Siapa di sini yang panik begitu tahu keluarga atau buah hati nya mimisan? Atau mungkin mengalaminya sendiri saat masih kanak-kanak?
Betul banget, dalam kondisi apa pun, jika darah keluar dari tubuh manusia, pasti menganggap itu adalah kondisi yang tidak normal dan harus segera dibawa ke dokter atau UGD terdekat. Apalagi yang mengeluarkan darah adalah darah daging kita. Wajar jika para orang tua was-was.
Jangan-jangan anak saya menderita penyakit berbahaya?! Jangan-jangan anak saya menderita demam berdarah seperti tetangga sebelah?! Jangan-jangan anak saya ...
Salah satu kondisi "perdarahan" yang sering dialami oleh anak-anak adalah mimisan.
Walaupun sebagian besar kasus mimisan pada anak bukan masalah kesehatan yang serius, tapi tidak ada salahnya kan kita kulik lebih dalam tentang mimisan pada anak?
Apa itu Mimisan?
Dalam dunia medis, istilah mimisan disebut sebagai EPISTAKSIS.
Kata "Epistaksis" sendiri berasal dari bahasa Yunani: Epistazein yang berarti perdarahan dari hidung.
Mimisan adalah keluarnya darah segar (perdarahan) dari hidung dimana perdarahan ini berasal dari bagian anterior (depan) rongga hidung atau bisa juga dari bagian posterior (belakang) rongga hidung
Mimisan atau epistaksis sebenarnya bukan merupakan suatu penyakit atau diagnosis penyakit, namun suatu gejala dari suatu kelainan yang hampir 90% dapat berhenti sendiri.
Epistaksis merupakan masalah klinis yang sering dihadapi dan dapat merupakan keadaan yang ringan tanpa masalah berarti, namun dapat pula merupakan suatu keadaan gawat darurat bila hal ini terjadi secara sistemik.
Epistaksis diperkirakan terjadi pada 60% manusia selama hidupnya. Angka kejadian epistaksis meningkat pada anak-anak usia di bawah 10 tahun.
Mengapa Mimisan?
Mendengar kata "mimisan" atau epistaksis, selain kata "darah", hal yang terbayang dalam pikiran kita tentu saja "hidung" sumber perdarahan.
Selain sebagai bagian dari sistem pernapasan manusia, hidung juga berfungsi untuk mengatur kelembapan, menghangatkan dan menyaring udara yang kita hirup, itulah sebabnya dibutuhkan aliran darah yang cukup banyak.
Karena itu di dalam mukosa (lapisan jaringan; selaput lendir) hidung sangat kaya akan pembuluh darah. Ada dua anyaman pembuluh darah (pleksus) pada mukosa hidung yang berperan penting terhadap terjadinya epistaksis alias mimisan, yaitu:
- Pleksus Kiesselbach, terletak pada diding pembatas antara lubang hidung kiri dan kanan, terutama di bagian depan. Pleksus ini terutama terkait dengan terjadinya epistaksis anterior (kata "anterior" berarti bagian depan)
- Pleksus Woodruff, terletak di bagian tengah dan posterior (kata posterior berarti bagian belakang). Pleksus ini berperan terhadap epistaksis posterior.
Jadi, berdasarkan lokasi asal perdarahan, epistaksis dibagi atas dua kategori, yaitu epistaksis anterior dan posterior.
Epistaksis anterior merupakan jenis epistaksis yang paling sering dijumpai pada anak-anak, biasanya bisa berhenti sendiri.
Sedangkan pada epsitaksis posterior, perdarahan biasanya hebat dan jarang bisa berhenti dengan sendirinya hingga bisa menyebabkan anemia. Jenis epistaksis ini sering dijumpai pada pasien hipertensi atau penyakit jantung.
Penyebab Mimisan pada Anak
Hal yang paling sulit dalam menangani anak mimisan adalah menentukan penyebab dari mimisan. Penyebab mimisan pada anak secara garis besar dibedakan menjadi dua, yaitu:
- Penyebab lokal
- Penyebab sistemik
Masing-masing penyebab di atas tidak hanya menyangkut letak atau sumber perdarahan, namun juga berimplikasi pada penanganan dan juga prognosis.
Pada sebagian besar kasus, penyebab mimisan pada anak bisa ditentukan melalui anamnesis (wawancara dengan pasien dan atau keluarganya) dan pemeriksaan fisik. Jika tidak dijumpai kehilangan darah yang berat, biasanya penyebabnya bukan sistemik. Jika lokasi perdarahan sudah ditemukan, yaitu di bagian depan rongga hidung, maka pemeriksaan laboratorium tidak diperlukan karena sebagian besar kasus seperti ini timbul karena "penyebab lokal"
Penyebab Lokal
Beberapa penyebab lokal yang sering terjadi pada anak adalah sebagai berikut:
- Trauma, mulai dari trauma ringan (mengorek hidung, pukulan ringan, bersin, atau membuang ingus terlalu keras) hingga trauma yang lebih serius (terbentur, terjatuh, atau kecelakaan lalu lintas)
- Infeksi yang terjadi pada hidung, sinus dan jaringan di sekitarnya, akan menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah lokalis sehingga mempermudah pecahnya pembuluh darah dan kemudian terjadinya perdarahan di hidung atau epistaksis.
- Tumor atau neoplasma. Pada neoplasma (keganasan) akan terjadi kondisi dimana pertumbuhan sel yang abnormal secara masif serta terjadi neovaskularisasi yang sifatnya rapuh sehingga mempermudah terjadinya epistaksis.
- Kelainan kongenital, misalnya perdarahan telangiektasis herediter atau dalam Bahasa Inggris disebut sebagai hereditary hemorrhagic telangiectasia / Osler's disease.
- Deviasi Septum (pembatas antara rongga hidung kiri dan kanan). Bergesernya septum hidung hingga letaknya tidak di garis median menyebabkan turbulensi udara yang nantinya mengakibatkan terbentuknya krusta. Jaringan vaskuler mengalami ruptur bahkan karena trauma yang amat sangat ringan seperti menggosok hidung.
Penyebab Sistemik
Mimisan pada ada jenis ini, walaupun jarang, biasanya kondisinya berat. Hal yang memberatkan bukan mimisannya, namun justru penyakit sistemik yang mendasarinya.
Berbeda dengan mimisan jenis "penyebab lokal", dimana penderita hampir tidak menunjukkan gejala lain (selain perdarahan dari hidung), mimisan karena penyebab sistemik ini biasanya disertai gejala lain sesuai dengan penyakit yang mendasarinya.
- Kelainan darah. Terdapat beragam kelainan darah yang bisa menyebabkan epistaksis antara lain trombositopenia (jumlah sel trombosit yang sangat rendah), leukemia dan hemofilia.
- Pengaruh obat. Beberapa obat-obatan seperti aspirin dan fenilbutazon ditengarai mempredisposisi kejadian epistaksis berulang.
- Penyakit kardiovaskular. Tekanan darah tinggi dan penyakit pembuluh darah seperti aterosklerosis, sirosis hati, diabetes melitus dapat menyebabkan epistaksis. Epistaksis yang disebabkan oleh tekanan darah biasanya parah, sering berulang, dan prognosisnya kurang baik.
- Sirosis Hepatis. Hati adalah organ penting untuk sintesis protein yang berkaitan dengan pembekuan darah. Pada sirosis hati, fungsi sintesis protein dan vitamin diperlukan dalam proses pembekuan darah terganggu, sehingga mudah terjadi perdarahan, yang dapat menyebabkan mimisan.
- Diabetes Melitus (DM). Pada penderita DM, dinding pembuluh darah menebal namun melemah sehingga mudah terjadi perdarahan. Sehingga penderita diabetes bisa mengalami mimisan.
- Demam berdarah. Mekanisme terjadinya perdarahan pada penderita demam berdarah tidak hanya dipengaruhi oleh kondisi trombositopenia tetapi juga faktor pembuluh darah dan koagulopati.
- Gangguan hormonal. Selama kehamilan, terjadi peningkatan mendadak jumlah estrogen dan progesteron di pembuluh darah, yang mempengaruhi semua selaput lendir tubuh, termasuk hidung, menyebabkan pembengkakan dan kerapuhan selaput lendir, dan akhirnya mimisan.
Mimisan pada Anak: Berbahayakah?
Pertolongan Pertama
Dikutip dari laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), berikut adalah tips pertolongan pertama yang dapat dilakukan saat anak mimisan. Gak pakai ribet! Yuk kita simak:- Bersikap dan sarankan anak supaya tenang. Anak memiliki risiko menelan darah yang akan menyebabkan sumbatan jalan napas apabila anak panik.
- Posisikan kepala menghadap ke bawah. Tekan hidung bagian depan secara pelan selama 5-10 menit (maksimal 20 menit!). Ulangi proses ini apabila setelah 5-10 menit, mimisan masih terjadi
- Suruh anak untuk bernapas melalui mulut. Keluarkan darah yang tertelan dan jangan menelan ludah karena akan menyebabkan mual dan tersedak.
Kapan Harus Segera Dibawa ke Dokter?
- Mimisan tidak berhenti dengan penekanan
- Mimisan yang hebat, dapat menyebabkan pingsan
- Mimisan berulang
- Mimisan pada bayi atau anak berusia 2 tahun
- Sumbatan jalan napas
- Mimisan akibat kelainan anatomi dan trauma pada wajah
Kesimpulan
- Mimisan atau bahasa medisnya epistaksis bukan suatu diagnosis penyakit, namun merupakan salah satu gejala penyakit
- Berdasarkan lokasi perdarahan, epistaksis dibagi menyadi epistaksis anterior dan epistaksis posterior
- Berdasarkan penyebabnya, mimisan pada anak dibedakan menjadi epistaksis lokal dan epistaksis sistemik
- Bagi orang tua penderita, penting untuk memahami pertolongan pertama yang harus dilakukan orang tua jika anak mengalami mimisan
- Pada kondisi tertentu, sebaiknya mimisan pada anak segera dibawa ke dokter.
Referensi
- Fitri Primacakti. Mimisan: Kapan berbahaya?, 2015. Available at: https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/mimisan-kapan-berbahaya
- Endang Windiastuti. Epistaksis pada Anak, Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan LXI. Jakarta: Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM; 2012. h. 145-51.
- Bidasari Lubis, Rina A Saragih. Tata Lakssana Epistaksis Berulang pada Anak. Sari Pediatri 2007; 9:75-9.
- Teuku Husni TR, Zikral Hadi. Pendekatan Diagnosis dan Tatalaksana Epistaksis. J. Ked. N. Med 2019;2:26-32.
alhamdulilah konten yg sangat bermanfaat . kebetulan saya juga punya anak usia 6 tahun . jadi bisa tau cata yang tepat menangani jika anak mengalami mimisan . terimakasih banyak dr Taufiqur rahman Sp.A . semoga bermanfaat buat saya dan keluarga .
BalasHapusYang penting harus dipastikan penyebab mimisan: lokal atau sistemik.
HapusTerima kasih dok informasi yang diberikan sangat jelas,kebetulan anak tetangga saya masih kecil tapi sering mimisan,setelah membaca artikel ini saya ternyata penyebabnya banyak ya dok,dan cara penanganannya ,saya jadi semakin paham cara menangani jika ada anak sering mimisan
BalasHapusMakasih sudah berkunjung di blog dokter taura... Makasih juga sudah meninggalkan jejak di artikel ini. Semoga bermanfaat ya
HapusTerimakasih dok informasi yang telah dipaparkan diatas, mengenai penyebab dan penanganan kepada anak yang sering mimisan. artikel diatas sangat bermanfaat bagi orang awam yang kurang paham mengenai dunia medis seperti saya ini. terimkasih banyak dokter.
BalasHapusTerimakasih dokter informasi sangat jelas,,jadi bahan pembelajaran buat saya yg belum berumah tangga..
BalasHapusTerimakasih dokter infonya sangat bermanfaat
BalasHapusTerimakasih dokter atas pengetahuannya dan bermanfaat 🙏
BalasHapusSangat bermanfaat sekali informasinya dokter. Terutatama terkait kondisi mimisan pada anak. Oh ya Dokter, izin bertanya. Dulu kalau waktu kecil, saat mimisan seringkali orang tua ngasih gulungan daun sirih yg kemudian dimasukkan ke bagian lubang hidung yg keluar darah. Itu seperti apa geh dok?
BalasHapusTerima kasih dokter atas pengetahuannya dan sangat bermanfaat🙏
BalasHapusSepertinya aku harus ke dokter deh soalnya anakku mimisan berulang walaupun sedikit-sedikit. Bulan ini udah tiga kali mimisan.
BalasHapusSekarang saya jadi lebih paham tentang mimisan dok.
BalasHapusIya sih reaksi pertama kalau ada yang mimisan itu memang pasti panik duluan.
Pengalaman terdekat dengan mimisan, adik saya pernah mengalami, ternyata begitu diperiksakan positif demam berdarah
waktu kecil saya sering mimisan dok
BalasHapussetelah saya baca, ternyata penyebabnya saya sering mengorek hidung (misal ada upil kering) atau jatuh (karena saya sangat suka manjat pohon :D)
Alhamdulilah, sesudah semakin besar, saya gak pernah mimisan lagi
Saya perhatikan, anak2 saya siklusnya juga demikian
Tuhan memang adil, karenanya saya Alhamdulillah jangan pernah bertemu dengan yang namanya mimisan. Udahlah saya takut darah, super panikan pulak. Boro-boro anak mimisan nggak panik, anak batpil aja hati mencelos hahaha.
BalasHapusAnak kakak saya tuh dulu sering mimisan, tapi kakak saya santai aja sih saya liat
dok mimisan apa kebanyak terjadi d anak2? beberapa waktu lalu anak toba2 mimisan padahal sebelumnya ga pernah sama sekali,masih belum tau juga oenyebabnya apa, bisa karena kecapean ya dokt?
BalasHapusMimisan bisa karena kedinginan atau alergi kah, Dok? Kelainan darah salah satu gelajanya juga mimisan dan bisa sering terjadi. Jadi ternyata ngatasin mimisan dengan cara posisi kepala ke bawah dan memencet hidung. Sering liat yang melakukan sebaliknya, padahal itu keliru ya
BalasHapusAnakku ini. Untungnya mimisannya ngga berlangsung secara terus menenerus, bisa dibilang jarang. Tapi lebih dari sekali. Pernah dibaawa ke dokter tapi katanya ngga papa.
BalasHapusMembaca ini saya jadi lebih tenang sebab yang dialami si anak sepertinya bukan bagian yang serius. Meski saya ngga bisa mendekteksi sebabnya.
Smoga bukan masalah yang serius, Aamiin...
Thanks Dok, artikelnya related banget
Terima kasih artikelnya dok. Saya pribadi menurunkan sifat ini pada ketiga putra-putri saya. Jadi, saya sudah gak heran anak saya mudah sekali mimisan. Kami itu udara terlalu dingin atau terlalu panas, langsung mimisan. Gampang banget. Makanya kalau lagi jalan ke Puncak misalnya, atau justru pulang ke Padang yang panas banget, itu selalu standby tisu. Kalau mimisan gak lama, beberapa menit saja, langsung stop. Pas lagi meriang atau demam misalnya dok, saya itu justru kalau belum mimisan malah lama sembuhnya. Hahaha. Jadi mikir begitu soalnya udah pengalaman sejak kecil. Entah apa itu hubungan ilmiahnya yang bisa dijelaskan secara medis.
BalasHapusAlhamdulillah,
BalasHapusJadi tahu apa itu mimisan beserta cara penanganannya agar tidak mudah panik. Ternyata mimisan itu bukan penyakit dan normal ya, Dok..
Karena terakhir kali, anakku bercerita bahwa salah satu temannya ada yang mimisan setiap ia merasakan kepanasan. Jadi, kelasnya anakku ini selalu dapat perhatian lebih dari segi suhu ruangan. Kalau panas karena AC mati, si anak ini mimisan, dok.
Unik sekali ya..
Apakah yang diuraikan ini sama berlakunya untuk orang dewasa Mas? Saya ingat waktu ketahuan DBD, saya sempat mimisan lumayan hebat sampe kepala pusing banget. Alih-alih ke IGD untuk menghentikan pendarahan, saya akhirnya tes darah lengkap. Baru deh ketahuan kalo kena DBD.
BalasHapusPernah juga mimisan saat upacara sekolah. Katanya sih akibat kepanasan. Itu juga pusingnya nauzubillah
Wah, ternyata mimisan g boleh disepelekan ya dok
BalasHapusSebab bisa jadi salah satu tanda penyakit berbahaya
Waktu itu, anakku mimisan karena lagi demm tinggi
Mungkin karena penyebab-penyebab seperti yang Dokter sebutkan di atas yang membuat kita panik saat anak atau keluarga mengalami mimisan, Dok.. Sudah overthinking duluan karena melihat darah keluar dari hidung 😌.
BalasHapusMasa kecil dulu saya sering mimisan dok. Apalagi kalau cuaca sangat panas, bisa dipastikan saya mimisan. Tai dulu, saat SD. Sekaramg sudah tidak. Itu kenapa dok?
BalasHapusadikku saat masih kecil suka mimisan kalo habis main panas-panasan dan saat mimisan mama biasanya langsung menempelkan daun sirih ke hidungnya dan mimisannya langsung berhenti
BalasHapusAlhamdulilah dokter terima kasih atas pengetahuannya dan semoga sangat bermanfaat
BalasHapusTerimakasih Dokter Ilmunya sangat bermanfaat , persiapan ilmu punya anak 😀
BalasHapusmimisan yang terus-menerus penting untuk segera di bawa ke dokter ya dok. Untuk sekarang informasi ini sangat berguna, semoga pas menghadapi kenyataannya tidak gugup. Enggak bisa membayangkan bagaimana anak sendiri mimisan.
BalasHapusDilingkungan keluarga ga pernah ada yg mimisan Dok. Tapi, penting juga buat kita aware yaa jika dihadapkan kondisi seperti ini apalagi kalau terjadi sama anak. Anak panas dikit aja udah panik bgt, mencoba tenang tapi susah. Apalagi sampai mimisan yg asing banget buatku.
BalasHapusTernyata penyebab mimisan itu sangat beragam ya, dok.
BalasHapusSalah satu yang PR banget adalah harus tenang saat kondisi mimisan terjadi baik pada orang tua maupun pada anak, ya.
Alhamdulillah jadi tahu pertolongan pertama yang harus dilakukan jika terjadi mimisan pada anak kita. Terima kasih, dok untuk sharing ilmunya
Dulu waktu kecil adik saya sering mimisan tapi memang tak pernah tuntas bertanya ke dokter. Dan sekarang anak perempuan nya juga sering mimisan seperti mama nya
BalasHapusWah manfaat banget nih dok. Aku sering menangani anak mimisan semasa di sekolah dulu. Bebrala orang malah meminta anak mendongak lho ternyata prosedurnya tidak bgtu ya...walah salah kaprah ya
BalasHapusya Allah pas banget belum lama ini anakku mimisan, ceritanya dia habis jatuh, terus kyaknya terbentur bagian kepalanya, walaupun gak keras karena gak dengar bunyi benturannya.. langsung mimisan dok... tapi alhamdulillah gak banyak dan langsung berhenti.. sempat panik juga, takut kenapa2.. alhamdulillah sampai hari ini nggak ada tanda2 trauma dan gak mimisan lagi
BalasHapuskalo aku, dulu kata orang tua pas kecil lumayan sering mimisan, apalagi kalo lagi sakit... pas dewasa gini baru tahu kalo ternyata aku punya anemia, yang parah pas lahiran itu drop banget, jadi harus transfusi darah... :")
terima kasih sharingnya, ini berguna banget pak dokter...
Hallo dr.Taura, ada yang bilang mimisan pada anak itu tanda hipertensi, itu bener gak sih? mohon dijawab ya..
BalasHapusJadi ingat jaman SD pernah beberapa kali mimisan, tapi abis itu udah nggak. Semoga anakku nggak deh, so far nggak sih. Cuma tetangga ada yg tiap abis main panas-panasan siang bolong, dia malemnya langsung mimisan. Masih penasaran penyebabnya. Soalnya rutin bgtu tiap capek.
BalasHapusTerimakasih Pak dokter, saya jadi tahu apa yang harus dilakukan ketika ada yang mimisan, ada keponakan yang pernah mimisan dan waktu itu belum tau cara menanganiny, skrg jd sudah tau, terimakasih
BalasHapusAlhamdulillah, informasi yang sangat bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi orang tua yang baru pertama memiliki anak.. Terimakasih dokter taura
BalasHapusMaa Shaa Allah Tabarakallah, ini materi yang sangat menarik untuk dibaca dan dari materi ini bisa saya simpulkan bahwa :
BalasHapusDalam medis, mimisan disebut epistaksis (Yunani --> "Epistazein" berarti perdarahan dari hidung) bukan diagnosis melainkan salah satu gejala dari suatu penyakit
Ada 2 anyaman pembuluh darah (pleksus) pada mukosa hidung yang berperan penting terhadap terjadinya epistaksis alias mimisan, yaitu :
1. Pleksus Kiesselbach --> terkait dengan epistaksis anterior (bagian depan)
2. Pleksus Woodruf --> terkait dengan epistaksis posterior (bagian belakang)
Penyebab mimisan pada anak :
1. Penyebab lokal : Trauma, infeksi, tumor, kelainan kongenital, deviasi septum
2. Penyebab sistemik : kelainan darah, pengaruh obat, penyakita kardiovaskular, sirosis hepatis, Diabetes Melitus (DM), demam berdarah, gangguan hormonal
Pertolongan pertama :
1. Bersikap dan sarankan anak supaya tenang
2. Posisikan kepala menghadap ke bawah
3. Suruh anak bernapas melalui mulut
Kapan harus segera dibawa ke dokter ?
1. Mimisan tidak berhenti dengan penekanan
2. Mimisan yang hebat, dapat menyebabkan pingsan
3. Mimisan berulang
4. Mimisan pada bayi atau anak berusa 2 tahun
5. Sumbatan jalan napas
6. Mimisan akibat kelainan anatomi dan trauma pada wajah
Terimakasih banyak dokter, atas ilmu hari ini. mimisan sangat rentan terjadi pula pada anak-anak. Dari materi ini, saya jadi paham bagaimana alur yang seharusnya diberikan pada anak saat mimisan
Sebagai mahasiswa kedokteran, artikel ini sangat bermanfaat karena memberikan panduan langkah-langkah praktis yang jelas dan mudah diikuti dalam menangani mimisan pada anak. Informasi yang disampaikan sederhana namun mencakup aspek penting, mulai dari etiologi dan jenis jenis mimisan pada anak hingga teknik menekan hidung yang benar. Ini adalah bekal pengetahuan yang berharga karena situasi seperti ini sering kali terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan bisa menyebabkan kepanikan, terutama pada orang tua.
BalasHapusArtikel ini juga membantu kami memahami tanda-tanda mimisan yang membutuhkan penanganan lebih lanjut dari dokter. Penjelasan tentang perbedaan epistaksis anterior dan posterior, serta jenis mimisan lokal dan sistemik, menambah wawasan medis kami terkait penyebab dan klasifikasi mimisan pada anak. Panduan ini menunjukkan betapa pentingnya edukasi kesehatan bagi masyarakat, dan menjadi pengingat bagi kami bahwa pertolongan pertama yang tepat dapat membuat perbedaan besar. Alhamdulillah semoga ilmu yang dishare ini menjadi bermanfaat khususnya pengetahuan baru bagi ortu ortu diluar sana juga
Alhamdulillah saya jadi belajar dari pengalaman saya yang suering sekali epistaksis. Jadi saya tau penyebabnya hihihi
BalasHapusWaaa ternyata banyak ya penyebab dari mimisan (epistaksis) ini. Mimimisan juga bukan suatu diagnosis penyakit, namun merupakan salah satu gejala penyakit. Pada artikel ini telah di jelaskan mengenai penyebab dan penanganan mimisan pada anak dengan rinci dan jelas, sehingga orang tua dapat lebih tenang dan tahu kapan harus waspada. Alhamdulillah, terima kasih dokter Taura atas informasi edukatif nya.
BalasHapusSaya menjadi lebih tahu mengenai mimisan yang ternyata mimisan bisa terjadi karena kondisi yang lebih serius, tidak hanya karena trauma ringan atau berat saja, tetapi bisa karena suatu penyakit sistemik. Artikel di website ini selalu mencantumkan cara pencegahannya untuk para orang tua, sehingga para orang tua tidak dibiarkan penasaran setelah membaca artikel ini. Sangat bermanfaat sekali.
BalasHapus