Membawa buah hati ke pelayanan kesehatan atau pun ke praktik dokter spesialis anak adalah sebuah pengalaman yang memorable. Selalu saja ada interaksi antara pasien dan dokter (atau perugas kesehatan lain) yang bisa dijadikan bahan pembicaraan. Juga reaksi si kecil saat dilakukan pemeriksaan oelh dokter.
Yang tak kalah heboh adalah pengalaman mendampingi si kecil saat imunisasi. Ada yang baru sampai di depan praktik dokter spesialis anak saja, sudah menangis meraung-raung membayangkan pengalaman beberapa waktu yang lalu saat imuunisasi.
Seperti pengalaman yang disampaikan oleh Ibu Rina, seorang travel blogger yang anaknya kebetulan biasa diimunisasi di tempat praktik saya:
"Duh, Dok ... Anak saya belum disuntuk sudah nangis kejer. Mungkin teringat akan rasa sakit saat diimunisasi bulan lalu."
Beda lagi dengan pengalaman Bu Mira yang tak pernah absen mendampingi anaknya imunisasi.
"Saya mah gak berani lihat anak saya disuntik. Saya selalu merem saat anak saya disuntik. Gak tega atuh," ungkap ibu muda yang juga seorang book reviewer yang asli sunda dengan malu-malu.
Salah satu hal yang menyebabkan balita menangis saat mengunjungi praktik dokter anak adalah pengalaman yang tidak menyenangkan saat dilakukan imunisasi pada kunjungan sebelumnya. Nyeri pada saat dan pasca-imunisasi adalah salah satu yang membuat balita kesakitan dan tidak nyaman.
Apakah rasa nyeri akibat imunisasi bisa direduksi atau diturunkan ambangnya? Bisa kok... Yuk kita bahas bersama.
Pentingnya Imunisasi
Tujuan utama program imunisasi adalah memberikan kekebalan terhadap penyakit menular tertentu, sehingga saat balita terinfeksi oleh mikro-organisme, dia sudah punya antibodi yang bisa melawan dan balita terhindar dari penyakit menular.
Selain itu, program imunisasi juga akan meurunkan akan kejadian penyakit menular tertentu di suatu populasi.
Tujuan utama program imunisasi adalah memberikan kekebalan terhadap penyakit menular tertentu
Tujuan akhir dari imunisasi adalah membuat suatu penyakit menular tertentu enyah dari muka bumi alias tereliminasi
Ada lima alasan utama mengapa bayi harus dimunisasi
- Imunisasi adalah hak setiap bayi/ anak
- Respon imun bayi masih belum matang, sehingga mudah tertular penyakit menular
- Anak yang terjangkit penyakit menular, berisiko meninggal dan berisiko menjadi sumber penularan bagi anak-anak disekitarnya
- Imunisasi akan mengubah bayi rentan menjadi kebal. Bilamana jumlah bayi yang kebal sangat banyak, maka penularan akan berhenti dan penyakit akan musnah
- Imunisasi mencegah anak tertular dan melindungi anak-anak disekitarnya.
Nyeri Pasca-imunisasi: KIPI Bukan Efek Samping
Nyeri pasca imunisasi sering disebut sebagai salah satu efek samping imunisasi DPT.
Efek samping imunisasi ini sebenarnya bukan merupakan "efek samping" tapi lebih tepatnya Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
Selain nyeri, efek samping imunisasi DPT yang sering dialami adalah demam. Demam pasca imunisasi DPT bisa diatasi dengan kompres hangat ataupun minum obat paracetamol.
Selain itu, saat ini sudah tersedia "vaksin DPT yang tidak menimbulkan demam", atau efek demamnya sudah direduksi karena menggunakan komponen vaksin pertusis yang aseluler
Pada beberapa balita (terutama yang mempunyai riwayat kejang), demam pasca imunisasi bisa menyebabkan kejang demam.
15 Tips Turunkan Nyeri Akibat Imunisasi
Nyeri pasca sunytikan imunisasi memang menjadi sesuatu yang tidak bisa kita hindarkan, tapi bisa kita turunkan dengan berbagai cara.
1. Breastfeeding
Berdasarkan penelitian yang ada, proses menyusui dapat meminimalkan nyeri yang ditimbulkan oleh vaksin. Hal ini disebabkan adanya interaksi antara ibu dan anak yang akan membuat anak merasa nyaman, seperti memegang anak, kontak kulit ke kulit dan mengisap puting ibu, dengan sendirinya dapat melemahkan respon nyeri.
Menyusui harus dimulai sebelum, selama dan setelah suntikan vaksin, sampai beberapa menit setelah suntikan selesai.
Awal menyusui yang baik setidaknya dibutuhkan waktu minimal satu menit sebelum vaksin.
Memberi susu formula tidak dapat mengantikan menyusui dengan ASI untuk mengurangi nyeri saat imunisasi.
2. Larutan Gula
Pemberian cairan manis hanya diberikan apabila menyusui (direct breastfeeding) tidak dapat dilakukan.
Dari beberapa penelitian menunjukkan kesimpulan bahwa sukrosa efektif memberikan efek anti nyeri untuk anak kurang dari 12 bulan.
Pemberian cairan manis hanya diberikan apabila menyusui (direct breastfeeding) tidak dapat dilakukan. Hal ini dikarenakan memberikan ASI memiliki 3 manfaat yaitu manfaat bagi bayi, hemat secara finansial, dan dapat memberikan efek analgetik (anti nyeri).
Sukrosa dapat dibuat dengan mencampurkan gula 1/4 sendok teh dilarutkan dengan air sebanyak 2 sendok teh. Dapat diberikan melalui sendok, atau dot. Pembuatan larutan ini harus segera sebelum imunisasi dilakukan.
Efek antinyeri dari sukrosa timbul setelah 10 menit pemberian. Jangan lupa membersihkan mulut bayi setelah pemberian sukrosa agar tidak menyebabkan kerusakan pada gigi bayi.
Sebaiknya pemberian larutan gula ini diberikan pada bayi yang belum mempunyai gigi, karena efek yang dapat ditimbulkan oleh larutan gula adalah karies gigi.
3. Merek Vaksin
Beberapa vaksin yang dipasarkan oleh setiap produsen mungkin berbeda. Hal ini disebabkan formulasi farmasi untuk setiap merek adalah unik dan rasa sakit yang disebabkan pada saat injeksi juga mungkin berbeda, meskipun pada dasarnya isi vaksinnya juga sama.
Hal ini diakibatkan adanya perbedaan faktor farmasi seperti pH , adjuvan, dan eksipien lainnya.
4. Posisi saat di imunisasi
Posisi bayi saat dilakukan suntikan imunisasi juga menentukan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, posisi bayi yang digendong lebih sedikit menyebabkan nyeri saat di vaksin daripada yang dibaringkan di tempat tidur.
Ini disebabkan adanya interaksi antara ibu dan anak dapat membuat anak merasa nyaman yang pada akhirnya dapat mengurangi persepsi nyeri saat divaksin.
5. Teknik Penyuntikan
Penelitian yang ada menyebutkan injeksi tanpa aspirasi dan secara cepat, dapat menurunkan nyeri saat imunisasi meskipun belum ada bukti secara ilmiah.Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa vaksinasi secara intramuskular (sudut penyuntikan 90º) maupun subcutan (sudut penyuntikan 45º) memiliki tingkat nyeri yang sama.
6. Imunisasi Simultan
Imunisasi simultan adalah pemberian lebih daei satu imunisasi pada saat yang hampir bersamaan di dua lokasi penyuntukan yang berbeda.
Pada anak yang diberikan imunisasi dua kali dalam satu waktu, akan terasa lebih sakit pada saat di vaksin yang kedua daripada yang pertama.
7. Stimulasi Taktil
Stimulasi taktil dapat mengurangi rasa nyeri terutama pada anak-anak yang berusia diatas 4 tahun.
Stimulasi taktil diberikan dengan menggosok atau menekan sekitar kulit yang akan di vaksin. Menggosok area yang akan divaksin dan setelah divaksin dapat menurun nyeri saat imunisasi tetapi menggosok area yang telah divaksin dapat meningkatkan risiko vaksin reactogenicity.
8. Peran serta orang tua dalam imunisasi
Sugesti yang dilakukan oleh orang tua berpengaruh besar terhadap persepsi nyeri yang didapat anak saat imunisasi.
Beberapa sugesti yang tidak direkomendasikan antara lain: mengatakan bahwa imunisasi tidak sakit dan meminta maaf seteah dilakukan imunisasi, hal ini malah menyebabkan tingkat kepercayaan terhadap orang tua berkurang karena divaksin tetap terasa nyeri, selain itu tingkat kecemasan anak meningkat dan tidak efektif.
Yang disarankan: mengalihkan perhatiaan anak dengan hal-hal yang tidak berhubungan dengan imunisasi, misalnya bicara tentang humor, atatu menenangkan anak secara verbal.
9. Anastesi lokal.
Pemberian anastesi lokal masih menjadi kontroversi, sebab belum ada penelitian pasti yang menunjukkan efektifitas anastesi lokal untuk mengurangi rasa nyeri.
Hasil penelitian menunjukkan hasil 50:50 antara dapat mengurangi nyeri dibandingan tidak. Tetapi sebagai langkah antisipasi, penggunaan anastesi lokal sebelum dilakukan vaksin dapat diberikan minimal 1 jam sebelum vaksin dilakukan (tergantung merk krim/salep anestesinya).
10. Distraksi klinisi
Yang dimaksud dengan "distraksi klinisi" adalah cara mengalihkan perhatian yang dilakukan klinisi, baik dokter anak, dokter umum ataupun bidan.Distraksi klinisi yang dimaksud disini adalah perhatian yang dilakukan klinisi untuk meminimalisasi nyeri saat imunisasi. Dapat dilakukan dengan menggunakan mainan, baik yang ada di tempat praktik maupun yang dibawa oleh pasien.
11. Distraksi Anak
Distraksi anak dapat dilakukan pada anak berumur lebih dari 3 tahun. Distraksi anak dilakukan oleh anaknya sendiri yang akan diimunisasi dengan cara stimulus baik melalui suara, menyanyi, melihat gambar, bermain maupun keduanya tanpa menggunakan alat bantu.12. Teknik Pernapasan
Relaksasi dapat dilakukan dengan teknik bernapas yang dalam kemudian buang nafas secara perlahan. Teknik bernafas ini dapat dilakukan pada anak lebih dari 3 tahun.
13. Sugesti sederhana dengan kalimat “ini tidak akan sakit”
Penggunaan kalimat “ini tidak akan sakit” ternyata tidak efektif dalam mengurangi rasa nyeri setelah vaksin.
14. Teknik Mendinginkan Kulit
Mendinginkan kulit dengan es setelah penyuntikan vaksin, efektif pada anak lebih dari 6 tahun. Karena rasa nyeri setelah vaksin dapat dikaburkan dengan rasa dingin meskipun masih terjadi kontroversi pada penggunaan es ini.
Pada anak kurang dari 3 tahun, rasa dingin sering diartikan sebagai rasa sakit atau malah membuat anak fokus di tempat diberikannya rasa dingin.
15. Pemberian Obat Minum Anti Nyeri
Penggunaan antinyeri seperti asetaminofen atau ibuprofen dapat mengurangi rasa nyeri akut saat vaksin.Kesimpulan
Rasa nyeri akibat penyuntikan imunisasi tidak bisa kita hindari, namun bisa kita upayakan untuk berkurang.
Rasa nyeri akibat penyuntikan imunisasi bukan merupakan alasan untuk tidak melakukan imunisasi terhadap buah hati kita tercinta, karena manfaat imunisasi justru jauh lebih besar.
Upaya menurunkan rasa nyeri pasca penyuntikan imunisasi sebisa mungkin yang alamiah seperti menyusui, menggendong bayi dan distraksi serta sugesti sederhana.
Dengan ini orang tua tak perlu khawatir lagi untuk membawa anaknya pergi imunisasi karena beberapa tips di atas bisa dicoba 👍🏻 Semoga tidak ada lagi yang menunda-nunda atau bahkan menghindari imunisasi dengan alasan takut anak sakit hehe
BalasHapusternyata banyak tips yang bisa dilakukan untuk mengurangi nyeri setelah imunisasi. namun dari banyaknya tips yang ada, tetaplah peran ibu yang sangat sangat direkomendasikan karena sederhana, hemat, mudah dan nyaman untuk si kecil dan ibu, seperti contohnya memangku / menggendong bayi saat imunisasi, menyusui bayi sebelum-selama-sesudah imunisasi, dan mengajak anak bernyanyi / berbicara untuk mengalihkan fokusnya pada imunisasi.
BalasHapusMemang melakukan tindakan yang cenderung 'invasif' terutama kepada anak kecil adalah hal yang sangat membuat bingung. Di satu sisi memang imunisasi harus dilakukan, namun disisi lain sebagai seorang calon ibu terkadang ada rasa tidak tega ketika melihat anak kecil berteriak kesakitan dan meminta pertolongan. Beberapa teknik seperti pengalihan perhatian dan sugesti positif tanpa harus berbohong mungkin terlihat mudah namun tidak semudah itu untuk dilakukan hehehe.
BalasHapusBeberapa tips yang bisa dicoba untuk orang tua terutama pada anak anak yang rewel saat diajak imuniasasi. Memang anak cenderung takut ketika disuntik saat dilakukan imunisasi, namun manfaatnya untuk si kecil jauh lebih besar jika sudah di lakukan imunisasi. Karena dengan imunisasi mencegah anak agar tidak tertular dan dapat melindungi anak-anak disekitarnya.
BalasHapusBerdasarkan pengalaman, ada bayi yang nangisnya hanya sebentar, ada yang samapi nangis kejer dan berhenti-berhenti. Orang tua harus bijak dalam menyikapinya.
HapusTips yg mantuulll banget
BalasHapusUtamanya buat para ibu mudaaaa
Supaya bs berdaya mendampingi buah hati saat imunisasi yak
Anakku dua2nya lengkap imunisasi, DPT sempet demam dan rewek mungkin karena nyeri. Tapi Alhamdulillah gak lama, karena nenen juga jadi agak anteng. Buat para calon ibu dan yg punya baby tipsnya patut dicoba supaya baby gak rewel saat diimunisasi
BalasHapusLebih tepatnya KIPI ya, tapi awam didengar efek samping.
BalasHapusPentingnya untuk mengetahui trik di atas biar saat mendampingi si kecil imunisasi orangtua sudah paham
Yes, betul kak Fenni. Jadi orang tua itu harus rajin menggali informasi seputar kesehatan anak... Biar layak disebut emak-emak gahul
HapusWah, alhamdulillah saya jadi tercerahkan mengapa kadang nyeri paska imunisasi. Langsung dijelaskan oleh Pak Dokternya langsung, pasti sumbernya lebih kredibel dari pada "katanya" . Maturnuwun dokter ...
BalasHapusbaru tau bahwa imunisasi merupakan hak bayi/anak
BalasHapusdengan kata lain, ortu jadi zalim kalo gak mau mengimunisasi anaknya ya?
Andai anak gak dapat imunisasi polio dan terserang, duh!
Ada nih kerabat yang terserang polio dan kakinya kecil sebelah, gara2 ayahnya melarang imunisasi
Betul, Ambu... Seperti ASI, imunisasi juga hak bayi. Kita sebagai orang tua harus memenuhinya
HapusKita aja yang dewasa kalau kipi meringis juga dok apalagi baby ya, semoga imun seluruh bayi di Indonesia kuat-kuat ya dok jauh-jauh deh penyakit berbahaya
BalasHapusDulu pernah sekali anakku ga nangis waktu divaksin gegara diajak main dulu sama dokternya pakai stetoskop
BalasHapusPadahal pas suntik dia ngeliat loh tapi ga nangis
Aku juga pernah liat alat anti sakit suntik, bentuknya semacam kayak sikat cuci rambut
Mungkin untuk stimulasi taktil
Iya sih dok, dulu anak pertama saya kalau udah nangis pas masuk ruang DSA saat jadwal imunisasi, DSAnya langsung bilang "Suntiknya sambil mengASIhi saja Bu".
BalasHapusUntung adiknya yg rezekinya imun di posyandu, anteng aja. Karena kan kalau di posyandu di ruang terbuka yg rame-rame.
Baru tahu posisi saat imunisasi juga menentukan sakit atau nggaknya. Aku liat kebanyakan anak digendong ibu. Cuma mungkin anaknya ada yang takut juga, jadi nggak rileks ya, dok. Yang penting setelah imunisasi tetap asi dan istirahat juga ya.
BalasHapusWah, ternyata banyak ya cara mengatasi nyeri pasca imunisasi
BalasHapusTerima kasih ya dok, kebetulan Senin besok anak-anak mau imunisasi
Kalau di daerahku, ada yang bener-bener gak mau imunisasi, dok.
BalasHapusKarena melihat dari kehalalannya, katanya.
Jadinya kalau ada petugas kesehatan yang datang ke rumah-rumah (saat Pekan Imunisasi), si tetangga ini sampai bela-belain gak di rumah seharian.
Edukasi yang baik untuk mengurangi nyeri pasca imunisasi ya, dok..
Agar sang Ibu tidak panik.
Nah itu yang membuat saya tidak memberikan imunisasi lengkap kepada anak bungsu saya, dan sekarang nyesal banget karena sudah lewat waktunya kan ya? Soalnya dulu kakaknya kan pakai imunisasi yang mahal dan nggak demam, sedangkan adiknya pakai imunisasi dan bikin demam karena kondisi ekonomi pas adiknya itu sedang nggak stabil, jadinya saya hentikan imunisasinya karena nggak tega lihat dia nangis semalaman kesakitan, mana demam.
BalasHapusJadi ingat waktu imunisasi anak kemaren, dia aku peluk sambil bilang, "Gpp. Sakit dikik, kok, Nak. Rendra kan kuat. Biar sehat yaa"
BalasHapusNah kalau yang begitu boleh nggak ya dok ngomongnya ke anak?
Oya, satu lagi. Sebenarnya kalo anak bengkak di bekas suntikannya, itu baiknya di kompress makai air dingin atau hangat ya biar bengkaknya berkurang?
Imunisasi ini tentunya penting banget ya buat anak. Memang sih kadang justru nyeri dan buat anak pada nangis karena merasakan rasa nyeri tersebut. Tips yang diinfokan ini pastinya bermanfaat banget donk,dokter.
BalasHapusNah ini cocok banget buat kita para orang tua yang masih gak tega anaknya kesakitan disuntik. Padahal sakitnya suntik gak semahal bandinganya dengan manfaat yang diberikan waktu anak kita mendapat imunisasi yang lengkap. Apalagi imunisasi adalah hak dari bayi dan anak anak. Kalau yang baik yaa leboh baik mencega daripada mengobati, lebih baik diimunisasi daripada menyesal dikemudian hari nghih dokter
BalasHapusBetul banget. RAsa sakit akibat imunisasi terbayar dengan terhindarnya anak dari penyakit menular
HapusImunisasi memang penting banget yaa. Sedih deh sekarang muncul berita ada anak yang terkena polio karena gak diimunisasi, hiks
BalasHapusKalo saya, saat anak mau disuntik, biasa anaknya saya peluk. Alhamdulillah walau saat disuntik tetap nangis, tapi nangisnya gak lama. Setelah pulang ke rumah, biasanya di bekas suntikan saya kompres pakai air hangat dan digosok-gosokkan bawang merah (ini biasanya mertua yang lakukan, katanya biar anaknya gak demam)
Pelukan ibu saat anak disuntik, memang terbukti bisa mengurangi rasa nyeri sekaligus menenangkan bayi
BalasHapusMakasih untuk backlinknya Mas Taufiq. Semoga berkah untuk kita semua.
BalasHapusBaru tau aku kalau bisa pakai larutan gula dok. Untuk anak yg lebih besar bisa diwakilin sama eskrim nggak sih hehehe
BalasHapusTerimakasih banyak dokter atas ilmjnya 🙏🙏 sangat bermanfaat bagi saya dan menambah wawasan. Saya memahami bahwa nyeri pasca imunisasi sering disebut sebagai salah satu efek samping imunisasi DPT. Rasa nyeri akibat penyuntikan imunisasi tidak bisa kita hindari, namun bisa kita upayakan untuk berkurang. Oleh karena itu, dapat saya sosialisasikan kepada pasien saya kelak
BalasHapusTips tipsnya sangat bermanfaat bagi ornang tua yang mau mengimunisasi anaknya, meskipun tetap menimbulkan rasanya nyeri, imunisasi pada anak tetap harus diberikan karena lebih besar maanfaatnya dari pada kerugiannya, banyak orang tua yang galau karena efek nyeri dan demam pasca imunisasi atau yang biasa disebut KIPI dengan tips dari dokter sudah tidak perlu ada alasan lagi untuk tidak mengimunisasi anaknya, karena imunisasi pada anak merupkaan hak dari setiap anak.
BalasHapusterima kasih dokter atas tips untuk mengurangi nyeri karena imunisasi. informasi yang dokter berikan sangat bermanfaat bagi saya dan juga para orang tua yang mungkin kebingungan cara mengatasi nyeri pada anak setelah diimunisasi. Dengan tulisan dokter ini menjadikan orang tua tidak panik atau takut ketika anak setelah diimunisasi.
BalasHapusTerimakasih dokter untuk ilmunya. Saat ini banyak sekali tips untuk mengatasi KIPI. seharusnya para ibu tidak perlu ragu lagi untuk meng-imunisasikan anaknya.
BalasHapusMashaallah ada tips dari dokter untuk mengatasi nyeri pasca imunisasi membuat para ibu2 gak bingung lagi, yuk para ibu2 jangan khawatir lagi menghadapi kejadian setelah imunisasi anaknya karna sudah ada tipsnya disini hehe
BalasHapusterima kasih dokter atas informasinya. ternyata mengurangi nyeri dalam vaksin ada caranya, jadi bisa diusahakan oleh orang tua yang hendak imunisasi. semoga informasi ini bisa membuat orang tua tidak ragu lagi untuk membrikan imunisasi untuk anaknya
BalasHapusSiappp langsung saya share ke kakak saya ya Dok, ibu muda tentu harus tau ini karena seringkali ibu muda jaman sekarang gampang worry sama kejadian ikutan setelah anaknya diimunisasi. Once again, dengan edukasi yang paripurna, kita bisa mereduksi kekhawatiran ibu-ibu agar tidak lagi takut memberikan imunisasi yang sangat pentinggg untuk anak. Terima kasih Dokter
BalasHapus