Berbeda dengan keluhan yang disampaikan oleh salah satu rekan online saya yang merupakan seorang Blogger Cianjur, yang mengeluhkan anak bermasalah karena timbul kemerahan di kulit disertai bintik berair.
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter terdekat, dinyatakan sebagai penyakit varisela atau cacar air.
Yuk, Kenalan dengan Penyakit Varisela.
Penyakit varisela atau cacar air atau dalam bahasa jawa: "cangkrangen" adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Varicella-Zoster Virus (VZV).
Dalam dunia medis, cacar air lebih dikenal sebagai Varicella.
Virus VZV sendiri pada "infeksi pertama" akan menimbulkan penyakit varicella atau cacar air yang paling sering terjadi pada anak-anak atau individu dengan kekebalan tubuh yang rendah.Sedangkan jika infeksi virus VZV berulang pada usia remaja atau dewasa, akan menimbulkan penyakit Herpes Zoster alias cacar ular.
Virus VZV juga bisa menyerang bayi baru lahir dalam bentuk Congenital Varicella, dimana virus ditularkan dari ibu yang menderita varisela saat hamil 20 minggu pertama
Jadi, infeksi virus varicella-zoster dapat mengenai semua umur, mulai bayi baru lahir, anak-anak hingga orang dewasa.
Gejala dan Tanda Varisela
Setelah melewati masa inkubasi selama 14-15 hari, maka akan timbul gejala klinis.
Gejala awal yang ditimbulkan adalah demam, disertai rasa tidak enak badan. Puncaknya, akan muncul ruam-ruam pada tubuh disertai rasa gatal.
Ruam kemerahan akan berubah menjadi bintil berair yang biasanya pertama kali muncul di kulit kepala, wajah, dan badan, kemudian menyebar ke bagian bawah hingga ke anggota gerak (tangan dan kaki).
Ada 2 fase perjalanan penyakit cacar air yang dalam bahasa Inggris sering disebut sebagai Chickenpox, yaitu :
Fase Prodromal
Gejala yang dirasakan pada fase awal varisela adalah demam yang tidak begitu tinggi disertai badan lemah dan rasa tidak enak di sekuruh tubuh. Pada anak yang lebih besar atau dewasa muda, timbul demam 2-3 hari, menggigil, lemas, nyeri kepala, nafsu makan meurun, nyeri punggung. Pada beberapa kasus bisa terjadi nyeri tenggorokan dan batuk.
Fase Erupsi
Fase erupsi merupakan fase puncak dari cacar air. Pada fase ini timbul ruam kulit yang semula berupa ruam kemerahan yang gatal yang dengan cepat akan berubah menjadi bintil berair.
Ruam kulit pertama kali muncul di daerah wajah dan kulit kepala. Ruam dengan cepat akan menyebar ke badan dan anggota gerak (kaki dan tangan). Ruam biasanya lebih jelas pada bagian tubuh yang tertutup dan hampir tidak pernah ditemukan di bagian telapak kaki atau telapak tangan.
Penyebaran ruam kulit pada varicela bersifat sentrifugal (menjauhi pusat atau sumbu tubuh)
Gambaran yang menonjol pada fase ini adalah perubahan yang cepat dari ruam kemerahan menjadi bintil berair, kadang bintil bernanah hingga meletus dan berubah jadi keropeng.
Perubahan ini hanya terjadi dalam waktu 8-12 jam dan perjalanannya tidak serempak.
Bintil berair pada varisela ini merupakan tanda klinis yang khas: berdinding tipis dan tampak seperti tetesan air. Bintil berair ini dalam bahasa medis disebut vesikel yang jika berisi nanah disebut pustula.
Baik vesikel maupun pustula akan pecah dan mengering yang dimulai dari bagian tengah, dan akhirnya terbentuk keropeng alias krusta.
Krusta akan lepas dalam waktu 1-3 minggu tergantung dalamnya kelainan kulit. Bekasnya akan membentuk cekungan dangkal berwarna merah muda dan kemudian berangsur-angsur hilang. Bila terjadi penyulit berupa infeksi sekunder, dapa terjadi jaringan parut
Vesikel juga bisa timbul di rongga mulut yang dengan cepat akan pecah dan menimbulkan bekas seperti sariawan yang menyebabkan anak tidak mau makan.
Penyulit
Pada anak sehat, varisela merupakan penyakit ringan dan jarang menimbulkan penyulit yang serius.
Penyulit tersering adalah lnfeksi
Penyulit tersering adalah lnfeksi sekunder bakteri pada lesi kulit yang disebabkan oleh Stafilokokus aureus dan Streptokokus beta hemolitikus grup A yang menirnbulkan impetigo, furunkel, selulitis,
erisipelas dan jarang ganggren,
Infeksi lokal ini sering menimbulkan jaringan parut.
Varisela pada Kehamilan
Varisela yang terjadi selama kehamilan sangat berbahaya bagi ibu dan juga janinnya.
Pada janin, bisa terjadi infeksi VZV intrauterine sehingga terjadi Varicella Congenital.
Jika varisela terjadi pada kehamilan kurang dari 20 mingu, maka dapat menimbulkan kira-kira 5% terjadinya kelainan bawaan (kongenital) pada bayi seperti:
- Kelainan bawaan dimana salah satu anggota gerak bayi tidak terbentuk sempurna (hipoplasia)
- katarak kongenital
- korioretinitis (kelainan bawaan pada mata)
- mikrosefali (lingkar kepala di bawah standar)
- bayi berat lahir rendah
Saat berbahaya adalah 5 hari sebelum dan 2 hari setelah melahirkan, dimana pada saat itu bayi belum mendapatkan kekebalan pasif dari ibu.
Cacar Air vs Cacar Monyet
Beberpa waktu lalu, kita dikejutkan dengan kehadiran penyakit Cacar Monyet yang bikin resah warganet.
Meskipun kedua penyakit ini sama-sama disebabkan oleh infeksi virus, namun jenis virusnya berbeda. cacar monyet disebabkan oleh MPXV (Monkeypox virus), sedangkan varisela disebakan VZV (Varicella Zooster Virus).
Virus penyebab cacar monyet merupakan virus zoonosis, dimana ditularkan oleh hewan ke manusia. Sedangkan cacar air ditularkan melalui kontak langsung, droplet atau aerosol dari vesikel di kulit ataupun melalui lendir saluran nafas, dan jarang melalui kontak tidak langsung.
Gambaran klinis Cacar Monyet atau Monkeypox memang mirip dengan cacar air, tetapi ada beberapa perbedaan mendasar, antara lain: pada cacar monyet ruam kulit paling banyak muncul pada wajah (95% kasus), telapak tangan dan telapak kaki (75% kasus). Sedangkan pada varisela, ruam kulit tampak nyata pada area yang tertutup pakaian.
Salah satu gejala khas pada cacar monyet adalah terjadinya pembesaran kelenjar getah bening pada fase awal. Sedangkan pada cacar air, tidak terjadi.
Cacar Air vs Flu Singapura
Sama-sama disebabkan karena virus dan sama-sama memberikan gejala timbulnya lesi kulit berupa bintil berair (vesikula), varisela terkadang sulit dibedakan dengan Hand, Foot and Mouth Disease (HFMD) alias flu Singapura.
Pada Flu Singapura, lesi kulit bisa terjadi pada rongga mulut, kaki, tangan dan telapak kaki/tangan. Sedangkan pada cacar air, lesi kulit terjadi di hampir seluruh tubuh kecuali telapak kaki/tangan.
Cacar Air vs Campak
Akhir tahun 2022 Kementrian Kesehatan RI menyatakan bahwa Indonesia KLB campak, sehingga banyak orang yang khawatir anaknya terkena penyakit yang sangat menular ini.
Sebenarnya, gambaran klinis cacar air dan campak atau morbili sangat berbeda, namun masih banyak orang tua yang masih bingung membedakannya, atau malah belum tahu kalau antara cacar air dan campak adalah dua penyakit yang berbeda.
Kedua penyakit ini sama-sama disebabkan karena infeksi virus, hanya berbeda jenisnya.
Gambaran klinis varicela adalah keluarnya ruam kulit kemerahan yang gatal yang akan berubah menjadi bintil berair (vesikel) atau bintil bernanah (pustula) yang akan pecah membentuk krusta. Sedangkan pada penyakit campak, ruam kulit berbentuk kemerahan (erythro), bercak, berbentuk seperti pulau-pulau (makula) dengan permukaan meninggi (papular) yang beberapa hari akan berubah menjadi bercak kehitaman (hiperpigmentasi) yang berakhir dengan deskuamasi atau mengelupas. Lesi kulit pada penyakit campak bersifat tidak gatal.
Pada campak, terutama fase prodromal, selain batuk, flu, biasanya juga terjadi gejala mata merah. Sedangkan pada cacar air tidak pernah ditemukan gejala awal mata merah.
Pencegahan
Jika ada anggota keluarga yang terkena cacar air, ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan untuk mencegah penularan infeksi, yaitu:- Pisahkan penderita di ruangan lain.
- Hindari kontak dengan penderita, karena virus dapat menyebar melalui udara.
- Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir setiap selesai kontak dengan penderita.
- Hindari berbagi peralatan makan dengan penderita.
- Selalu bersihkan dan disinfeksi permukaan perabotan di area rumah.
- Ingatkan anggota keluarga yang terinfeksi cacar air untuk tidak menggaruk ruam, karena cairan di dalam ruam tersebut mudah menular.
- Potong kuku penderita atau minta ia mengenakan sarung tangan berbahan katun, untuk mengurangi risiko kerusakan kulit akibat garukan.
- Imbau penderita untuk tetap di rumah sampai semua ruam kering.
Imunisasi
Sejauh ini cara mencegah cacar air yang paling efektif adalah dengan melalui imunisasi. Berdassrkan jadwal imunisasi terbaru IDAI 2023, imunisasi varicela diberikan mulai usia 12-18 bulan melalui suntikan subkutan di area deltoid atau lengan atas. Pada usia 1-12 tahun, imunisasi varisela diberikan 2 dosis dengan interval 6 minggu hingga 3 bulan, usia 13 tahun atau lebih interval 4-6 minggu. Vaksin varisela berisi virus hidup Varicella Zooster yang dilemahkan.
Pada anak yang sudah pernah sakit varisela, tidak perlu diimunisasi varisela karena sudah mendapatkan kekebalan seumur hidup.
Kesimpulan
- Di musim pancaroba seperti sekarang ini, kekebalan tubuh anak menjadi menurun, sehingga orang tua harus perhatikan tips cegah anak sakit di musim pancaroba.
- Virus VZV bisa menjangkiti manusia dari segala usia, mulai bayi baru lahir (Congenital varicella), anak-anak (Varisela) hinga usia dewasa (varisela dan atau herpes zoster)
- Perjalanan klinis penderita varisela terdiri dari 2 stadium, yaitu stadium prodromal dan stadium erupsi.
- Gambaran khas dari cacar air adalah timbulnya ruam kemerahan yang gatal yang kemudian akan berubah menjadi vesikula (bintil berair) atau pustula (bintil bernanah) dan akhirnya pecah membentuk krusta.
- Gambaran klinis varisela mirip dengan cacar monyet dan flu singapura.
- Pencegahan paling efektif terhadap penyakit varisela adalah dengan imunisasi
- Untuk pencegahan penularan, penderita cacar air sebaiknya diperlakukan secara khusus.
Referensi
- Varisela. Dalam Buku Ajar Infeksi dan Peny. Tropis, Sumarmo, Garna H, Hadinegoro SR, penyunting. Edisi pertama. UKK PP IDAI, Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2003.
- Chickenpox (Varicella) for Healthcare Professionals. Center for Disease Control and Protection. Bisa diakses di https://www.cdc.gov/chickenpox/hcp/index.html
- Factsheet about Varicella. European Centre for Disease Prevention and Control. Bisa diakses di: https://www.ecdc.europa.eu/en/varicella/facts
- Varicella. World Health Organization. Bisa diakses di https://www.who.int/teams/health-product-policy-and-standards/standards-and-specifications/vaccine-standardization/varicella
- Sitaresmi NM, Soedjatmiko, Gunardi H, dkk. Jadwal Imunisasi Anak umur 0 –18 tahun Rekomendasi IDAI tahun 2023. Sari Pediatri 2023; 25: 1 Juni 2023
Saya ingat pernah kena cacar air yang lumayan parah saat usia sekitar 19-20tahun (masih kuliah). Cacarnya merata ke seluruh badan. Gatalnya nauzubillah minzalik. Seingat saya waktu itu gak boleh mandi (menyiram tubuh). Jadi hanya boleh cebok dan lap-lap sederhana aja. Gak boleh juga makan kecap karena katanya bisa menyebabkan bekas setelah cacar mengering (ini gak jelas logiknya kemana hahaha). Tapi tetap saya lakukan.
BalasHapusSembuhnya lumayan lama waktu itu. Hampir satu bulan. Gak boleh kuliah karena gak boleh kena udara dan takut menularkan ke orang lain. Duh rasanya gak enak banget deh. Saya bahkan sempat demam tinggi saat awal-awal sebelum cacarnya nongol. BTW, kabarnya kita tuh kena cacar air sekali seumur hidup ya Mas? Atau bisa atau mungkin berulang kena lagi?
Iya, untuk cacar air sekali seumur hidup karena akan terbentuk antibodi seumur hidup. Jika terjadi re-infeksi dgn VZV, manifestasinya akan menjadi cacar ular
HapusTernyata dampak bagi janin di dalam perut besar juga ya jika ibu hamil terserang cacar air ini. Cacar air, cacar monyet udah pernah dengar. Membaca artikel ini, nemu istilah baru lagi, cacar ular
BalasHapusHehehe iya, cacar ular itu bahasa medisnya herpes Zooster
HapusJadi inget anak bungsy saya yang gak tertular cacar air, padahal kakak-kakaknya sedang sakit cacar air
BalasHapusKakaknya sampai gemes, dan nempelin bintil-bintilnya
Tetep gak tertular dong, dok
Mungkinkah karena daya imunnya lebih bagus? Dia emang yang paling lama mendapat ASI dibanding kakak2nya
Bisa jadi. ANak dengan konsumsi ASI eksklusif terbukti punya daya imun yang kuat
Hapusdaku malah kena cacar air tahun lalu Kak Dokter,
BalasHapusbekasnya masih ada yang belum hilang, huhu.
memang jaga imun ini penting banget ya biar terjaga dari kuman dan virus
Iya betul hindari lebih baik jaga imun dari pada melamun...
HapusJadi ingat juga anak pernah kena cacar air saat liburan dan ngumpul di rumah ortu, mungkin karena lelah di perjalanan dan daya tahan tubuh anak terus menurun karena asyik bermain dengan sepupunya. Dan sepupunya ikut tertular cacar air itu setelah balik ke perantaunnya. Memang kudu diisolasi dan jaga imun kalau ada anggota keluarga yg kena cacar air ya, Dok.
BalasHapusPenyakit ini memang sangat menular, walaupun penyakitnya sendiri sebenarnya self limiting alias bisa sembuh sendiri
Hapusbeberapa bulan yang lalu ibu saya juga terkena cacar air Dok, sedihnya pas itu saya baru 2 hari pulang dari jogja jadi nggak bisa pulang dan merawatnya. keluhannya saat itu panas, gatal dan nyerinya itu sampai ke tulang. untunglah sekarang sudah sembuh dan tinggal bekasnya saja di kulit
BalasHapusDok, saya baru 6 minggu ini sembuh dari cacar air.
BalasHapusAwalnya, anak saya dulu.
Dan saya pikir karena saya sudah pernah kena, saya gak akan kena lagi. Jadi setiap hari merawat anak sambil tetep kontak aktif.
Qodarullah,
Anak saya sehat, seminggu kemudian, tanda-tanda cacar, saya alami.
Subhanallahu..
Rasanya beneran GAK ENAK BANGET.
Seumur-umur, saya sakit yang gak enak tuh yaa cacar, dok.
Nyeri sebadan-badan, panas dan paling sebel tuh..perut laper, tapi kalau dikasih makan, gak mau. Bener-bener patah semangat untuk makan dan minum.
Bener ga sih dok, kalau obatnya tuh minum degan ijo?
Kemarin langsung konsumsi sehari 2x degan ijo, dok..katanya biar tuntas, keluar semua.
Saya malah baru dengar ini kalau degan ijo bisa untuk pengobatan cacar air. Hoax tuh.... SEmoga sehat selalu ya mbak... MAsih banyak drakor yang harus direview tuh, hehehe
HapusJadi ingat dulu waktu kecil saya gak pernah kena cacar padahal tetangga, teman kelas pada kena cacar, eh pas dewasa dan hamil usia 38 minggu kena cacar, tapi Alhamdulillah langsung ditangani RS masuk ruang isolasi, sekarang anaknya udah mau 17th dan sehat
BalasHapusAlhamdulillah. Betul mbak, ibu hamil yang kena cacar air harus diisolasi
HapusItu yang paling ditakutkan kalau cuaca ekstrim gini ya dok. Nggak enak banget ini pasti gejalanya ya sampai demam dan pusing gitu. Kasian kalau anak kena penyakit gini tuh. Waktu itu anakku kena ruam aja Masya Allah gak tega dok 🥺
BalasHapusBaru beberapa hari lalu bahas tentang cacar sama temen, eh pak dokter malah kasih artikel yang komplit, perubahan cuaca yang ekstrim memang harus diwaspadai, karena penyakit yg muncul ternyata tidak hanya batuk pilek saja tetapi cacar juga bisa muncul.
BalasHapusKonon katanya kalo sudah pernah kena cacar ngga bakal kena lagi ya pak. Sakit cacar ini menakutkan bagiku. Semoga aku dan keluarga sehat selalu jauh dari penyakit apapun. Soalnya kalau cacar yg kena anak itu kasian bgt liatnya. Tp kalo kena ibunya malah pasti menularkan ke anak. Krn anak itu pasti ngga bisa dilepas dari ibunya kecuali ada nenek atau kakeknya yg bantu jagain.
BalasHapusPaten Dok! Lengkap banget. Ini pas banget adik lagi kena cacar air, sekarang lagi musim cacar air apa gimana dok? Oh iya karena faktor cuaca dan imun lemah ya?..Aku izin share ke sodara aku ya Dok. Btw, Dok bener nggak katanya kalau udah pernah kena cacar, nggak akan kena lagi?
BalasHapusKalau ga diatasi segera dan dicegah dengan baik akibatnya bisa buruk juga ya, dok..Ada teman yang kena cacar, nanti aku share ke dia
BalasHapusBaca artikel ini sambil mengingat-ingat, apakah aku dulu kena cacar air, eh baru ingat kalau dulu aku kenanya campak. Jadi agak deg-degan juga sih dan semoga antibodi ini kuat.
BalasHapusSaya belum pernah kena cacar air Dok dan ga minta kena juga sih.
BalasHapusInsyaallah anak-anak sudah lengkap vaksinnya termasuk varicella ini
Apakah penggunaan hand sanitizer bisa membantu penyebaran virus cacar air, Dok?
BalasHapusBanyak mitos terkait cacar air ini ya karena kita tidak benar2 paham apa itu cacar air...sekarang malah nambah lagi dengan cacar monyet
BalasHapusMakasih banyak dok atas infonya. Anak saya usia 2,5 tahun belum pernah kena cacar air dan kebetulan juga belum mendapat imunisasi varisela. Jadi pengen segera mengagendakan imunisasi deh sekalian screening tumbang.
BalasHapusBerbicara tentang varicella saya sendiri pernah mengalaminya saat saya menduduki kelas 7 SMP dimana masa itu adalah pertama kali saya masuk pondok dan pertama kalinya saya terkena penyakit ini karena tersentuh kulit teman saya yang terkena varicella lebih dulu. Awalnya saya merasa demam dan seperti flu, tenggorokan juga agak radang, rasanya sangat tidak nyaman. Kemudian 3 hari berselang muncul bintil bintil air sekujur badan. Saya merasa sangat menderita, apalagi bekas varisella ini tidak bisa hilang seumur hidup. Belum lagi virus ini bisa dorman dan kambuh menjadi herpes zoster. Sangat mengerikan bukan ?!?! Karena itu penting untuk diberikan vaksin pada anak anak agar tubuh memiliki kekebalan terhadap virus ini dan tidak timbul gejala yang berat saat terinfeksi. Terima kasih dokter atas pencerahannya melalui blog ini semoga semakin banyak moms moms jaman now yang tergugah hatinya untuk tidak ragu dalam melakukan vaksin varicella ini untuk anak anaknya.
BalasHapusJadi ingat waktu TK dulu dok saya juga pernah terkena varicella, rasanya tidak nyaman karena rasanya sangat gatalllllll sekali dan ada 1 bekas lesi varicella yg berbekas wajah. kemudian, apa pentingnya imunisasi bertujuan supaya saat terinfeksi tidak menimbilkan manifestasi klinis yang berat. terima kasih banyak dokter atas ilmu dan informasi bermanfaat yang dishare melalui blog ini.
BalasHapuswah bisa dibayangkan semisal varicella ini menyerang pada bayi pasti sangat tidak nyaman, disini sudah lengkap sekali penjelasan yang diberikan dokter taura. Para orang tua dapat dengan mudah mengikuti cara-cara perawatan serta pencegahan terkait varicella. Imunisasi sekali lagi menjadi hal penting yang harusnya dilakukan orang tua.
BalasHapusTentang varicella, hampir setiap orang sudah pernah terkena varicella. Termasuk saya dokter, saya pernah terkena varicella waktu SD. Masih ingat sekali rasanya, dimana badan panas dan muncul bintil-bintil seluruh tubuh yang rasanya gatal. Terimakasih banyak dokter sudah dipaparkan tentang varicella, cara perawatan dan pencegahannya. Vaksinasi sangat penting dilakukan untuk pencegahannya.
BalasHapusVaricella ini memang banyak diderita oleh hampir semua orang di masa kecilnya. Terima kasih dokter telah dijelaskan tentang varicella ini secara lengkap dan mudah dipahami. Materi ini sangat bermanfaat bagi orang tua mengingat belakangan ini banyak anak-anak di sekitar kita yang terkena varicella sehingga artikel ini dapat memberikan pencerahan kepada orang tua tentang kondisi anaknya.
BalasHapusAlhamdulillah postingan ini sangat membantu saya secara segi orang awam maupun tenaga kesehatan dalam mengetahui perbedaan antara penyakit kulit satu dengan lainnya. Terima kasih banyak dokter
BalasHapusTerima kasih dokter sharing ilmunya, kasihan sekali apabila varicella ini menyerang bayi pasti sangat tidak nyaman apalagi apabila hygiene kurang dijaga bisa komplikasi menjadi selulitis. Maka dari itu pentingnya tenaga kesehatan untuk kie kepada orangtua untuk melakukan Imunisasi sesuai program pemerintah
BalasHapusTerimakasih dokter atas ilmunya. Ternyata campak bisa menyebabkan kematian anak loh. Padahal campak dapat dicegah dengan imunisasi. Mari cegah anak terkena campak dengan imunisasi sesuai dengan jadwalnya.
BalasHapusternyata memang anak anak yang mengalami gatal seluruh tubuh itu bisa dari berbagai macam asal nya ya, ada yang dari virus, ada yang lewat zoonosis, sangat informatif, lagi lagi kalo bicara tentang virus salah satu dari penyebab gatal gatal diatas ada vaksin nya, jadi agar mengurangi asal muasal dari gatal gatal pd bayi
BalasHapusterimakasih dokter atas ilmunya. ternyata banyak kemiripan antara campak dan virus HFMD. sekarang saya jadi tahu perbedaannya. dan dari tulisan dokter Taura, ternyata vaksin imunisasi pada anak sangatlah penting.
BalasHapusAwalnya saya kira cacar ini hanya menyerang anak kecil saja, ternyata bisa menyerang siapapun
BalasHapusMasyaallah, terimakasih banyak atas ilmunya dokter🙏🏻
BalasHapusPenyakit cacar ini memiliki banyak kesamaan dengan penyakit lain, adanya gambaran tentang penyakit yang mirip dengan cacar air dapat memudahkan dalam menentukan diagnosis yang tepat, terimakasih banyak dokter atas ilmunya
BalasHapusGambaran khas dari cacar air adalah timbulnya ruam kemerahan yang gatal yang kemudian akan berubah menjadi vesikula (bintil berair) atau pustula (bintil bernanah) dan akhirnya pecah membentuk krusta.
BalasHapusTerima kasih dokter untuk informasinya, sekarang memasuki bulan Oktober, sesuai dengan artikel dari dokter yang menyebut musim pancaroba, cuaca mudah berubah secara ekstrem, dimana kekebalan tubuh menurun, gampang tertular penyakit. Cacar air mempunyai gambaran khas yaitu timbulnya ruam kemerahan yang kemudian berubah menjadi bintil berair dan bintil bernanah yang akhirnya pecah membentuk krusta. Pencegahan paling efektif adalah imunisasi.
BalasHapusSaya merasa artikel ini sangat bermanfaat dan dikemas dengan bahasa yang mudah dimengerti—cocok banget buat pembaca umum yang ingin tahu lebih jauh tentang cacar air. Penjelasannya lengkap mulai dari gejala, cara penularan, hingga pencegahan dan pengobatan. Dengan informasi ini, para orang tua bisa lebih paham tentang langkah apa yang perlu diambil jika anak mereka terpapar atau sekadar ingin tahu cara pencegahannya.
BalasHapusSebagai mahasiswa kedokteran, sharing ilmu seperti ini sangat bermanfaat karena memberikan penjelasan jelas tentang varisela, mulai dari perjalanan klinis hingga pencegahannya. Penekanan pada imunisasi sebagai langkah pencegahan efektif dan perlakuan khusus untuk penderita mencerminkan pendekatan preventif dan kontrol penularan yang penting. Artikel ini relevan untuk mendukung edukasi kesehatan masyarakat.
BalasHapusWahhh lengkap banget dok pembahasannya, mudah dipahami dan diterapkan untuk kita. Mengingat kita yang dewasa ini juga bisa terkena cacar.
BalasHapusMaa Shaa Allah, terimakasih banyak dokter, atas ilmu yang sangat bermanfaat ini
BalasHapusIlmu ini sangat bermanfaat bagi seseorang yang ingin tahu lebih dalam mengenai cacar air dan bagaimana penanganannya
Terimakasih banyak nggih dokter
Banyak masyarakat yang mengira campak itu sama dengan cacar air/varicella/chickenpox, padahal kenyataannya berbeda. Blog ini menjelaskan perbedaannya, tidak hanya cacar air dan campak, tetapi juga monkeypox dan flu singapura. Mulai dari perbedaan secara klinis hingga cara pencegahannya, sangat informatif sekali.
BalasHapusSayang sekali masih banyak orangtua yang gamau imunisasi varicella ini :( padahal kasihan bayinya kalo kena varicella :(
BalasHapus