Belum usai pandemi Covid-19, belakangan dunia dihebohkan oleh penyakit Heptitis Akut yang belum diketahui penyebabnya dan meningkatnya kasus penyakit HFMD (Hand, Foot, and Mouth Disease) alias Flu Singapura. Kini, ada lagi satu penyakit yang namanya sangat ear-catching dan tak kalah menghebohkan. Iya betul, penyakit Cacar Monyet atau Monkeypox telah mengguncang dunia.
Mengapa Dinamai Cacar Monyet?
Cacar Monyet atau Monkeypox pertama kali ditemukan tahun 1958 saat terjadi outbreaks penyakit mirip cacar yang terjadi pada beberapa koloni monyet yang saat itu dipelihara untuk penelitian. Karena itulah penyakit ini dinamai Cacar Monyet atau Monkeypox. Namun belakangan diketahui bahwa reservoir utama penyakit ini adalah hewan pengerat seperti tikus.
Jadi nama "cacar monyet" berasal dari:
- Penampakan penyakitnya mirip cacar
- Pertama kali ditemukan pada hewan monyet
Penyakit "cacar" disini yang dimaksud adalah Variola atau smallpox, bukan cacar air atau bahasa medisnya: Varicella atau chicken pox! Dua penyakit yang namanya mirip, namun berbeda!
Variola sendiri sudah tereradikasi sejak 1980. WHO sudah menyatakan bahwa penyakit "cacar" atau Variola sudah musnah dari muka bumi ini sejak 1980.
Cacar Monyet pertama kali ditemukan pada manusia tahun 1970 di Democratic Republic of the Congo.
Dari sejarah di atas, diketahui bahwa Cacar Monyet bukan penyakit baru. Namun, selama ini hanya endemis di pedesaan, wilayah hutan tropis Congo Basin dan Afrika Barat.
Beberapa waktu terakhir, penyakit Cacar Monyet ini mengguncang semesta karena ditemukan di tempat yang tidak biasa, yaitu di beberapa negara di Eropa, Amerika, Australia, Singapura dll.
Penyebab Cacar Monyet
Penyakit Cacar Monyet disebabkan oleh virus yang bernama Virus Monkeypox (MPXV) yang tergolong dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae. Genus Orthopoxvirus juga termasuk virus Variola (penyebab smallpox).
Monkeypox adalah penyakit virus zoonosis (virus yang ditularkan dari hewan ke manusia).
Seseorang bisa terpapar jika melakukan kontak fisik dengan air liur, cairan bintil, darah dari hewan sakit, hingga benda yang terkontaminasi. Hanya saja, pada cacar monyet penularannya jauh lebih lambat dibandingkan cacar biasa.
Gejala dan Tanda Klinis Cacar Monyet
Sebelum memberikan gejala klinis, terlebih dahulu terjadi yang namanya Masa Inkubasi yaitu interval dari mulai terjadi infeksi virus Monkeypox sampai timbulnya gejala. Masa inkubasi cacar monyet biasanya 6 – 16 hari, tetapi dapat berkisar dari 5 – 21 hari.
Selanjutnya akan terjadi masa infeksi dapat dibagi ke dalam 2 fase, yaitu:
- Fase akut atau prodromal (0 – 5 hari)
- Fase erupsi (sekitar 1 – 3 hari setelah timbul demam)
Fase Akut
Pada fase ini terjadi demam, sakit kepala hebat, pembesaran kelenjar getah bening, nyeri punggung, nyeri otot, dan kelelahan yang terus menerus.
Pembesaran kelenjar getah bening dapat dirasakan di leher, ketiak atau selangkangan atau lipatan paha.
Pembesaran kelenjar getah bening ini yang membedakan dengan cacar biasa atau variola atau smallpox
Fase Erupsi
Pada fase ini akan muncul ruam atau lesi pada kulit yang biasanya dimulai dari wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya secara bertahap.
Ruam paling banyak muncul pada wajah (95% kasus), telapak tangan dan telapak kaki (75% kasus).
Ruam atau lesi ini berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar (makulopapula), lepuh kecil berisi cairan bening (vesikel), lepuh kecil berisi nanah (pustula), kemudian mengeras atau krusta lalu rontok.
Pada fase yang berlangsung sekitar 10 hari ini, seseorang berpotensi menularkan penyakit ini hingga semua krusta menghilang dan rontok. Biasanya diperlukan waktu hingga 3 minggu sampai fase erupsi ini
Penatalaksanaan Cacar Monyet
Tidak ada pengobatan khusus atau vaksinasi yang tersedia untuk infeksi virus Monkeypox. Pengobatan simtomatik dan suportif dapat diberikan untuk meringankan keluhan yang muncul
Bagian terpenting dari penatalaksanaan cacar monyet ini adalah isolasi penderita sebagai upaya memutuskan rantai penularan penyakit
Pencegahan Cacar Monyet
Dikutip dari buku "Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Monkeypox" yang diterbitkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, bahwasannya:
Penularan monkeypox dapat dicegah dengan beberapa cara, antara lain:
- Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti cuci tangan dengan air mengalir dan sabun, atau menggunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol.
- Menghindari kontak langsung dengan tikus atau primata dan membatasi pajanan langsung dengan darah atau daging yang tidak dimasak dengan baik.
- Menghindari kontak fisik dengan penderita atau material yang terkontaminasi, termasuk tempat tidur atau pakaian yang sudah dipakai penderita.
- Menghindari kontak dengan hewan liar atau mengonsumsi daging dari hewan hasil buruan (bushmeat)
- Pelaku perjalanan yang baru kembali dari wilayah terjangkit agar segera memeriksakan dirinya jika mengalami gejala demam tinggi mendadak, pembesaran kelenjar getah bening dan ruam kulit, dalam waktu kurang dari 3 minggu setelah kepulangan, dan menginformasikan riwayat perjalanannya kepada petugas kesehatan
- Petugas kesehatan agar menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) lengkap meliputi baju
pelindung, sarung tangan, masker, dan pelindung
wajah saat menangani pasien atau binatang yang
terinfeksi.Sumber: https://www.visualcapitalist.com/explainer-what-to-know-about-monkeypox/
Kesimpulan
Penyakit Cacar Monyet bukan penyakit baru, melainkan penyakit lama yang saat ini sedang merebak ke seluruh dunia
Penyebab Cacar Monyet adalah virus Monkeypox yang merupakan penyakit zoonosis yang bisa sembuh sendiri
Pembesaran kelenjar getah bening dan munculnya ruam kulit di hampir seluruh tubuh menjadi gejala khas dari cacar monyet
Ruam mulai dari bintik merah seperti cacar berubah menjadi lepuh kecil berisi cairan bening, kemuddian menjadi lepuh kecil berisi nanah, yang akhirnya mengeras lalu rontok.
Hingga saat ini belum ada obat khusus untuk mematikan atau melemahkan virus penyebab cacar monyet
Pencegahan dan kewaspadaan dini harus dilakukan oleh semua pihak terutama petugas kesehatan dan seluruh masyarakat Indonesia
Terima kasih untuk pemaparannya nggih dokter mengenai Monkeypox atau Cacar Monyet ini.
BalasHapusMeskipun sudah ada edaran kewaspadaan terhadap kasus Monkeypox namun belum ada laporan kasusnya, alangkah baiknya kita tahu bahwa dapat tertular monkeypox jika melakukan kontak fisik dengan air liur, cairan bintil, darah dari hewan sakit, hingga benda yang terkontaminasi. Selain itu, pada cacar monyet penularannya jauh lebih lambat dibandingkan cacar air biasa.
Pada permulaan sakit, gejalanya tidak khas yaitu berupa demam, sakit kepala hebat, pembesaran kelenjar getah bening, nyeri punggung, nyeri otot, dan kelelahan yang terus menerus. Pembesaran kelenjar getah bening menjadi pembeda antara cacar monyet dan cacar air biasa. Kemudian pada tahapan lanjut, akan muncul ruam atau lesi pada kulit yang biasanya dimulai dari wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya secara bertahap.
Untuk pengobatannya hanya mengurangi gejala saja. Belum ada pengobatan khusus. Namun tentu, mencegah lebih baik daripada mengobati. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah cuci tangan dengan air mengalir dan sabun, atau menggunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol. Menghindari kontak langsung dengan tikus atau primata atau sumber penularan yang saya sebutkan diatas.
Saya izin menanyakan dokter, apakah kasus ini bisa diberikan antiviral ? Jika iya, tujuannya lebih untuk arah mengobati atau mencegah perburukan kondisi klinis (menahan agar ruam tidak banyak muncul) ? Pilihan antiviralnya apa nggih dokter ?
Kemudian untuk obat topikalnya, bagaimana nggih dokter ? Terima kasih banyak dokter.
Antivirus pada kasus ini tidak perlu diberikan karena self limiting disease.
HapusHidup bersih adalah kunci terhindar dari penyakit.
BalasHapusHati yg bersih kunci kebagian hidup.
Islam telah mengajarkan hidup sehat & bahagia.
Maturnuwun pak ustad atas ceramah singkatnya
HapusTerima kasih banyak dokter atas informasi terbaru dan ter update nya, menambah pengetahuan kami semua.
BalasHapusDengan adanya varian penyakit yg bermunculan saat ini apakah mungkin nggih dok nantinya akan ada vaksin² baru yang juga diciptakan sebagai upaya preventif?
Kemudian untuk tatalaksana simptomatisnya bisa diberikan dengan apa saja nggih dokter ? Apakah ada salep/obat oral khusus untuk mempercepat penyembuhan lesi dari monkeypox ini ?
terapi symptomatik tergantung gejala yang muncul. Kalau wabah semakin meluas, bisa saja mucul vaksin khusus monkeypox. Sementara WHO merekomendasikan vaksin variola untuk m onkeypox
HapusYA Allah ... ngeri ya.
BalasHapusSaya beberapa hari terakhir mengikuti acara online Dokter Dewi Inong, beliau juga ada menyebutkan mengenai monkeypox.
Mencegah jauh lebih baik... Yuk biasakan PHBS...
Hapuskondisi saat ini memang belum baik-baik saja, pandemi covid baru saja mereda tapi sudah ada penyakit mulut dan kuku pada hewan padahal sudah mendekati hari raya idul adha, lalu ada lagi hepatitis akut, dll. jadi kita harus selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan, dan semoga Allah segera mengangkat segala penyakit dan musibah yang ada.
BalasHapusAamiin.
HapusTindakan pencegahan memang jauh lebih baik dan lebih murah. Sayangnya banyak orang masih abai thd PHBS dkk
Pembesaran kelenjar getah bening dan munculnya ruam kulit biasanya jadi gejala awal tubuh diserang virus ya, dulu anak saya juga pernah punya gejala demikian, sampai didiagnosa kawasaki, untungnya bukan.
BalasHapusSemoga kita semua terlindungi dari segala macam virus, aamiin
Aamiin...
HapusSemoga kita semua dijauhkan dari segala wabah dan bala...
Wah akhir akhir ini banyak sekali penyakit yang bikin gempar ibu-ibu ya dok. Salah satunya Variola ini. Berarti sekarang kita harus lebih rajin lagi mengamalkan PHBS di kehidupan sehari-hari apalagi diketahui virus variola punya reservoir utama yaitu tikus, hewan yang sehari hari banyak kita temui di lingkungan sekitar. Apalagi monkeypox ini prnularannya zoonosis, jadi kita harus berhati hati bila melakukan kontak fisik dengan air liur, cairan bintil, darah dari hewan sakit, hingga benda yang terkontaminasi. Berarti penting juga menjaga kesehatan hewan peliharaan kita ya dok. Sungguh bahasan yang menarik dok. Penyakit sekarang banyak sekali yang erupsi lagi ya dok semenjak pandemi Covid-19 yang sampai sekarang belum dicabut status pandeminya. Semoga kita semua senantiasa dilindungi oleh Allah SWT. Aamiinn YRA.
BalasHapusSaya termasuk orang tua yang resah juga nih dok, secara kedua putera saya ada di tahapan usia itu semoga dengan penerapan dalam menjaga keseha
BalasHapusSaya termasuk orang tua yang resah juga nih dok, secara kedua putera saya ada di tahapan usia itu semoga dengan disiplin penerapan dalam menjaga kesehatan terhindar dari penyakit itu aamiin
BalasHapusAaah ... aku miris banget!
BalasHapusSudah ada edaran kewaspadaan terhadap kasus Monkeypox? OMG dok, seandainya ada, apa boleh vaksin duluan karena anak anak punya kucing yang diajak bobok siang selalu :(
kita tahu bahwa dapat tertular monkeypox jika melakukan kontak fisik dengan air liur, cairan bintil, darah dari hewan sakit, hingga benda yang terkontaminasi. Selain itu, pada cacar monyet penularannya jauh lebih lambat dibandingkan cacar air biasa. jadi kan harus double waspada
Morning dr.Taura, cukup meresahkan ya cacar monyet ini. Tapi aku cukup tenang dengan pembahasan yang dokter berikan secara detail. Kebetulan dari penyebab yang dokter sebutkan tidak ada satupun yang aku alami
BalasHapusWaah ternyata cacar monyet ini bukan penyakit baru nggih dokter, memang sudah ada sejak dulu namun hanya endemis di daerah tertentu. Untuk penularannya sendiri ternyata dari hewan ke manusia, melalui kontak fisik dengan air liur, cairan bintil, darah dari hewan sakit, dan juga benda yang terkontaminasi. Gejala khas yang harus diperhatikan adalah adanya pembesaran kelenjar getah bening dan munculnya ruam kulit di hampir seluruh tubuh. Dengan banyak nya varian penyakit yang bermunculan ini, salah satu bentuk pencegahan adalah dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, seperti cuci tangan dengan air mengalir dan sabun, atau menggunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol. Terima kasih banyak dokter untuk informasinya mengenai cacar monyet atau monkeypox.
BalasHapusBaca tulisan dokter menambah khasanah pengetahuan kesehatan monkeypox, pencegahan mulai membiasakan phbs sampai penanganan menggunakan apd
BalasHapusSukanya kalau setiap profesi punya blog itu ya, begini kayak dokter taura. Setidaknya kita bisa menambah khasanah soal penyakit seperti cacar monyet ini. Mulai dari penyebab sampai bagaimana mengatasinya. Makasih dokter
BalasHapuskebetulan banget saya (sambil berbaring karena flu berat) saya buka2 channel yang bahas cacar monyet ini
BalasHapusdan betul seperti dugaan saya,
paska pandemi kita nih jadi parnoan ya?
tapi ya gakpapa dok, dengan tahu kita bisa melakukan tindakan preventif
Jadi, untuk kawasan Asia Tenggara, Cacar Monyet ini sudah ada di Singapura? Wiiih udah dekat ke Indonesia, mana orang kita wara wiri ke sana kayak ke warung depan rumah aja, jangan sampe menular dan menyebar di negara kita. Dilihat dari penampakan cacarnya, serem juga ya, kasihan kalau ada yang kena :( Terima kasih infonya, pak dokter.
BalasHapusKenapa banyak nama penyakit yang mengambil nama hewan ya?
BalasHapusDuh skr heboh cacar monyet, baru tau nih aku. Dulu taunya cacar api. Notes sudah baca poin-poin cara penularannay supaya bisa waspada
Terwajib dibaca oleh para ortu.
BalasHapusEdukasi ini bikin kita aware tapi engga panik.
Thanks much ya
Lagi seksama membaca penjelasan pak dokter, dikejutkan dengan gambar berintilan sepanjang tubuh, aduh merinding banget. Dulu waktu lagi hamil aku kena cacar air, tersiksa bukan main, gak demam, tapi sesak nafas. Gimanaa ini yang kena monkeypox. Semoga kita dijauhkan dari berbagai penyakit mengerikan ya, aamiin
BalasHapusngeri kali dok, wabah covid belum juga usai sudah ditambah wabah lainnya. semoga Indonesia selalu aman lahhh
BalasHapusBaru aja kemaren lalu baca tentang berita penyakit ini. Aduh serem ya. Semoga kita semua selalu sehat wal afiat ya.
BalasHapuswaduh ngeri banget ya, jadi harus lebih waspada lagi ini..
BalasHapusTerima kasih banyak dokter untuk ilmu nya yang bermanfaat ini. Izin bertanya dokter untuk pengobatan penyakit cacar monyet ini apakah perlu dilakukan MRS atau bisa dengan pengobatan rawat jalan saja dokter? Terima kasih banyak dokter
BalasHapusTerima kasih banyak dokter atas informasi terbaru dan ter update nya, menambah pengetahuan kami semua. Mau bertanya dokter, untuk kasus self limiting disease seperti ini apa bisa menyebabkan komplikasi berat yang mengancam jiwa ya dok? Terima kasih sebelumnya dokter
BalasHapusAssalamualaikum wr.wb dokter terima kasih banyak dokter menyajikan penyakit cacar monyet ini terima kasih atas ilmu dan informasinya, berarti untuk saat ini tatalaksananya sama dengan penyakit HFMD nggeh dokter untuk cacar monyet itu sendiri, terapi simptomatik aja nggeh? Waasalamualaikum wr.wb
BalasHapusTerima kasih banyak dok, ilmunya sangat berguna.. dok izin bertanya, pada fase erupsi, ruam ruamnya itu apakah ada rasa gatal atau rasa panas nggih dok? Terima kasih dok
BalasHapusAlhamdulillah, terimakasih dokter atas sharing ilmu yang diberibakan. Izin bertanya dok, untuk penegakan diagnostik sebnarnya seberapa penting sih tok pemeriksaan PCR ini? Bagaimana misalnya jika kita berada pada tempat dengan keterbatasan dan tidak dapat melakukan tes PCR ini? Terimakasih dokter.
BalasHapusMakin ke sini makin serem ya sama penyakit-penyakit yg muncul. Semoga saja imunitas kita bisa terbentuk untuk bisa menangkal virus/kuman/bakteri dari luar.
BalasHapusAamiin... Semoga kita semua dilindungi dari segala marabahaya dan segala penyakit...
HapusTerima kasih untuk penjelasan nya mengenai Monkeypox atau Cacar Monyet ini. Karena memang akhir-akhir ini sempat dihebohkan dengan kasus cacar monyet yang telah menyebar di 75 negara. Seyogyanya kita tahu bahwa dapat tertular monkeypox jika melakukan kontak fisik dengan air liur, cairan bintil, darah dari hewan sakit, atau benda yang terkontaminasi. Penularan cacar monyet ini cenderung lamabat, karena adanya Masa Inkubasi (fase sebelum memberikan gejala) kurang lebih 5-22 hari.
BalasHapusPada fase akut, gejalanya berupa demam, sakit kepala hebat, pembesaran kelenjar getah bening, nyeri punggung, nyeri otot, dan kelelahan yang terus menerus. Pembesaran kelenjar getah bening menjadi pembeda antara cacar monyet dan cacar air biasa. Kemudian masuk pada fase erupsi, akan muncul ruam atau lesi pada kulit yang biasanya dimulai dari wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya secara bertahap.
Belum ada pengobatan khusus untuk cacar monyet ini. Karena penyebabnya adalah virus sehingga sifatnya self limiting disease (dapat sembuh sendiri). Pencegahan dapat dilakukan dengan mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, atau menggunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol. Menghindari kontak langsung dengan tikus atau primata atau sumber penularan.
Terima kasih dokter penjelasannya. Ternyata penyakit Cacar Monyet ini bukan sebuah penyakit baru, tetapi penyakit lama yang saat ini menyebar ke seluruh dunia. Sampai saat ini tidak ada pengobatan khusus atau vaksinasi yang tersedia untuk penyakit Cacar Monyet sehingga semua masyarakat dan petugas kesehatan harus mencegah dan menerapkan kewaspadaan dini agar tidak tertular penyakit Cacar Monyet ini. Dalam terapi penyakit Cacar Monyet, pengobatan simtomatik dan suportif dapat diberikan untuk meringankan keluhan yang muncul.
BalasHapusHingga saat ini belum ada obat khusus untuk mematikan atau melemahkan virus penyebab cacar monyet
Pencegahan dan kewaspadaan dini harus dilakukan oleh semua pihak terutama petugas kesehatan dan seluruh masyarakat Indonesia
Kesehatan Anak
Beberapa waktu lalu memang heboh tentang monkeypox ini sudah masuk Indonesia. tidak salah lagi, penderita menyampaikan riwayat kepergiannya mengunjungi daerah endemik monkeypox. sampai saat ini memang belum diketahui pengobatan khusus monkeypox atau vaksinasi untuk virus jenis ini. semua upaya pengobatan yang dilakukan sekarang kembali ke prinsip bahwa semua penyakit yang disebabkan virus bersifat self-limiting disease sehingga penting nya peningkatan sistem kekebalan tubuh penderita. juga dapat diringankan dengan pengobatan-pengobatan simptomatik terkait gejala yang dikeluhkan oleh penderita. tidak lupa untuk selalu ingat akan keselamatan dan kewaspadaan diri sendiri dan keluarga, sehingga dapat meminimalisir terkait hal yang tidak diharapkan.
BalasHapusTerima kasih dokter atas penjelasannya mengenai Monkeypox yang memang beberapa bulan terakhir ini sedang gembor-gembornya dibicarakan.
BalasHapusTernyata Monkeypox atau Cacar Monyet ditemukan pada manusia tahun 1970 sehingga dapat disimpulkan bahwa Cacar Monyet bukan merupakan penyakit yang baru, hanya saja selama ini ditemukan didaerah endemis di pedesaan, di wilayah hutan tropis Cngo Basin dan Afrika Barat.
Penyebab Cacar monyet adalah virus Monkeypox (MPXV). Monkeypox termasuk dalam penyakit virus zoonosis sehingga seseorang dapat terpapar jika melakukan kontak fisik dengan air liur, cairan bintil, darah dari hewan yang sakit, hingga benda-benda yang sudah terkontaminasi, tetapi penularannya lebih lambat dibandingkan dengan cacar biasa.
Gejala dari Monkeypox diantaranya yaitu demam, sakit kepala hebat, pembesaran KGB (leher, ketiak, selangkangan atau lipatan paha), nyeri punggung, nyeri otot, dan kelelahan yang terus menerus. Lalu muncul ruam mulai dari wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya secara bertahap. Ruam mulai dari bintik merah seperti cacar (makulopapula), lepuh sedikit berisi cairan bening (vesikel), lepuh berisi nanah (pustula), kemudian mengeras (krusta) lalu rontok
Penatalaksanaan Monkeypox diberikan pengobatan simptomatik dan suportif untuk meringankan keluhan yang muncul.
Mashaallah sekarang memang penyakit berbagai macam dan orang awam harus lebih aware karna banyak orang awam masih banyak yg belum tau tentang penyakit2 yang baru2
BalasHapusMungkin dari nama penyakit ini terlihat lucu cacar monyet. Tetapi penyakit ini tidak selucu namnya. Meskipun perjalanan penyakit ini sedikit lambat dati cacar lainnya. Tetapi penyakit ini juga perlu di waspadai. Dan jangan sampai tertukar dengan varicella. Terima kasih atas tulisan dokter yang membuat kita masyarakat umum jadi paham apa itu cacar monyet.
BalasHapusTerima kasih banyak dokter atas informasinya 🙏
BalasHapusSaya setuju dengan pendapat Damas diatas, memang benar nama penyakit ini lucu "cacar monyet", tapi pada kenyataannya kondisi penyakit ini tidak selucu namanya, justru tergolong ngeri ngeri sedap 🙏
Memang kunci utamanya adalah selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, dimana dalam ajaran Islam kebersihan disebutkan sebagai bagian dari iman 🙏
Ternyata tidak ada pengobatan khusus atau bahkan vaksinasi yang tersedia untuk infeksi dari virus ini, hampir serupa dengan flu singapura, lebih kearah terapi simtomatik, sama halnya dengan beberapa kasus infeksi virus yaitu adalah isolasi pasien untuk memutus mata rantai penularan dari penyakit ini.
BalasHapusTerimakasih dokter untum informasinya. Ternyata kuncinya adalah menerapkan perilaku hidup bersih ya. Tugas orang tua dan orang sekitar mengingatkan dan mengajarkan anak untuk selalu cuci tangan, apalagi jika anak kontak dengan hewan
BalasHapusTerima kasih dokter atas ilmunya. Pertama kali saya mendengar monkey pox adalah penyakit yang sangat menyeramkan. Salah satu kunci pencegahan adalah dengan menjgaa kebersihan dan hygiene dari masing2 individu
BalasHapusTerima kasih banyak Dokter atas sharing ilmunya. Walau sejauh ini saya belum pernah menemukan kasus seperti ini, tapi tentu kita harus stay up to date agar tidak ketinggalan informasi-informasi penting apalagi berkaitan dengan hal medis yang lagi viral-viralnya. Dan ternyata kunci terpenting dari penanganan oenyakit ini adalah pola hidup dan higienitas yang baik. Luar biasa Dok!
BalasHapusterima kasih banyak dokter atas ilmunya , monkeypox atau cacar monyet ternyata zoonosis ya, sempat menjadi outbreak beberapa waktu yang lalu setelah munculnya COVID-19, penerapan PHBS menjadi kunci menghindari penyakit ini , walaupun. terima kasih dokter
BalasHapusTerimakasih banyak dokter atas ilmunya, saya baru mendengar cacar monyet juga beberapa tahun belakang ini dokter. Dan sempat menjadi ketakutan masyarakat terhadap berita maraknya monkeypox ini. Dan lagi-lagi penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh ini ternyata belum ada obat dan vaksinnya ya dok? Wah ngeri sekali ya dok. Memang PHBS ini merupakan satu cara yang diharapkan bisa menjadi pencegahan datangnya berbagai penyakit.
BalasHapusWah ternyata cacar tidak hanya cacar air ya, selama ini orang orang pasti banyak taunya cacar air yang memang sudah banyak dimana mana. Sebenarnya, cacar monyet ini saya sudah sering mendengar tentang cacar monyet tapi tidak pernah tahu wujud asli orang yang menderita cacar monyet ini seperti apa. Ternyata cacar monyet memang awalnya ditemukan pada hewan monyet (zoonosis) virus yang ditularkan dari hewan ke manusia. Pada fase akut, gejala klinisnya meliputi terjadi demam, sakit kepala hebat, pembesaran kelenjar getah bening, nyeri punggung, nyeri otot, dan kelelahan. Pada fase erupsi akan muncul ruam atau lesi yangberkembang mulai dari bintik merah seperti cacar (makulopapula), lepuh kecil berisi cairan bening (vesikel), lepuh kecil berisi nanah (pustula), kemudian mengeras atau krusta lalu rontok. Penatalaksaannya berupa simptomatik dan supportif, penderita harus isolasi untuk memutus rantai penularan. Semoga kita selalu diberikan kesehatan dan terhindar dari penyakit ini.
BalasHapusWalaupun penyakit ini sudah tereradikasi sejak lama, tapi pola hidup sehat seperti cuci tangan, menjaga hewan peliharaan agar tidak sakit, dan tetap menjaga pola makan sehat tetap harus dilakukan untuk mencegah penyakit lain yang berpotensi membahayakan si kecil maupun diri sendiri
BalasHapus