blog dokter taura big ad

KENALI 10 RED FLAG TERJADINYA SPEECH DELAY PADA ANAK: ORTU HARUS WASPADA!

Sebagai makhluk sosial, manusia wajib menguasai skill berbahasa dengan baik. Selain sebagai alat komunikasi, bahasa juga berperan dalam fungsi sosial, fungsi kognitif, fungsi emosional dan fungsi budaya.

Kemampuan berbahasa bukan sesuatu yang secara tiba-tiba dikuasai oleh manusia, tetapi membutuhkan proses latihan, praktik dan penguatan. Pada anak -karena suatu sebab tertentu- yang mengalami keterlambatan bicara atau speech delay, dan TIDAK diterapi, maka akan berisiko mengalami masalah sosial, emosional, perilaku dan masalah kognitif di masa dewasa sekitar 40-60%.

Tahukah Anda, bahwa keterlambatan bicara atau speech delay banyak ditemukan pada anak di usia 18-24 bulan.

Prinsip penanganan gangguan tumbuh kembang -termasuk speech delay- adalah dengan penanganan atau intervensi sedini mungkin, kalau bisa sebelum usia 2 tahun atau sebelum melampaui masa 1000 HPK (hari pertama kehidupan).

Deteksi dini gangguan tumbuh kembang adalah sangat penting, kenali 10 redflag terjadinya speech delay

Dengan demikian, deteksi dini adanya gangguan tumbuh kembang -termasuk speech delay- adalah hal yang sangat vital. Deteksi dini ini tidak harus dilakukan oleh tenaga medis, tetapi bisa dilakukan oleh kader kesehatan desa, atau bahkan oleh orang tuanya sendiri. Oleh karena itu tiap orang tua sebaiknya paham tentang bagaimana menilai tumbuh kembang anak pada periode umur tertentu (3 bulan, 6 bulan, 9 bulan, 12 bulan, 15 bulan, 18 bualn, 21 bulan dan 24 bulan), yaitu dengan menggunakan KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)

Prinsip deteksi dini adanya gangguan perkembangan juga menuntut semua pihak -tertama orang tua- untuk melakukan optimalisasi tumbuh kembang di masa 1000 HPK. Pada masa inilah terjadi pertumbuhan jaringan otak yang sangat pesat. Beberapa ahli menyebutkan bahwa perkembangan otak yang sangat pesat pada usia di bawah 2 tahun ini disebut periode kritis perkembangan, dan merupakan waktu yang tepat untuk melakukan pemulihan, bila ada gangguan perkembangan.

Demikian juga dengan speech delay. 

Prinsip deteksi sedini mungkin untuk menegakkan diagnosis speecH delay, sangat penting!

Untuk itu, orang tua harus paham tentang tanda-tanda awal terjadinya speech delay. Tanda awal ini sering disebut sebagai RED FLAG.

MILESTONE PERKEMBANGAN BAHASA DAN BICARA

Sebelum lebih jauh mengupas 10 red flags terjadinya speech delay, ada baiknya kita pahami dahulu tentang Milestone Pekembangan Bahasa dan Bicara pada anak.

Milestone perkembangan bahasa dan bicara anak adalah tahapan-tahapan yang menunjukkan perkembangan kemampuan bicara dan bahasa anak. Tahapan ini dimulai sejak bayi lahir hingga anak usia 5 tahun.

Berdasarkan laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dijelaskan bahwa tahapan milestone perkembangan bahasa dan bicara anak adalah sebagai berikut:

Umur 0-6 bulan

Saat lahir, bayi hanya dapat menangis untuk menyatakan keinginannya. Pada usia 2-3 bulan, bayi mulai dapat membuat suara-suara seperti aah atau uuh yang dikenal dengan istilah cooing. Ia juga senang bereksperimen dengan berbagai bunyi yang dapat dihasilkannya, misalnya suara menyerupai berkumur. Bayi juga mulai bereaksi terhadap orang lain dengan mengeluarkan suara. 

Setelah usia 3 bulan, bayi akan mencari sumber suara yang didengarnya dan menyukai mainan yang mengeluarkan suara.

Mendekati usia 6 bulan, bayi dapat berespons terhadap namanya sendiri dan mengenali emosi dalam nada bicara. Cooing berangsur menjadi Babbling, yakni mengoceh dengan suku kata tunggal, misalnya papapapapa, dadadadada, bababababa, mamamamama. Bayi juga mulai dapat mengatur nada bicaranya sesuai emosi yang dirasakannya, dengan ekspresi wajah yang sesuai.

Umur 6-12 bulan

Pada usia 6-9 bulan, bayi mulai mengerti nama-nama orang dan benda serta konsep-konsep dasar seperti ya, tidak, habis. Saat babbling, ia menggunakan intonasi atau nada bicara seperti bahasa ibunya. Ia pun dapat mengucapkan kata-kata sederhana seperti mama dan papa tanpa arti.

Pada usia 9-12 bulan, ia sudah dapat mengucapkan mama dan papa (atau istilah lain yang biasa digunakan untuk ibu dan ayah atau pengasuh utama lainnya) dengan arti. Ia menengok apabila namanya dipanggil dan mengerti beberapa perintah sederhana (misal lihat itu, ayo sini). Ia menggunakan isyarat untuk menyatakan keinginannya, misalnya menunjuk, merentangkan tangan ke atas untuk minta digendong, atau melambaikan tangan (dadah). Ia suka membeo, menirukan kata atau bunyi yang didengarnya. Pada usia 12 bulan bayi sudah mengerti sekitar 70 kata.

Umur 12-18 bulan

Pada usia ini, anak biasanya sudah dapat mengucapkan 3-6 kata dengan arti, dapat mengangguk atau menggelengkan kepala untuk menjawab pertanyaan, menunjuk anggota tubuh atau gambar yang disebutkan orang lain, dan mengikuti perintah satu langkah (Tolong ambilkan mainan itu). Kosakata anak bertambah dengan pesat; pada usia 15 bulan ia mungkin baru dapat mengucapkan 3-6 kata dengan arti, namun pada usia 18 bulan kosakatanya telah mencapai 5-50 kata. Pada akhir masa ini, anak sudah bisa menyatakan sebagian besar keinginannya dengan kata-kata.

Umur 18-24 bulan

Dalam kurun waktu ini anak mengalami ledakan bahasa. Hampir setiap hari ia memiliki kosakata baru. Ia dapat membuat kalimat yang terdiri atas dua kata (mama mandi, naik sepeda) dan dapat mengikuti perintah dua langkah. Pada fase ini anak akan senang mendengarkan cerita. Pada usia dua tahun, sekitar 50% bicaranya dapat dimengerti orang lain.

Perkembangan bahasa pada anak umur 2 tahun adalah bisa mengucapkan 1 kalimat minimal 2 kata

Umur 2-3 tahun

Setelah usia 2 tahun, hampir semua kata yang diucapkan anak telah dapat dimengerti oleh orang lain. Anak sudah biasa menggunakan kalimat 2-3 kata - mendekati usia 3 tahun bahkan 3 kata atau lebih - dan mulai menggunakan kalimat tanya. Ia dapat menyebutkan nama dan kegunaan benda-benda yang sering ditemui, sudah mengenal warna, dan senang bernyanyi atau bersajak (misalnya Pok Ami-Ami).

Umur 3-5 tahun

Anak pada usia ini tertarik mendengarkan cerita dan percakapan di sekitarnya. Ia dapat menyebutkan nama, umur, dan jenis kelaminnya, serta menggunakan kalimat-kalimat panjang (>4 kata) saat berbicara. Pada usia 4 tahun, bicaranya sepenuhnya dapat dimengerti oleh orang lain. Anak sudah dapat menceritakan dengan lancar dan cukup rinci tentang hal-hal yang dialaminya.

RED FLAG TERJADINYA SPEECH DELAY

Untuk membantu orang tua mengenali apakah anak mereka mengalami speech delay atau keterlambatan bicara, berikut adalah beberapa tanda atau "red flags" yang perlu diwaspadai:

1. Tidak Ada Tanda-Tanda "Cooing" atau "Babbling" pada Usia 6 Bulan

Pada bayi usia 4-6 bulan, biasanya mulai mengeluarkan suara seperti "ba-ba", "da-da", atau "ma-ma" yang dikenal sebagai "babbling". 

Jika bayi tidak menunjukkan tanda-tanda babbling atau cooing pada usia 6 bulan, ini bisa menjadi indikasi awal adanya masalah dalam perkembangan bicara.

Babbling atau mengoceh adalah tahap perkembangan bicara bayi yang ditandai dengan pengulangan konsonan dan vokal.

Babbling adalah salah satu tonggak penting dalam perkembangan bicara anak yang harus orang tua pahami

2. Tidak Mengucapkan Kata Pertama pada Usia 12-18 Bulan

Biasanya, pada usia sekitar 12 bulan, anak sudah bisa mengucapkan kata pertama yang mudah dipahami, seperti "mama" atau "dada". 

Jika anak belum mengucapkan kata-kata pertama pada usia 18 bulan, ini bisa menjadi tanda adanya keterlambatan bicara.

3. Vokabulari Terbatas di Usia 2 Tahun

Anak berusia 2 tahun biasanya memiliki sekitar 50 kata dalam kosakata mereka dan mulai menyusun dua kata menjadi kalimat sederhana seperti "mama minum" atau "papa main" atau "mama datang". 

Jika anak tidak memiliki kosakata yang cukup pada usia 2 tahun, itu bisa menjadi tanda peringatan.

4. Tidak Menggunakan Isyarat (Gestur) pada Usia 12-18 Bulan

Sebelum bisa berbicara, anak biasanya menggunakan gestur atau isyarat untuk berkomunikasi, seperti melambaikan tangan untuk mengatakan "selamat tinggal", menunjuk benda yang diinginkan, atau menggelengkan kepala untuk menolak sesuatu. 

Jika anak tidak menggunakan gestur pada usia 12-18 bulan, hati-hati, ini menjadi tanda awal speech delay.

5. Keterlambatan dalam Memahami Instruksi Sederhana

Pada usia 2 tahun, anak seharusnya sudah dapat memahami instruksi sederhana, seperti "ambil bola" atau "berdiri di sana". 

Jika anak kesulitan mengikuti perintah tersebut, ada kemungkinan terjadi keterlambatan dalam perkembangan bahasa yang memerlukan perhatian lebih lanjut.

Cegah speech delay dengan stimulasi yang tepat sesuai umur

6. Kehilangan Kemampuan Berbicara yang Sudah Dikuasai

Salah satu tanda yang lebih serius adalah ketika anak mulai kehilangan kata-kata atau keterampilan berbicara yang sebelumnya telah dikuasai. Kehilangan kemampuan ini dapat mengindikasikan gangguan perkembangan lebih lanjut, seperti autisme atau gangguan neurologis lainnya.

7. Kesulitan dalam Mengucapkan Suara dengan Jelas setelah Usia 3 Tahun

Meskipun anak pada usia 3 tahun masih bisa membuat beberapa kesalahan dalam pengucapan kata, mereka harus sudah bisa dipahami oleh orang dewasa. 

Jika pengucapan anak sulit dimengerti meskipun sudah berusia 3 tahun, ini bisa menjadi tanda speech delay.

8. Minimnya Interaksi Sosial dan Ketertarikan pada Komunikasi

Anak dengan keterlambatan bicara sering kali kurang tertarik berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang di sekitarnya. Mereka mungkin tampak lebih tertarik pada mainan atau aktivitas yang tidak melibatkan komunikasi. Hal ini perlu diperhatikan karena bisa menjadi indikasi gangguan perkembangan yang lebih luas.

9. Tidak Ada Kemajuan dalam Keterampilan Berbicara dari Waktu ke Waktu

Setiap anak berkembang dengan cara yang berbeda, tetapi jika anak tidak menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam berbicara atau memahami bahasa selama beberapa bulan, ini mungkin menunjukkan adanya masalah yang memerlukan evaluasi lebih lanjut.

10. Riwayat Masalah Pendengaran atau Infeksi Telinga yang Sering

Pendengaran yang baik sangat penting dalam perkembangan bicara. Jika anak sering mengalami infeksi telinga atau diketahui memiliki masalah pendengaran, ini bisa berdampak pada kemampuan berbicara mereka. Pemeriksaan pendengaran oleh dokter atau ahli THT sangat disarankan.

TIPS CEGAH SPEECH DELAY

Keterlambatan bicara bukanlah hal yang langka, tetapi dapat berdampak besar pada perkembangan sosial dan akademik anak di masa depan. Sebagai orang tua, mengenali tanda-tanda "red flags" sejak dini dan mengambil tindakan yang tepat sangat penting untuk mendukung perkembangan anak secara optimal. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga medis profesional agar anak mendapatkan bantuan yang sesuai.

Prinsip pencegahan speech delay adalah melakukan stimulasi bicara yang tepat sesuai umur, yang dilakukan oleh kedua orang tuanya dengan penuh cinta. Bisa juga melibatkan kakek, nenek, saudara ataupun ART, namun disarankan untuk hanya menggunakan satu bahasa.
Berikut adalah 8 tips agar buat hati Anda terhindar dari speech delay:

  1. Berbicara dengan Bayi Sejak Dini. Meskipun bayi belum bisa berbicara, mereka sudah mulai mendengarkan suara orang di sekitarnya. Oleh karena itu, berbicaralah dengan bayi Anda sejak dini, bahkan sejak mereka baru lahir. Sebutkan nama benda, aktivitas, atau suasana yang ada di sekitar mereka. Misalnya, saat Anda memberi makan bayi, katakan, "Ini susu hangat untuk kamu" atau "Sekarang kita mandi, ya."
  2. Berikan Respon pada Suara Bayi. Bayi sering mengeluarkan suara-suara seperti tangisan, gumaman, atau tawa. Tanggapi setiap suara tersebut dengan respons yang sesuai. Misalnya, jika bayi mengeluarkan gumaman, Anda bisa menjawab dengan mengulang kata-kata sederhana atau berbicara kepada mereka. Ini akan mengajarkan mereka bahwa suara yang mereka buat memiliki arti.
  3. Bacakan Buku Secara Rutin. Membacakan buku kepada bayi sejak dini sangat membantu perkembangan bicara mereka. Pilih buku dengan gambar yang menarik dan cerita yang sederhana. Meskipun bayi belum bisa memahami cerita sepenuhnya, mendengar suara Anda yang berbicara akan membantu mereka belajar mengenal suara dan kata-kata. Pilih buku dengan gambar besar dan warna cerah agar bayi tertarik.
  4. Gunakan Bahasa Sederhana dan Jelas. Gunakan kata-kata sederhana dan jelas dalam percakapan sehari-hari dengan bayi. Hindari penggunaan bahasa yang terlalu kompleks atau kalimat panjang. Dengan cara ini, bayi dapat lebih mudah memahami dan mengenali kata-kata tersebut.
  5. Lakukan Kontak Mata. Ketika berbicara dengan bayi, pastikan Anda melakukan kontak mata dengan mereka. Ini akan membantu bayi memperhatikan ekspresi wajah dan gerakan bibir Anda, yang penting dalam mempelajari cara berbicara.
  6. Berikan Waktu untuk Bayi Merespon. Setelah Anda berbicara atau bertanya kepada bayi, berikan waktu bagi mereka untuk merespon. Meskipun mereka belum bisa berbicara, mereka mungkin akan mengeluarkan suara atau ekspresi wajah yang menunjukkan perhatian mereka. Jangan terburu-buru melanjutkan percakapan tanpa memberi kesempatan pada bayi untuk merespon.
  7. Ajak Bayi Bermain Interaktif. Bermain dengan bayi adalah cara yang menyenangkan untuk melatih keterampilan berbicara mereka. Cobalah permainan sederhana seperti "ciluk ba" atau bermain dengan boneka dan mainan yang bisa mengeluarkan suara. Ini akan mengajarkan bayi mengenali kata-kata dan suara dalam konteks yang menyenangkan.
  8. Perhatikan Perkembangan Bayi. Setiap bayi berkembang dengan cara yang berbeda, dan beberapa mungkin berkembang lebih cepat daripada yang lain. Namun, jika Anda merasa ada tanda-tanda keterlambatan bicara, seperti bayi yang belum bisa mengucapkan kata pertama pada usia 12 bulan, atau tidak menunjukkan minat untuk berkomunikasi, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli perkembangan anak.

KESIMPULAN

  1. Speech Delay atau terlambat bicara adalah suatu kondisi dimana kemampuan anak mengemukakak perasaan atau keinginan pada orang lain menggunakan bahasa ekspresif, sehingga kemampuan anak bicara tidak sesuai dengan kelompok umurnya.
  2. Orang tua harus paham bagaimana milestone perkembangan bahasa dan bicara anak, yaitu tahapan-tahapan yang menunjukkan perkembangan kemampuan bicara dan bahasa anak.
  3. Prinsip penanganan kasus speech delay adalah semakin dini mendapatkan penanganan atau intervensi, hasilnya akan semakin mendekati keinginan orang tua.
  4. Prinsip deteksi dini penemuan kasus speech delay menjadi suatu hal yang sangat penting. Salah satu cara deteksi dini adalah dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap 10 red flags terjadinya speech delay
  5. Speech Delay bukanlah hal yang langka, tetapi dapat berdampak besar pada perkembangan sosial dan akademik anak di masa depan. Sebagai orang tua, mengenali tanda-tanda "red flags" sejak dini dan mengambil tindakan yang tepat sangat penting untuk mendukung perkembangan anak secara optimal. 
  6. Pencegahan speech delay bisa dilakukan dengan stimulasi bicara yang tepat sesuai umur.
DokterTaura
I am a pediatrician, writer dan blogger
Terbaru Lebih lama

Related Posts

19 komentar

  1. Jangan remehkan speech delay ya gais. Sebab hal tersebut menjadi tanda bahwa ada suatu masalah pada sang buah hati. kita sebagai orang tua dan calon orang tua hendaknya melakukan pencegahan supaya speech delay tidak terjadi pada mereka. Mari kita didik anak anak kita menjadi generasi cerdas sebab kita juga yang akan merasakan kecerdasan mereka terlebih mereka sendiri.

    BalasHapus
  2. Penjelasan yang disampaikan sangat komprehensif dan mudah dipahami. Artikel ini menekankan pentingnya deteksi dini terhadap keterlambatan bicara pada anak, mengingat intervensi yang dilakukan sebelum usia 2 tahun atau dalam periode 1000 hari pertama kehidupan (HPK) dapat memberikan hasil yang lebih optimal. Selain itu, artikel ini juga menguraikan tahapan perkembangan bahasa dan bicara (milestone) pada anak sejak lahir hingga usia 5 tahun, yang membantu orang tua memahami perkembangan normal dan mengenali tanda-tanda peringatan (red flag) yang perlu diwaspadai. Secara keseluruhan, artikel ini sumber informasi yang sangat bermanfaat bagi orang tua dalam memantau dan mendukung perkembangan bahasa dan bicara anak mereka.

    BalasHapus
  3. Speech delay atau gangguan perkembangan dalam aspek berbicara pada anak anak dapat mengganggu kemampuan dalam mereka bersosial di masa depannya. tidak dipungkiri setiap hari kita akan berkomunikasi untuk mengutarakan emosi, fikiran, dan urgensi lainnya. 1000 HPK pada bayi harus diawasi dengan maksimal supaya deteksi dini terkait red flags speech delay dapat diketahui. bapak ibu jangan malaas malas ajak anaknya bercengkerama yaa

    BalasHapus
  4. Speech delay memang silent ya dok. Lengah dikit, pas ketemu anak tetangga seumuran, baru nyadar kalau anak kita telat bicara. Makanya sebagai ortu, harus terus melek terhadap perkembangan anak kita. Makasih dok...

    BalasHapus
  5. Terima kasih dokter atas penjelasannya terkait speech delay ini yang sangat informatif dan penting khususnya bagi orang tua yang ingin memahami perkembangan bahasa anak. Dengan pemaparan yang sistematis, artikel ini tidak hanya menjelaskan milestone perkembangan bicara, tetapi juga tanda-tanda bahaya (red flags) yang harus diwaspadai serta tips pencegahan speech delay yang praktis dan mudah diterapkan.

    BalasHapus
  6. Orangtua berarti harus peka ya terhadap speech delay ini, dengan memantau perkembangan si kecil dari usia dini. Pengetahuan ini boleh banget buat calon orangtua juga tahu ya. Siapa tahu aja dia punya ponakan yang baru lahir, sehingga bisa turut memantau perkembangannya

    BalasHapus
  7. Speech delay adalah kondisi di mana kemampuan anak dalam berbicara tidak sesuai dengan usianya. Orang tua perlu memahami tahapan perkembangan bahasa anak (milestone) untuk mendeteksi keterlambatan bicara sejak dini. Penanganan yang lebih cepat akan memberikan hasil yang lebih baik. Deteksi dini dapat dilakukan dengan mengenali 10 tanda peringatan (red flags) speech delay. Kondisi ini umum terjadi, tetapi dapat memengaruhi perkembangan sosial dan akademik anak jika tidak ditangani. Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan stimulasi bicara yang sesuai dengan usia anak.

    BalasHapus
  8. Jadi ingat, sepupu pernah speech delay ketika kecil. Malah dikepret pakai daun sirih sama ibunya. Saya yang gregetan lihatnya hehehe. Tapi, akhirnya tau juga kalau itu speech delay dan bisa segera ditangani.

    BalasHapus
  9. Halo dr Taura, artikelnya informatif dan daging banget. Ortu, hayoooo lebih aware ya, khususnya saat fase babbling. Ternyata ini beneran penting banget.

    BalasHapus
  10. Artikel dari dokter sangat membantu apalagi buat saya orangtua baru. Jadi lebih teredukasi mengenai speech delay. Apalagi jaman sekarang banyak anak speech delay. Dikeluarga saya sendiri ada 2 anak balita speech delay gara-gara gadget. Terima kasih banyak dokter untuk edukasinya.

    BalasHapus
  11. Jadi inget kasus anak saya nomor 3
    Diantara ke -4 anak saya, dia paling anteng. Gak banyak ngoceh tapi banyak gerak
    Eh sekalinya ngomong panjang banget
    Malem-malem bangunin saya: Mah, ... (nama anak) muntah mah
    Aduh bahagianya saya, malam-malam bersihin muntah sambil tersenyum lega

    BalasHapus
  12. Terimakasih dokter untuk penjelasan mengenai red flag untuk anak serta solusi untuk pencegahan nya. Sangat membantu untuk orang tua yang baru memiliki anak.

    Semoga sehat selalu dokter

    BalasHapus
  13. Kirain red flagnya berkaitan dengan istilah kekinian untuk ukuran daya juang seseorang, ternyata emang ada istilah red flag berkaitan dengan speech delay.

    Dan ternyata nggak perlu ke dokter anak ya, untuk deteksi dini speech delay, orang tua dan keluarga yang sering berinteraksi dengan balita jyga bisa mengamati

    BalasHapus
  14. Wow, membacakan buku ternyata pengaruhnya besar juga ya. Jadi inget dulu sering banget didongengin sama mama hampir tiap malam.

    BalasHapus
  15. Mungkin karena aku belum punya anak kali ya. Jadi, memahami milestone perkembangan bahasa bayi sesuai usianya agak sedikit rumit.

    Ternyata menjadi ibu (apalagi ibu baru) tuh rumit. Harus peka sama perkembangan bayi. Biar lebih cepat ngeh saat ada kendala sama perkembangan anak kita. Khususnya terkait sama speech delay.

    BalasHapus
  16. Pernah banget dok.. mengalami masa-masa Speech Delay ini.
    Tapi seingat saya, anak-anak melewati masa-masa seperti yang dokter bilang. Hanya mungkin kurang aktif karena anak-anak lebih ke gerak yaa..

    ALhamdulillah, waktu itu dibantu terapi sama mertua, karena beliau pernah mengalami 2x masa Speech Delay jaman anak-anak beliau, sehingga terapi yang digunakan tepat.
    Bersyukur banget atas ijin Allah anak-anak kini bisa berbicara dengan lancar.

    BalasHapus
  17. Terimakasih Share nya Dokter, Saya Jadi Lebih Tau Mengenai Speech delay,Jadi Harus Lebih Memperhatikan Perkembangan Anak Yang Lebih Detail

    BalasHapus
  18. Orangtua emang harus peka mengenai kondisi speech delay ini. Karena anak sepupu juga mengalami hal yang sama. Lingkungan luar juga pengaruh ya dok. Karena dia sering nonton shaun the sheep yg film kartun gak bicara.

    BalasHapus
  19. Saya sangat tertarik dengan artikel ini dokter , pengalaman pribadi saya saat anak pertama dalam masa pertumbuhan kala itu . Alhamdulliah sampai skrang tumbuh kembang nya berjalan dengan normal dan baik di tambah lagi kesempatan saya untuk tahu lebih dalam mengenai spech delay. Sangat bermanfaat akhir nya bisa mendapat kan informasi penting ini . Sukses selalu ya dok .

    BalasHapus

Posting Komentar