Setelah terjual ratusan eksemplar pada buku solo pertama berjudul "Cinta itu Urusan Rasa", kini telah hadir buku kedua karya seorang dokter spesialis anak: Taufiqur Rahman berjudul PARADOKS: Parade Kisah Seorang Dokter.
Buku berkover dominan biru watercolor ini berisi 25 cerita pendek yang ditulis sepanjang tahun 2022 hingga awal 2023. Sebagian besar tema cerita pada buku ini adalah isu universal yang tak lekang masa yaitu “cinta”. Namun tidak melulu tentang cinta dua anak manusia berbeda jenis kelamin, melainkan juga cinta seorang anak kepada orang tuanya atau sebaliknya.
Pengalaman sebagai dokter dan petualangan tak terlupakan selama menjalankan profesi dokter, diceritakan dalam bentuk cerita fiksi yang sebagian besar mengandung plot twist yang mencengangkan. Seperti cerita "Air Mata Bunda" yang di awal terasa mellow, namun ternyata endingnya akan membuat pembaca tersenyum.
Paradoks, dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) berarti “pernyataan yang seolah-olah bertentangan (berlawanan) dengan pendapat umum atau kebenaran, tetapi kenyataannya mengandung kebenaran”. Kebenaran yang tersembunyi inilah yang diangkat dalam bentuk cerita pendek. Dalam setiap cerita selalu ada quote yang relate dengan cerita, yang kadang membuat pembaca merenungkan kembali apa yang tertulis di quote dan baru paham maksud dari kata-kata bijak itu. Di sini pembaca akan merasa bahwa ternyata dalam kehidupan nyata banyak sekali kejadian yang bisa kita ambil hikmahnya untuk bisa membuat kita jauh lebih baik. Hanya butuh kepekaan dan hati yang senantiasa terbuka untuk perubahan ke arah lebih baik.
Kata “dokter” dalam judul buku ini sengaja ditonjolkan. Selain karena penulis adalah seorang dokter spesialis anak, juga karena latar belakang sebagian besar cerita adalah rumah sakit, sebuah tempat yang banyak menyumbangkan ide buat penulis.
Banyak orang yang membayangkan sebuah gedung "angker" yang penuh dengan rintih dan jerit kesakitan manakala mendengar kata "rumah sakit". Namun bagi penulis, rumah sakit adalah sumber ide dari beragam cerita yang bertebaran di berbagai sudutnya. Ada kesetiaan terhadap pasangannya yang terpampang nyata, ada pula bakti seorang anak kepada orang tua yang sangat mengharukan. Juga ada kedengkian dan niat tidak baik di balik topeng senyuman tulus. Semua membuat imajinasi penulis membuncah hingga lahir tulisa-tulisan inspiratif yang bisa membuat pembaca merenungkan kembali apa sebenarnya arti cinta, sayang dan rindu yang sebenarnya.
Ada juga cerpen yang berlatar belakang tahun 80-an berjudul “Catatan si Bobby”. Cerpen ini dibuat dalam rangka mengikuti sebuah kompetisi menulis dengan setting tahun 80-an. Imajinasi penulis langsung tertuju pada masa-masa SMA. Lantas, bagaimana upaya menghadirkan nuansa 80-an dalam sebuah cerita pendek? Ada baiknya anda membaca sendiri "CAtatan si Bobby" yang akan membawa anda ke mesin waktu di era akhir 80-an.
Di cerita "Eklamsia", kita akan diajak masuk dalam konflik seorang ibu yang akan melahirkan dan menderita eklamsia atau keracunan kehamilan hingga kejang. Di saat yang hampir bersamaan, sang suami mengalami kecelakaan hebat dan harus dirawat di ICU, padahal sang istri sangat membutuhkan kehadiran suami. apakah si ibu, bayi dan suami selamat? Sebuah pertanyaan besar yang akan terjawab di ending ceerpen.
Semantara di cerpen "Raksi Bumi Banyuwangi" menghadirkan legenda asal-usul kota Banyuwangi dalam era kekinian yang akan membuat pembaca gemas, laksana mengikuti drama Korea. Antara cinta, kesetiaan dan dendam, akan beradu dalam sebuah kompetisi kehidupan. Siapa yang akan jadi pemenangnya? Tidak ada! Yang menang adalah penulisnya, karena tulisn ini adalah pemenang kedua dalam sebuah kompetisi menulis duet.
Melihat profesi penulis sebagai seorang dokter spesialis anak, mungkin anda berharap akan mendapatkan informasi menarik seputar tumbuh kembang anak, imunisasi, breastfeeding maupun parenting. Tidak! Dalam buku ini semuanya murni tulisan fiksi. Jika Anda tertarik dengan masalah parenting, sebaiknya sering-sering mampir di Sekolah Parenting Harum, dimana sang owner merupakan bloger Parenting di Malang.
MasyaAllah dokter saya kagum sekali dengan njenengan. Buku dengan berbagai POV ini tentu sangat menginspirasi sekali dan memperkaya khazanah paradigma pembaca dengan pemilihan berbagai latar waktu dan tempat yang disajikan secara apik dan plot twist seperti judulnya "paradoks" yang membuat imaji pembaca semakin terasah untuk penasaran dan out of the box.
BalasHapusKeren sekali dokter, bisa menulis beberapa cerita dalam kurun waktu satu tahun, sangat produktif, dan tentu cerita yang dihadirkan sangat menarik apalagi tentang cinta yang pasti relate dengan semua orang, baik cinta ke orang tua maupun ke siapapun, jujur saya penasaran dengan bagaimana arti cinta yang digambarkan dalam cerita cerita inspiratif di buku ini, apalagi terdapat cerpen dengan 2 POV semakin membuat saya penasaran bagaimana alur cerita yang dihadirkan, keunikan keunikan yang ada di dalam setiap ceritanya, ditambah lagi beberapa karya sudah meraih achievement yang pastinya kualitasnya tidak perlu diragukan, buku ini bisa jadi teman saat waktu senggang.
BalasHapusDapat membuat berbagai macam jenis tulisan keren sekali dokter, buku bukunya sangat mengundang pembaca untuk bisa merasakan plot kehidupan di rumah sakit dengan berbagai keadaan dan sudut pandang. Selalu ada hikmah yang tentunya dapat kita ambil dan tentunya selalu menginspirasi untuk menjadi lebih baik ke depannya
BalasHapusMasyaallah keren sekali dokter. Buku yang njenengan buat, sangat menarik dan mengundang pembaca untuk bisa ikut merasakan bagaimana keadaan kehidupan di rumah sakit. Terlebih lagi dengan berbagai POV yang semakin membuat penasaran para pembacanya.
BalasHapusMasya Allah dokter, bukunya sangat keren. Sangat menarik sekali untuk dibaca dok, saya merasa takjub & kagum dengan apa yg dokter tulis..
BalasHapusMasyaallah dilihat dari cuplikan-cuplikannya saja sudah bisa ditebak cerit-cerita di buku tersebut sangat keren dok. Ditambah lagi banyak cerita yang berlatar rumah sakit, pasti nantinya bisa merubah cara pandang orang tentang rumah sakit yang katanya banyak "angker" nya. Sukses selalu dokter, ditunggu untuk karya-karya selanjutnya nggih
BalasHapusRaksi bumi Banyuwangi, iya yang menang adalah penulisnya hehehe...
BalasHapusKeren nih pak, ditengah kesibukan kerja sebagai dokter, masih bisa menghasilkan tulisan-tulisan keren yang dibukukan
Ini semua penulisnya berprofesi dokter, ya? Menarik nih, jadi pengin order deh
BalasHapusWah bukunya pasti sarat akan ilmu dan banyak input baik nih ya dok.
BalasHapusCongrats untuk bukunya pastinya menebar manfaat bagi pembacanya
Kereeenn banget, saya sering browsing nama dokter yang pernah menangani saya atau anak-anak, beberapa emang punya blog, tapi baru kali ini saya nemu dokter yang blognya aktif, nulis buku juga aktif. Penasaran banget, gimana cara atur waktunya tuh :)
BalasHapusWow keren nih dr.Taura multi tasking ya. Tidak hanya dokter tetapi juga penulis buku. Sukses ya dok
BalasHapusKeren, Dok. Jadi bayangin mungkin saat baca buku ini akan seperti nonton drama yang latar belakangnya medis gitu, ada rasa haru senang sedih campur aduk di tiap episodenya..
BalasHapusmasyaAllah TabarokAllah.
BalasHapusciamiiikk sangaattt. semoga seluruh kisah fiksi yg ada di buku bisa memantik semangat utk para pembacanyaaa. jd amal jariyah utk penulisnyaaa
Masyaallah Dok, bener2 menginspirasi.
BalasHapusSempet2nya bikin buku....(aku masih banyak alesan ga punya waktu, huhuu)
Judul bukunya jg unik PARADOKS
Awalnya terbaca karedok, hahaa
Selamat ya Dok, sehat dan sukses selalu
Alhamdulillah bukunya sudah laku diatas 100 eks. Karedoknya juga laris manis sih...
Hapuswaw keren, selamat dok
BalasHapusJadi inget Marga T yang fenomenal dengan novel-novelnya
Berikutnya dokter Taura nih
Amin
Kok sama Ambu, bacaannya MArga T... Penulis favorit kala SMP/SMA... Jadi ketahuan umurnya ya
HapusInspiratif! Di tengah kesibukan bekerja masih produktif berkarya di bidang yang lainnya. Selamat dan sukses untuk bukunya Dok!
BalasHapusMAkasih kak Dian... Saya memang orangnya gak bisa diam... ada aja ide gila, hehehe
HapusSebuah paradoks yang tak terlupakan dan bisa menjadi pembelajaran bagi para pembaca agar selalu berpikir dari sisi positif untuk setiap kejadian (takdir).
BalasHapusSalut banget, Dok.
Balancing lyfe antara pekerjaan dan hobi.
Antara profesi dokter anak dan penulis.
Sungguh luar biasa.
MAkasih kak Lendi... Betul, harus seimbang antara profesi dan hobi, biar hidup jadi lebih enjoy
HapusDokter bukan sembarang dokter, ini dokter bukan hanya produktif melayani, tapi juga produktif menulis. Bersyukur sudah ada solo keduanya. Solo 1 dan 2 belum baca dok. Mau baca ya
BalasHapusBerawal dari hobby, berakhir jadi cuan, hehehe
HapusMasya Allah Dok, keren banget sih. Mungkin aku bisa bilang ini sisi lain dari seorang dokter anak ya. Bukunya bermanfaat banget dok bagi para orang tua nih agar bisa lihat bagaimana sosok seorang dokter anak yang juga seorang manusia dan anak dari orang tuanya. Aku penasaran sama kisah keluarga tersebut, kok serem banget ya, aku sih berharap selamat semua. Jujur aku juga termasuk yang menganggap rumah sakit itu "angker", karena harus melawan rasa sakit dari penyakit dan tempat orang-orang sakit, tapi bagi seorang dokter Taura justru jadi tempat inspirasi ya Dok. Keren, terus berkarya ya Dok.
BalasHapuswah selamat pak dokter untuk buku solo ke-2 nya, judulnya PARADOKS bikin penasaran, apalagi sudah dispill beberapa cerita bikin tambah penasaran, terima kasih pak dokter tulisan-tulisannya sangat menginspirasi
BalasHapusMasyaallah keren sekali...judul dan isinya keren juga...edukasi yang dibalut tulisan ringan namun sarat inspirasi
BalasHapusLuar biasa pak dokter disela kesibukan tapi bisa keluar karya yang luar biasa. Sukses selalu pak dokter
BalasHapusLuar biasa sekali dokter satu ini, panutan sekali, ditengah kesibukannya melayani pasien tapi bisa menyempatkan untuk produktif menulis bahkan menghasilkan karya solo
BalasHapusMasya Allah...keren pak Dokter! tetap produktif nulis buku nulis di blog, meski ku paham pasti sibuk banget dengan aktivitas rutin sebagai pahlawan kesehatan. Buku ini sudah ku masukkan dalam list buku yang wajib punya Dok.
BalasHapusmenurut saya, pak dokter ini pandai dalam meraik tulisan yang plot twist. LAnjutkan pak. Sudah banyak buku yang dilahirkan dari ide gemilang seorang dokter taura. Barakallah dok
BalasHapusBarakallah Dok, tetap produktif dimanapun berada, sigap menangkap ide dan menuangkannya menjadi cerita apik
BalasHapusSudah baca buku paradoksnya beberapa bulan yang lalu. Menikmati sekali setiap cerita yang ada di dalamnya. Semoga bisa menerbitkan buku-buku yang lainnya ya dok
BalasHapusSetiap membaca blog dokter saya terkagum, bagaimana cara menuliskan kata kata yang kita pikirkan dalam tulisan yang baik, karena tidak semua orang dapat melakukannya, dokter sangat menginspirasi saya, semoga tulisan tulisan dokter menjadi amal jariyah yang terus mengalir pahalanya ya dok, sukses selalu dokter
BalasHapuskisah-kisah yang penuh dengan paradox. kisah pada setiap halamanya mempunyai sudut pandang menarik dari seorang praktisi dunia kesehatan dimana diperlakukan kepekaan rasa, pengetahuan yang cukup dan panduan praktis untuk membuka tabir etika
BalasHapusDi dunia ini tidak semua hal bisa berjalan sesuai keinginan, hidup ini penuh dengan plot twist. Seperti halnya pada buku paradoks ini. Plot twist yang tidak bisa kita tebak memberikan kejutan yang menambah kesan menarik dalam ceritanya. Pembaca dibuat penasaran terus hingga akhir cerita.
BalasHapusMasya Allah, Pak Dok, menginspirasi sekali.
BalasHapusTidak hanya dari latar belakang pembelajaran, pengalaman, serta, pencapaiaian, satu yang sangat mencolok serta tidak seluruh memiliki ialah individu yang berkharisma^^
Berhasil terus, ya, pasti banyak belajar nih dari Pak Dok, bahagia sekali di tiap kasus, ditemui pula pemecahan yang epic. Luar biasa.
Dari 2 Blog yang sudah saya baca saya kagum dengan dokter H. Taufiqur Rahman, Sp.A dalam memanajemen waktu dalam menjadi pengajar atau pembimbing, hobi, dan terutama menjadi dokter
BalasHapusWahh, inspiratif sekali dokter! mantapp
BalasHapus