begini padahal sangat penting ya. Banyaknya saya lihat ibu muda beli gendongan karena trend dan pamer
BalasHapusItu juga salah satu yang membuat cara menggendong dan pemilihan gendongan kurang benar. Jadi ibu itu (karena madrasa pertama anak-anaknya) harus rajin belajar...
HapusInformatif banget dokter
BalasHapusIni info yg dibutuhkan bagi ibu baru
Pengetahuan tentang cara menggendong bayi yang benar harus diketahui oleh para ibu
Agar tepat menggendong dan memilih gendongan
MAkasih kak. Info penting, sebaiknya jangan dibaca sendiri dong... Dishare yuk... bulan puasa, nambah pahala lo
HapusTernyata teknik menggendong banyak banget ya pak dokter. Penting nih buat ibu-ibu tau biar nggak bingung dan kalau ada yang suka nyinyirin cara gendongnya bisa jawab alasannya kenapa hehehe
BalasHapuspenting juga buat para calon ibu lo... Jomlo boleh, tapi info seputar perawatan bayi harus tahu, biar gak malu-maluin di depan camer....
HapusDok, 20 tahun lalu belum jadi dokter ya? Hehe.... 20 tahun lalu itu pertama kali aku punya bayi. Nggak tau teori2 menggendong. Tapi paling nyaman menggendong langsung pakai tangan: Hadap depan kalau lagi jalan-jalan, gendong di pinggung kalau saya butuh satu tangan buat akrobat :D. Kalo capek dan bayi masih pengen digendong, baru pakai kain gendongan biasa.
BalasHapusSaya dilantik jadi dokter sejak th 1996 buk.... hehehe... sudah tua ya.... Jadi dokter anak sejak 2011
HapusAlhamdulillah dokter artikel yang menarik, insyaAllah dapat menambah wawasan untuk mom and dad jaman now, ketika cucu baru lahir biasanya orang nomer 1 yang paling ribet adalah neneknya dan biasanya masih mengikuti tradisi kuno dimana sang bayi masih menggunakan cara menggondong lama. Padahal cara tersebut masih kurang tepat cara yang tepat yaitu dimana posisi bayi digendong menyerupai posisi janin saat di dalam kandungan dimana sendi panggul dan sendi lutut ditekuk. Jika salah maka akan berakibat fatal karena Pada usia kurang dari 6 bulan, sendi panggul mudah mengalami dislokasi atau "hip dysplasia" Kondisi ini "painless" atau tidak nyeri jika terjadi pada bayi dan baru terdeteksi pada usia saat anak belajar jalan atau bahkan hingga remaja. Selain teknik menggendong yang salah, Hip Dysplasia juga disebabkan oleh cara bedong bayi yang salah, yaitu jika membedong bayi terlalu rapat hingga sendi panggul lurus dan tidak bisa digerakkan saat dibedong. Mudah mudahan dengan artikel ini dapat mencerahkan mom and dad sehingga dapat meminimalisir terjadinya hip dysplasia. Terima kasih dokter atas informasi yang menarik ini. Saya izin share di Grup nggih.
BalasHapusMAkasih ya... Monggo dishare di grup.... Bulan puasa, bisa nambah pahala kan?
HapusDulu kayaknya saya ga permah nykbain gendong anak di belakang. Asa kurang nyaman sayanya, dok. Yang paling favorit bisa nenangin bayi tidur sih yg front carry, anak nemplok ke dada si emak.. Pules bgt tidurnya.
BalasHapusGendong belakang biasanya para ayah tuh.... termasuk aku...
HapusMemang perlu ilmu pengasuhan kalau sudah memiliki anak. Masalah gendong yang baik dan benar saja, perlu ilmu. Biar tidak menjadi masalah di kemudian hari
BalasHapusWaktu ponakanku masih bayi, daku gak berani gendongnya, pas udah gedean lebih 2 bulan, baru deh. Ternyata memang ada teknik pas nya ya
BalasHapusMasa menggendongku kayaknya cuma sebentar karena selama ini gendong cuma pakai tangan tanpa gendongan. Pernah beli gendongan berbagai jenis tapi aku gak bisa makenya haha.
BalasHapusWah ternyata pemilihan gendongan bayi juga berpengaruh ya dokter pastinya bayi akan nyaman kalau digendong dengan jenis gendongan bayi yang sesuai..
BalasHapusTernyata gak sembarangan ya gendong bayi, ada caranya yang dijelasin dokter Taura pastinya sangat brguna bagi bapak2 seperti saya ini hehe.
BalasHapussemenjak tahu cara mengendong yang baik, tiap lihat emak-emak gendong bayi pake ssc tapi asal-asalan tuh rasanya pengen teriak gitu, kasihan bayinya...
BalasHapusWaaah saya yang suka takut gendong bayi jadi pengen nerapin cara gendong bayi pake gendongan yang sesuai pilihan nih
BalasHapus