blog dokter taura big ad

PARADOKS: PARADE KISAH SEORANG DOKTER

38 komentar

Setelah terjual ratusan eksemplar pada buku solo pertama berjudul "Cinta itu Urusan Rasa", kini telah hadir buku kedua karya seorang dokter spesialis anak: Taufiqur Rahman berjudul PARADOKS: Parade Kisah Seorang Dokter.

Buku berkover dominan biru watercolor ini berisi 25 cerita pendek yang ditulis sepanjang tahun 2022 hingga awal 2023. Sebagian besar tema cerita pada buku ini adalah isu universal yang tak lekang masa yaitu “cinta”. Namun tidak melulu tentang cinta dua anak manusia berbeda jenis kelamin, melainkan juga cinta seorang anak kepada orang tuanya atau sebaliknya.

Buku kedua karya dr. Taufiqur Rahman, SpA yang berjudul "Paradoks"

Pengalaman sebagai dokter dan petualangan tak terlupakan selama menjalankan profesi dokter, diceritakan dalam bentuk cerita fiksi yang sebagian besar mengandung plot twist yang mencengangkan. Seperti cerita "Air Mata Bunda" yang di awal terasa mellow, namun ternyata endingnya akan membuat pembaca tersenyum.

Paradoks, dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) berarti “pernyataan yang seolah-olah bertentangan (berlawanan) dengan pendapat umum atau kebenaran, tetapi kenyataannya mengandung kebenaran”. Kebenaran yang tersembunyi inilah yang diangkat dalam bentuk cerita pendek. Dalam setiap cerita selalu ada quote yang relate dengan cerita, yang kadang membuat pembaca merenungkan kembali apa yang tertulis di quote dan baru paham maksud dari kata-kata bijak itu. Di sini pembaca akan merasa bahwa ternyata dalam kehidupan nyata banyak sekali kejadian yang bisa kita ambil hikmahnya untuk bisa membuat kita jauh lebih baik. Hanya butuh kepekaan dan hati yang senantiasa terbuka untuk perubahan ke arah lebih baik.

Kata “dokter” dalam judul buku ini sengaja ditonjolkan. Selain karena penulis adalah seorang dokter spesialis anak, juga karena latar belakang sebagian besar cerita adalah rumah sakit, sebuah tempat yang banyak menyumbangkan ide buat penulis.

Banyak orang yang membayangkan sebuah gedung "angker" yang penuh dengan rintih dan jerit kesakitan manakala mendengar kata "rumah sakit". Namun bagi penulis, rumah sakit adalah sumber ide dari beragam cerita yang bertebaran di berbagai sudutnya. Ada kesetiaan terhadap pasangannya yang terpampang nyata, ada pula bakti seorang anak kepada orang tua yang sangat mengharukan. Juga ada kedengkian dan niat tidak baik di balik topeng senyuman tulus. Semua membuat imajinasi penulis membuncah hingga lahir tulisa-tulisan inspiratif yang bisa membuat pembaca merenungkan kembali apa sebenarnya arti cinta, sayang dan rindu yang sebenarnya.

Selain itu beberapa tulisan merupakan hasil eksplorasi dalam proses pembelajaran dalam ilmu kepenulisan. Tulisan berjudul “Senandung Liar sang Hujan” adalah cerpen dengan POV (Point of view) orang kedua. Ini adalah karya pertama penulis dengan menggunakan POV orang kedua. Sangat sulit pada awalnya, karena harus keluar dari zona nyaman (penulis terbiasa dengan POV orang pertama atau ketiga). Namun setelah dijalani, ternyata menulis dengan POV orang kedua sangat unik baik proses maupun hasilnya. Gak percaya? Coba deh baca sendiri ceritanya.

Ada juga cerpen yang berlatar belakang tahun 80-an berjudul “Catatan si Bobby”. Cerpen ini dibuat dalam rangka mengikuti sebuah kompetisi menulis dengan setting tahun 80-an. Imajinasi penulis langsung tertuju pada masa-masa SMA. Lantas, bagaimana upaya menghadirkan nuansa 80-an dalam sebuah cerita pendek? Ada baiknya anda membaca sendiri "CAtatan si Bobby" yang akan membawa anda ke mesin waktu di era akhir 80-an.

Bagaimana jika seorang dokter menulis fiksi? Simak dan baca buku "Paradoks"

Ada juga beberapa cerpen hasilkolaborasi dengan penulis lain, seperti cerpen berjudul “Eklamsia” (bersama Tituk Eska) dan cerpen berjudul “Raksi Bumi Banyuwangi” hasil kolaborasi dengan Yunast A Wiyadi.

Di cerita "Eklamsia", kita akan diajak masuk dalam konflik seorang ibu yang akan melahirkan dan menderita eklamsia atau keracunan kehamilan hingga kejang. Di saat yang hampir bersamaan, sang suami mengalami kecelakaan hebat dan harus dirawat di ICU, padahal sang istri sangat membutuhkan kehadiran suami. apakah si ibu, bayi dan suami selamat? Sebuah pertanyaan besar yang akan terjawab di ending ceerpen.

Semantara di cerpen "Raksi Bumi Banyuwangi" menghadirkan legenda asal-usul kota Banyuwangi dalam era kekinian yang akan membuat pembaca gemas, laksana mengikuti drama Korea. Antara cinta, kesetiaan dan dendam, akan beradu dalam sebuah kompetisi kehidupan. Siapa yang akan jadi pemenangnya? Tidak ada! Yang menang adalah penulisnya, karena tulisn ini adalah pemenang kedua dalam sebuah kompetisi menulis duet.

Yang special dari buku PARADOKS ini adalah persembahan cerpen dengan dua POV, yang berjudul “Sahabat Dunia Akhirat” yang merupakan kisah nyata dari penulis. Penasaran bagaimana petualangan penulis dalam menemukan pendamping hidup? Yuk dibaca yuk... Buku ini siap dipesan kok. Tinggal komen di kolom komentar ya.

Melihat profesi penulis sebagai seorang dokter spesialis anak, mungkin anda berharap akan mendapatkan informasi menarik seputar tumbuh kembang anak, imunisasi, breastfeeding maupun parenting. Tidak! Dalam buku ini semuanya murni tulisan fiksi. Jika Anda tertarik dengan masalah parenting, sebaiknya sering-sering mampir di Sekolah Parenting Harum, dimana sang owner merupakan bloger Parenting di Malang.

DokterTaura
I am a pediatrician, writer dan blogger

Related Posts

38 komentar

  1. MasyaAllah dokter saya kagum sekali dengan njenengan. Buku dengan berbagai POV ini tentu sangat menginspirasi sekali dan memperkaya khazanah paradigma pembaca dengan pemilihan berbagai latar waktu dan tempat yang disajikan secara apik dan plot twist seperti judulnya "paradoks" yang membuat imaji pembaca semakin terasah untuk penasaran dan out of the box.

    BalasHapus
  2. Muhammad Alwan Al Khawarizmi4 September 2023 pukul 06.42

    Keren sekali dokter, bisa menulis beberapa cerita dalam kurun waktu satu tahun, sangat produktif, dan tentu cerita yang dihadirkan sangat menarik apalagi tentang cinta yang pasti relate dengan semua orang, baik cinta ke orang tua maupun ke siapapun, jujur saya penasaran dengan bagaimana arti cinta yang digambarkan dalam cerita cerita inspiratif di buku ini, apalagi terdapat cerpen dengan 2 POV semakin membuat saya penasaran bagaimana alur cerita yang dihadirkan, keunikan keunikan yang ada di dalam setiap ceritanya, ditambah lagi beberapa karya sudah meraih achievement yang pastinya kualitasnya tidak perlu diragukan, buku ini bisa jadi teman saat waktu senggang.

    BalasHapus
  3. Fairuz Din Sukowati4 September 2023 pukul 10.04

    Dapat membuat berbagai macam jenis tulisan keren sekali dokter, buku bukunya sangat mengundang pembaca untuk bisa merasakan plot kehidupan di rumah sakit dengan berbagai keadaan dan sudut pandang. Selalu ada hikmah yang tentunya dapat kita ambil dan tentunya selalu menginspirasi untuk menjadi lebih baik ke depannya

    BalasHapus
  4. Masyaallah keren sekali dokter. Buku yang njenengan buat, sangat menarik dan mengundang pembaca untuk bisa ikut merasakan bagaimana keadaan kehidupan di rumah sakit. Terlebih lagi dengan berbagai POV yang semakin membuat penasaran para pembacanya.

    BalasHapus
  5. Masya Allah dokter, bukunya sangat keren. Sangat menarik sekali untuk dibaca dok, saya merasa takjub & kagum dengan apa yg dokter tulis..

    BalasHapus
  6. Masyaallah dilihat dari cuplikan-cuplikannya saja sudah bisa ditebak cerit-cerita di buku tersebut sangat keren dok. Ditambah lagi banyak cerita yang berlatar rumah sakit, pasti nantinya bisa merubah cara pandang orang tentang rumah sakit yang katanya banyak "angker" nya. Sukses selalu dokter, ditunggu untuk karya-karya selanjutnya nggih

    BalasHapus
  7. Raksi bumi Banyuwangi, iya yang menang adalah penulisnya hehehe...

    Keren nih pak, ditengah kesibukan kerja sebagai dokter, masih bisa menghasilkan tulisan-tulisan keren yang dibukukan

    BalasHapus
  8. Ini semua penulisnya berprofesi dokter, ya? Menarik nih, jadi pengin order deh

    BalasHapus
  9. Wah bukunya pasti sarat akan ilmu dan banyak input baik nih ya dok.

    Congrats untuk bukunya pastinya menebar manfaat bagi pembacanya

    BalasHapus
  10. Kereeenn banget, saya sering browsing nama dokter yang pernah menangani saya atau anak-anak, beberapa emang punya blog, tapi baru kali ini saya nemu dokter yang blognya aktif, nulis buku juga aktif. Penasaran banget, gimana cara atur waktunya tuh :)

    BalasHapus
  11. Wow keren nih dr.Taura multi tasking ya. Tidak hanya dokter tetapi juga penulis buku. Sukses ya dok

    BalasHapus
  12. Keren, Dok. Jadi bayangin mungkin saat baca buku ini akan seperti nonton drama yang latar belakangnya medis gitu, ada rasa haru senang sedih campur aduk di tiap episodenya..

    BalasHapus
  13. masyaAllah TabarokAllah.

    ciamiiikk sangaattt. semoga seluruh kisah fiksi yg ada di buku bisa memantik semangat utk para pembacanyaaa. jd amal jariyah utk penulisnyaaa

    BalasHapus
  14. Masyaallah Dok, bener2 menginspirasi.
    Sempet2nya bikin buku....(aku masih banyak alesan ga punya waktu, huhuu)
    Judul bukunya jg unik PARADOKS
    Awalnya terbaca karedok, hahaa

    Selamat ya Dok, sehat dan sukses selalu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah bukunya sudah laku diatas 100 eks. Karedoknya juga laris manis sih...

      Hapus
  15. waw keren, selamat dok
    Jadi inget Marga T yang fenomenal dengan novel-novelnya
    Berikutnya dokter Taura nih
    Amin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kok sama Ambu, bacaannya MArga T... Penulis favorit kala SMP/SMA... Jadi ketahuan umurnya ya

      Hapus
  16. Inspiratif! Di tengah kesibukan bekerja masih produktif berkarya di bidang yang lainnya. Selamat dan sukses untuk bukunya Dok!

    BalasHapus
    Balasan
    1. MAkasih kak Dian... Saya memang orangnya gak bisa diam... ada aja ide gila, hehehe

      Hapus
  17. Sebuah paradoks yang tak terlupakan dan bisa menjadi pembelajaran bagi para pembaca agar selalu berpikir dari sisi positif untuk setiap kejadian (takdir).
    Salut banget, Dok.

    Balancing lyfe antara pekerjaan dan hobi.
    Antara profesi dokter anak dan penulis.
    Sungguh luar biasa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. MAkasih kak Lendi... Betul, harus seimbang antara profesi dan hobi, biar hidup jadi lebih enjoy

      Hapus
  18. Dokter bukan sembarang dokter, ini dokter bukan hanya produktif melayani, tapi juga produktif menulis. Bersyukur sudah ada solo keduanya. Solo 1 dan 2 belum baca dok. Mau baca ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berawal dari hobby, berakhir jadi cuan, hehehe

      Hapus
  19. Masya Allah Dok, keren banget sih. Mungkin aku bisa bilang ini sisi lain dari seorang dokter anak ya. Bukunya bermanfaat banget dok bagi para orang tua nih agar bisa lihat bagaimana sosok seorang dokter anak yang juga seorang manusia dan anak dari orang tuanya. Aku penasaran sama kisah keluarga tersebut, kok serem banget ya, aku sih berharap selamat semua. Jujur aku juga termasuk yang menganggap rumah sakit itu "angker", karena harus melawan rasa sakit dari penyakit dan tempat orang-orang sakit, tapi bagi seorang dokter Taura justru jadi tempat inspirasi ya Dok. Keren, terus berkarya ya Dok.

    BalasHapus
  20. wah selamat pak dokter untuk buku solo ke-2 nya, judulnya PARADOKS bikin penasaran, apalagi sudah dispill beberapa cerita bikin tambah penasaran, terima kasih pak dokter tulisan-tulisannya sangat menginspirasi

    BalasHapus
  21. Masyaallah keren sekali...judul dan isinya keren juga...edukasi yang dibalut tulisan ringan namun sarat inspirasi

    BalasHapus
  22. Luar biasa pak dokter disela kesibukan tapi bisa keluar karya yang luar biasa. Sukses selalu pak dokter

    BalasHapus
  23. Luar biasa sekali dokter satu ini, panutan sekali, ditengah kesibukannya melayani pasien tapi bisa menyempatkan untuk produktif menulis bahkan menghasilkan karya solo

    BalasHapus
  24. Masya Allah...keren pak Dokter! tetap produktif nulis buku nulis di blog, meski ku paham pasti sibuk banget dengan aktivitas rutin sebagai pahlawan kesehatan. Buku ini sudah ku masukkan dalam list buku yang wajib punya Dok.

    BalasHapus
  25. menurut saya, pak dokter ini pandai dalam meraik tulisan yang plot twist. LAnjutkan pak. Sudah banyak buku yang dilahirkan dari ide gemilang seorang dokter taura. Barakallah dok

    BalasHapus
  26. Barakallah Dok, tetap produktif dimanapun berada, sigap menangkap ide dan menuangkannya menjadi cerita apik

    BalasHapus
  27. Sudah baca buku paradoksnya beberapa bulan yang lalu. Menikmati sekali setiap cerita yang ada di dalamnya. Semoga bisa menerbitkan buku-buku yang lainnya ya dok

    BalasHapus
  28. Dinda Alifia Darmajik27 Januari 2024 pukul 17.55

    Setiap membaca blog dokter saya terkagum, bagaimana cara menuliskan kata kata yang kita pikirkan dalam tulisan yang baik, karena tidak semua orang dapat melakukannya, dokter sangat menginspirasi saya, semoga tulisan tulisan dokter menjadi amal jariyah yang terus mengalir pahalanya ya dok, sukses selalu dokter

    BalasHapus
  29. kisah-kisah yang penuh dengan paradox. kisah pada setiap halamanya mempunyai sudut pandang menarik dari seorang praktisi dunia kesehatan dimana diperlakukan kepekaan rasa, pengetahuan yang cukup dan panduan praktis untuk membuka tabir etika

    BalasHapus
  30. Di dunia ini tidak semua hal bisa berjalan sesuai keinginan, hidup ini penuh dengan plot twist. Seperti halnya pada buku paradoks ini. Plot twist yang tidak bisa kita tebak memberikan kejutan yang menambah kesan menarik dalam ceritanya. Pembaca dibuat penasaran terus hingga akhir cerita.

    BalasHapus
  31. Masya Allah, Pak Dok, menginspirasi sekali.
    Tidak hanya dari latar belakang pembelajaran, pengalaman, serta, pencapaiaian, satu yang sangat mencolok serta tidak seluruh memiliki ialah individu yang berkharisma^^

    Berhasil terus, ya, pasti banyak belajar nih dari Pak Dok, bahagia sekali di tiap kasus, ditemui pula pemecahan yang epic. Luar biasa.

    BalasHapus
  32. Dari 2 Blog yang sudah saya baca saya kagum dengan dokter H. Taufiqur Rahman, Sp.A dalam memanajemen waktu dalam menjadi pengajar atau pembimbing, hobi, dan terutama menjadi dokter

    BalasHapus
  33. Wahh, inspiratif sekali dokter! mantapp

    BalasHapus

Posting Komentar